Optimalisasi Penyusunan dan Pembahasan Hasil Penelitian

OPTIMALISASI PENYUSUNAN HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 

 

Permisi

alah satu hal yang paling krusial dalam penyusunan laporan penelitian yaitu pennyusunan “Penyusunan Hasil Penelitian dan Pembasan”. Dalam menulis pemhasan hasil peneletian atau Diskusi Seringkali bagian hasil disajikan beserta analisis tetapi tidak ada diskusi yang terlihat. Jadi apa yang termasuk dalam diskusi? Inilah yang harus ada di bagian diskusi. Hal ini menjadi permasalahan dikalangan para peneliti, ksunya dalam penelitian skripsi, Tesis, Disertasi. Padahal Pembahasan hasil penelitian adalah sub-bab yang paling orisinal dalam laporan penelitian, termasuk skripsi, Tesis, Disertasi.Pada sub-bab ini, Peneliti wajib mengulas hasil penelitian yang diperolehnya secara panjang lebar dengan menggunakan pandangan orisinalnya dalam kerangka teori dan kajian empirik yang terdahulu. Pembahasan adalah pemberian makna dan alasan mengapa data yang diperoleh sedemikian rupa dan harus dikemukakan uraian bahasan baik dari peneliti yang bersangkutan, yang dapat  diperkuat, berlawanan  atau sesuai dengan hasil penelitian orang lain.

Pembahasan hasil penelitian merupakan bagian skripsi yang sangat penting. Di sisi lain, Evans & Gruba (2002:104), mengemukakan bahwa bagian pembahasan hasil penelitian merupakan bagian yang membuat mahasiswa paling khawatir. Alasannya adalah bahwa dalam menulis bagian ini, tension atau ketegangan antara bagian rasional dan bagian kreatif otak akan sangat jelas, karena harus membandingkan hasil penelitian dengan apa yang diduga berdasarkan teori yang ada untuk melihat ide atau pemikiran apa yang akan muncul.

Penelitian yang telah dilakukan tentunya akan membuahkan data yang nantinya akan peneliti  olah dan peneliti  analisis sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang akan menjawab rumusan permasalahan yang telah peneliti  susun. Hasil dan pembahasan bisa dikatakan menjadi bagian terpenting dalam tulisan peneliti , karena pada bagian hasil peneliti  menyajikan hasil kerja (penelitian) peneliti  dan pada bagian pembahasan peneliti  harus menjelaskan hasil penelitian peneliti

Bagian pembahasan seringkali disebut dengan bagin diskusi, karena memang pada bagian ini peneliti  mendiskusikan atau merefleksikan hasil penelitian peneliti  terhadap penelitian yang sudah ada sebelumnya maupun dengan landasan teori yang peneliti  gunakan. Pada arti makalah atau tulisan ilmiah lain yang menggunakan struktur sederhana (hanya Bab I, II, dan III), bagian hasil dan pembahasan dimasukkan dalam Bab IV.

Dalam tulisan ilmiah, bagian hasil dan pembahasan dapat menjadi bagian yang paling menarik sekaligus paling menantang untuk ditulis. Ada kalanya bagian hasil dan pembahasan melebur menjadi satu tapi ada pula yang memisahkan keduanya, tergantung pedoman penulisan yang peneliti  gunakan. Menulis hasil dan pembahasan sebagai bagian terpisah memungkinkan peneliti  untuk fokus terlebih dahulu pada hasil apa yang peneliti  peroleh dan menetapkan dengan jelas apa yang terjadi dalam penelitian tanpa khawatir tentang implikasinya. Ini dapat memfokuskan pikiran peneliti  pada apa yang sebenarnya ditunjukkan hasil dan membantu peneliti  menyortirnya hasil tersebut dalam pikiran peneliti . Namun, banyak orang merasa lebih mudah untuk menggabungkan hasil dengan implikasinya karena keduanya terkait erat.

Tulisan ini menyajikan informasi tentang; Bagaimana cara penyusunan hasil penelitian dan pembahasan yang baik dan benar? Bagaimana cara pembuatan kesimpulan, saran, daftar pustaka, lampiran, dan riwayat hidup yang baik dan benar?  Tujuan Penulisan ini, didesain untuk mengetahui cara membuat hasil penelitian dan pembahasan yang baik dan benar. Seiring dengan adanya kebutuhan mendesak bagi mahasiswa bimbingan Tesis.  Tulisan ini diharapkan dapat berkontribusi pada khasanah pengembagan  manajemen penelitian. Unik dan menarik blum banyak di bahas dan disajikan oleh kalangan akademisi  khusunya di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Pembahasan

A.  Kaidah Penulisan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1.    Apa itu Hasil Penelitian dan Pembahasan?

Hasil penelitian dan pembahasan memuat hasil analisis merupakan jawaban dari pertanyaanan pertan+aan penelitian. Pembahasan hendaknya menekankan padahubungan antara interpretasi hasil dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini, tidak ada ketentuan maksimal  halaman.

Bagian pembahasan hasil penelitian secara esensial merupakan sintesis penelitian melalui penilaian professional dari peneliti. Síntesis mengintegrasikan masalah penelitian dan tinjauan pustaka dengan hasil penelitian. Penilaian professional dicerminkan dalam hakikat sintesis dan implikasi yang disarankan dalam bentuk simpulan dan rekomendasi (Sutama, 2006: 64). Lebih lanjut ditegaskan oleh Suandi (2007) pembahasan merupakan bagian terpenting dari penelitian. Pada umumnya, kualitas suatu penelitian dapat dilihat dari bagian pembahasannya. Melalui bagian ini akan tampak sejauh mana penguasaan peneliti terhadap masalah yang ditelitinya dan cakrawala pengetahuannya. Demikian kompleksnya permasalahan pembahasan hasil penelitian, untuk itu diperlukan pedoman konsep tentang pembahasan suatu hasil penelitian.

Hasil penelitian memuat data hasil penelitian yang relevan dengan tujuan tugas akhir. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil wawancara dan survei yang dilakukan langsung di lapangan dan studi pustaka yang penulis lakukan secara bertahap dan berkelanjutan untuk mendapatkan data yang sesuai dan benar-benar relevan. Hal ini diperlukan pemaparan hasil penelitian dan pembahasann dapat disusun dalam sub bab-sub bab yang terpisah dengan cara penulisan sebagai berikut: (1) Hasil penelitian dan pembahasannya harus diuraikan secara kronologis dan sistimatis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. Sistimatika pembahasan ini akan lebih tampak jelas luas cakupan, batasan, dan benang merahnya apabila disajikan dalam sub judul tersendiri. Setiap aspek pembahasan hendaknya dimulai dari hasil analisis data, kemudian diinterpretasikan dan selanjutnya diikuti oleh penarikan kesimpulan. Dalam penarikan kesimpulan sebaiknya dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya atau landasan teoritis yang relevan. (2) Subbagian ini dapat disajikan dengan dua cara sesuai dengan jenis penelitian, yaitu cara penyajian hasil penelitian dan pembahasan untuk penelitian kuantitatif atau kualitatif. Untuk penelitian kuantitatif, hasil penelitian dan pembahasannya dapat dipisahkan menjadi sub judul tersendiri, sedangkan untuk penelitian kualitatif hasil penelitian dan pembahasannya dapat disajikan menjadi satu sub judul. (3) Bagian pembahasan merupakan hal yang paling penting dari keseluruhan isi penelitian.

2. Apa Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan adalah menyajikan interpretasi terhadap temuan, simpulan, dan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya (Sutama, 2006:63). Penulis menggunakan bagian pembahasan untuk menjelaskan makna temuan dan menyampaikan kemungkinan implikasinya. Pembahasan lebih dari sekadar ringkasan penelitian. Dengan kalimat laian pembahasan bukanlah sekadar ringkasan hasil penelitian. Dwiloka dan Riana (2005) dalam (Wendra,dkk. 2014:413), juga menegaskan, tujuan pembahasan adalah (1) menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai, (2) menapsirkan temuan penelitian, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru, dan (5) menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan penelitian.

3.  Kriteria Pembahasan Hasil Penelitian

Bagian Pembahasan yang baik berisi unsur-unsur berikut (Hartono, 2002 :116, Paltridge and Starfield, 2007:147)., anta laian: 1) Tinjauan tentang hasil-hasil penelitian yang penting, 2) Pertimbangan mengenai hasil-hasil penelitian ditinjau dari studi-studi penelitian yang ada, 3) Implikasi-implikasi mengenai studi tentang teori baru-baru ini (kecuali dalam studi-studi terapan yang murni), 4) Pengamatan yang cermat tentang hasil-hasil penelitian yang tidak berhasil mendukung atau hanya sebagai mendukung hipotesis-hipotesis anda), 5) Keterbatasan-keterbatasan penelitian yang mungkin mempengaruhi validitas atau penggenneralisasian hasil-hasil penelitian, 6) Saran-saran untuk penelitian lebih lanjut; dan 7) Implikasiimplikasi penelitian bagi bidang professional atau bidang-bidang terapan(boleh ada boleh tidak).

4.  Kegiatan Penyusunan Hasil penelitana dan Pembahasan

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian pada bab Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi tiga hal antara lain sebagai berikut:

a. Deskripsi Data Penelitian

Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. Mendeskripsikan informasi dari responden ini ada dua macam. Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden.

Jika data tersebut dalam bentuk kuantitatif atau ditransfer dalam angka maka cara mendeskripsi data dapat dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif. Tujuan dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan teknik statistika adalah untuk meringkas data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.

Analisis data yang paling sederhana dan sering digunakan oleh peneliti atau pengembang adalah menganalisis data yang ada dengan menggunakan prinsip-prinsip deskriptif. Dengan menganalisis secara deskriptif ini mereka dapat mempresentasikan secara ringkas, sederhana, dan lebih mudah dimengerti. Yang termasuk analisis deskriptif pada umumnya termasuk mengukur tendensi sentral, mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur perbandingan dan mengukur posisi suatu skor. Fungsi deskripsi data adalah untuk mengadministrasi dan menampilkan ringkasan yang ada sehingga memudahkan pembaca lain mengerti substansi dan makna dari tampilan data tersebut.

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. (dalam penelitian kuantitatif). Pada bab ini tercapailah klimak pembahasan, sehingga dalam tahap ini penulis harus bisa memaparkan dengan jelas apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Sehingga hasil uji hipotesis pada analisis statistika, biasanya akan selalu jatuh pada dua kemungkinan diatas.

Suatu uji hipotesis dikatakan menolak, jika dari uji statistika yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang diajukan oleh si peneliti ditolak pada derajat signifikan tertentu. Hasil uji statistika ini dengan kata lain dapat diartikan bahwa adanya perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan oleh suatu kebetulan atau ”by accident”, tetapi memang didukung dengan data yang ada di lapangan. Interpretasi uji hipotesis dapat pula diartikan dengan melihat sisi lain yang diajukan oleh peneliti, yaitu hipotesisi pendamping. Hasil testing statistika menunjukkan bahwa hipotesis riset yang telah ada didukung atau diterima sebagai hal yang benar.

Suatu hipotesis nihil dikatakan diterima, jika hipotesis nihil yang diturunkan dari hasil kesimpulan kajian teoritis tidak ditolak atau diterima. Jika ternyata tes statistika menerima hipotesis nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses hasil kajian pustaka, hanyalah disebabkan oleh suatu kebetulan saja atau oleh adanya kesalahan yang tidak disengaja waktu mengambil data di lapangan.

Atau dari hasil uji testing hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa, hipotesis riset yang telah diajukan oleh si peneliti sebagai hipotesis pendamping, ditolak atau tidak didukung oleh informasi yang ada. Ada satu pertanyaan yang sering muncul dalam menentukan ditolak atau diterimannya hipotesisi nihil yang diajukan oleh peneliti muda. Pernyataan praktis tersebut adalah haruskah seorang peneliti mengulang kembali uji tesnya, jika hipotesis nihil yang diajukan diterima ?. atau tidak sesuai dengan apa yang digambarkan dalam kerangka berpikir. Jawabanya tegas, dalam hal ini bahwa para peneliti tidak diharuskan kembali ke lapangan untuk mencari data kembali, dan mereka tidak dianggap gagal dalam melaksanakan penelitian. Para peneliti dalam hal ini, langsung dapat mengambi kesimpulan atau atau menginterprestasi hasil analisis, berdasarkan kepada hasil uji testing yang telah dilakukan.

Yang perlu diperhatikan di sini adalah proses uji testing tidak sama dengan proses membuktikan dalam ilmu matematika. Testing hipotesis tidak sama dengan membuktikan. Dalam membuktikan rumus atau soal yang diajukan dalam matematika, seorang siswa harus mengulang kembali, jika mereka belum bisa membuktikan formula yang diajukan. Sedangkan dalam uji hipotesis, peneliti langsung dapat memasukkan pada dua kemungkinan yang ada yaitu diterima atau diterima. (Supardi, 2005)

Ada dua kemungkian kesalahan dalam mengambil keputusan terhadap hipotesis yang diuji yaitu kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II. Pengambilan keputusan dikatakan kesalahan tipe I, jika seorang peneliti menolak hipotesis nihil yang dalam kenyataannya benar. Pengambilan keputusan dikatakan termasuk dalam kesalahan tipe II, jika peneliti ternyata tidak menolak hipotesis nihil yang kenyataannya adalah keliru.

c. Interpretasi Dan Pembahasan Hasil Penelitian

Langkah selanjutnya dari hasil penelitian dan pembahasan adalah menginterpretasikan dan pembahasan hasil penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Pemaparan hasil penelitian pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan penelitian atau menjawab tujuan penelitian.
  • Penyajian paparan hasil seharusnya berurutan sejalan dengan urutan pertanyaan penelitian/ tujuan penelitian.
  • Paparan data hasil penelitian pada siklus yang dilakukan
  • Paparan hasil pengamatan termasuk kemajuan yang dicapai
  • Paparan hasil refleksi termasuk berbagai perbaikan yang dilakukan (Achmad, 2006).

Berbagai perubahan yang terjadi perlu dicatat sebagai laporan penelitian adalah: (a) Siswa: hasil belajar (harian, tengah semester, semesteran), motivasi terhadap proses belajar mengajar, aktivitas, catatan portofolio, perubahan sikap. (b) Guru: peningkatan pengetahuan, pengelolan kelas, peningkatan ketrampilan hasil belajar. Pembahasan pada dasarnya menjawab secara singkat tujuan penelitian. (a) Paparan table antar siklus, (b) Temuan penelitian hendaknya didiskusikan dengan berbagai kajian teori yang telah dipaparkan didalam bab II kajian pustaka. (Sukardi, 2006).

B. Menyajikan Hasil Penelitian

Bagian ini merupakan tahap reduksi data, yaitu proses memfokuskan dan mengabstraksikan data menjadi informasi yang bermakna. Selajunya Suryana (2010: 38), menjelaskan lingkup hasil penelitian, meliputi:

1.   Tinjauan Umum Objek penelitian

Dalam bagian ini dikemukakan gambaran menyeluruh tentang objek yang diteliti termasuk potensi dan aspekaspek yang dapat mengakses terhadap pemecahan masalah yang akan dikaji. Bila yang dikaji maslah-maslah manajemen, maka yang ada kaitannya dengan maanajemen saja, dan yang bisa dikendalikan oleh ilmu manajemen saja. Misal, input manajemen seperti sumberdaya manusia, budaya kerja, sumberdaya alam, sarana prasarana, teknologi,informasi, financial dapat dikendalikan. Sedangkan yang tidak dapat dikendalikan seperti sejarah singkat, letak geografis dan iklim tidak dapat dikendalikan oleh ilmu manajemen (disebut faktor given).

2. Deskripsi Variabel yang Diteliti

Uraikan deskripsi objek/gambaran setiap variabel yang diteliti, dan sajikan data dalam bentuk tabel, matrik, diagram atau bentuk lain dan bunyikan data tersebut dalam bentuk naratif. Untuk membuat table dan grafik, serta banyaknya table yang diperlukan peneliti harus melihat variable, dimensi, dan indicator dalam operasionalisasi variable yang diteliti.

3.  Hasil Uji Hipotesis

Ungkapkan hasil uji hipotesis secara statistik, misalnya dengan mengemukakan hasil uji–t atau hasil uji lainnya. Penyajian hasil uji statistik bisa dalam bentuk model matematik, tabel, bagan, grafis atau diagram. Kemudian buat kesimpulan-kesimpulan statistiknya atau kesimpulan hasil pengujian hipotesis statistik.(belakuk dalam penelitian Kuantitatif).

Intinya Hasil penelitian adalah bagian dari tulisan ilmiah di mana segala sesuatu dibangun. Pendahuluan menjelaskan mengapa hasil perlu diperoleh, metode menjelaskan bagaimana hasil diperoleh dan diskusi menjelaskan hasil. Bagian hasil hanyalah presentasi data. Hasilnya perlu disajikan secara cukup rinci agar seseorang yang tidak terbiasa dengan makalah ilmiah dapat memahaminya. Semua hasil harus dijelaskan dalam teks bagian hasil serta disajikan dalam angka atau tabel. Setiap hasil hanya disajikan satu kali. Jangan tampilkan data yang sama dalam dua bentuk (misalnya data disajikan dalam bentuk tabel atau gambar saja bukan keduanya). Teks bagian hasil harus memperkenalkan setiap tabel atau gambar dan memberikan ringkasan poin utama dari masing-masing.

Deskripsi Hadil Penelitian, Bagian Hasil harus menetapkan hasil penelitian utama, termasuk analisis statistik apa pun dan apakah hasil ini signifikan atau tidak. Peneliti  harus meliput setiap literatur yang mendukung interpretasi peneliti  tentang signifikansi. Jika peneliti  tidak yakin apakah akan memasukkan hasil tertentu, kembali ke pertanyaan penelitian dan putuskan apakah hasilnya relevan dengan hal itu. Tidak masalah apakah hasil mendukung atau tidak, ini tentang relevansi. Jika relevan, maka harus peneliti  memasukkan.

Setelah memutuskan apa yang akan dimasukkan, selanjutnya memutuskan apa yang harus digunakan. Peneliti  dapat memilih kronologis, yang harus mengikuti metode, atau dalam urutan dari yang paling penting hingga paling tidak penting dalam menjawab pertanyaan penelitian peneliti , atau dengan pertanyaan dan/atau hipotesis penelitian. Peneliti  juga perlu mempertimbangkan cara terbaik untuk menyajikan hasil Anda: tabel, angka, grafik, atau teks.

Dalam bab ini dilaporkan hasil-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butir-butir tujuan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian (pada pelelitian kuantitatif). Penyajian hasil penelitian diikuti oleh pembahasan. Dalam pembahasan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti, yakni sikap bersedia dan terbuka untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil penelitiannya jika hal itu memang terjadi. Sebaliknya juga peneliti bersikap tidak segan-segan mengemukakan hasil-hasil penelitiannya itu secara apa adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah dan tata krama pergaulan.

4.  Interpretasi data Hasil penelitian

Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak dari persiapan hingga penelitian berakhir. Pakar lain menyebutnya dengan interpretasi data. Dikatakan ringkas dan terpadu oleh karena penulisan rangkuman ini tidak harus secara berurutan dari awal hingga akhir, akan tetapi semua komponennya telah dipadukan menjadi satu kesatuan yang utuh dan dituangkan ke dalam satu uraian yang padat. Pakar lain menyebutnya intrepretasi data. Oleh sebab itu, rumusan-rumusannya tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan rumusan-rumusannya tidak perlu sama. Namun yang dibutuhkan adalah konsistensi dengan pertanyaan penelitian.

Terkait dengan interpretasi hasil penelitian dalam bagian pembahasan, Sutama (2006:64-69) mengemukakan bahwa begitu hasil penelitian disajikan, selanjutnya perlu dilakukan analisis dan interpretasi. Analisis ini merupakan spekulasi rasional untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut. Mengapa hasil penelitian seperti itu? Apa yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian? Adakah keterbatasan yang perlu mendapat perhatian? Seberapa jauh hipotesis mendapat dukungan? Apa makna dari temuan penelitian itu? Bagaimana kaitan hasil penelitian dengan temuan penelitian sebelumnya? Semua pertanyaan tersebut dapat digunakan sebagai pemandu dalam membahas dan menginterpretasikan hasil penelitian. Interpretasi terhadap hasil penelitian mungkin berkaitan dengan masalah dan/atau hipotesis penelitian, metode penelitian, dan penelitian sejenis sebelumnya.

Lebih lanjut dipaparkan oleh sutama (2006) interpretasi dapat dilakukan terhadap hal-hal yang terkait seperti: (1) Interpretasi yang berkaitan dengan masalah dan/atau hipotesis, (2) Interpretasi yang berkaitan dengan metodologi, (3) Interpretasi yang berkaitan dengan pemilihan subjek, (4) Interpretasi yang berkaitan dengan pengukuran variable, (5) Interpretasi yang berkaitan dengan perlakukan dalam eksperimen, (6) Interpretasi yang didasarkan pada prosedur statistic, dan (7) Interpretasi yang berkaitan dengan penelitian sebelumnya.

C.  Menyajikan Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam bagian pembahasan ini berisi: (1) Pembahsan hasil penelitian baik secara teoritis maupun empiris, yang kemudian disintesiskan dengan hasil penelitian terdahulu untuk mencari konvergensi dan divergensinya. Apakah hasil penelitian tersebut menyokong keberlakuan suatu teori, memodifikasi, atau bahkan menggugurkan teori. Dalam bagian ini merupakan proses berpikir sintesis antara deduksi dan induksi. (2) Kemukakan Temuan-temuan penelitian, termasuk fenomena baru yang mungkin muncul selama penelitian, bila ada. (Suryana, 2010: 39).

Pada pembahasan atau diskusi peneliti  harus menjelaskan hasil penelitian peneliti, bagaimana mereka berhubungan dengan literatur dan implikasinya untuk digunakan di masa depan. Pembahasan yang baik akan menjelaskan mengapa hasil penelitian dan keseluruhan makalah penting. Peneliti  akan menunjukkan bahwa hasil peneliti  dapat menambah pengetahuan baru ke bidang studi peneliti . Dalam pembahasan peneliti  harus merujuk pada literatur ketika menjelaskan dan mendiskusikan hasil. Ini harus terkait dengan interpretasi hasil dan tidak menyatakan kembali apa yang dikatakan dalam pengantar ketika peneliti  meninjau literatur yang relevan.

Pembahasan hasil penelitian adalah sub-bab yang paling orisinal dalam laporan penelitian, termasuk skripsi, Tesis, Disertasi.Pada sub-bab ini, Peneliti wajib mengulas hasil penelitian yang diperolehnya secara panjang lebar dengan menggunakan pandangan orisinalnya dalam kerangka teori dan kajian empirik yang terdahulu. Hasil pengujian (analisis) dalam suatu penelitian yang tidak dibahas menunjukkan bahwa si periset tidak mempunyai konteks ceritera dari hasil penelitiannya itu. Dalam kerangka metode ilmiah, menurut Jogiyanto (2004:196), ada tiga aspek yang mungkin digunakan untuk menyusun dan mengembangan pembahasan ini, yaitu aspek kajian teoretis, aspek kajian empiris, dan aspek implikasi hasil. Dengan penjelasan, sebagai berikut:

1.  Aspek Kajian Teoretis

Salah satu tujuan untuk meneliti adalah untuk memverifikasi teori. Artinya, Peneliti ingin membuktikan apakah suatu teori tertentu berlaku atau dapat diamati pada obyek penelitian tertentu. Pada penelitian seperti ini, hipotesis penelitian perlu diformulasi dan diuji. Ada dua kemungkinan hasil pengujian hipotesis yang bisa diperoleh Peneliti, yakni (a) hipotesis penelitian (atau teori yang diverifikasi) terbukti atau; (b) hipotesis penelitian tidak terbukti. (dalam penelitian kuantitatif).

Apapun hasil yang diperoleh, Peneliti harus memberikan diskusi (pembahasan) terhadap hasil tersebut dalam konteks teori yang mendasari penelitiannya. Kompleksitas dari diskusi pada aspek ini bergantung pada hasil penelitian.Jika kemungkinan pertama hasil penelitian diperoleh, konteks diskusi dapat dilakukan secara lebih mudah. Peneliti dapat merujuk kembali teori-teori yang telah disajikan pada kajian teoretis yang telah dituangkan pada bab tentang kajian pustaka. Dengan kata lain, teori-teori yang relevan dan dapat dijadikan argumentasi untuk mendukung hasil yang diperoleh dapat dikemukakan sebagai bahan diskusi.

Jika kemungkinan kedua dari hasil penelitian diperoleh, diskusi (pembahasan) menjadi lebih kompleks.Peneliti tidak bisa mendasarkan diskusi tersebut pada teori yang mendukung.Ia harus mendiskusikan atau berargumentasi tentang mengapa hasil penelitiannya tidak dapat membuktikan teori tertentu. Argumentasi ini bisa saja diarahkan pada asumsi yang mendasari berlakunya suatu teori.Misalnya, seorang peneliti menemukan bahwa tidak ada keterkaitan terbalik (negatif) antara harga barang dan permintaan barang tersebut (padahal, teorinya mengatakan ada keterkaitan terbalik ini). Peneliti bisa mencermati asumsi apa yang mendasari teori tersebut yang tidak terdapat pada obyek penelitian. Salah satu asumsi, sebagai contoh, bahwa preferensi (selera) konsumen tidak berubah ternyata tidak berlaku dalam obyek penelitian dapat dijadikan sebagai argumentasi. Untuk menguatkan argumentasi semacam ini, tentunya, Peneliti membutuhkan dukungan data atau informasi.

2.   Aspek Kajian Empiris

Pembahasan hasil penelitian perlu juga dilakukan dengan cara merujuk pada kajian empiris yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Jika hasil penelitian konsisten dengan teori yang ada (atau hipotesis penelitian terbukti), pembahasan dapat diarahkan untuk memberikan rujukan penelitian terdahulu yang sesuai dengan hasil penelitian. Pada konteks ini, Peneliti dapat merecall hasil kajian empirik yang telah terkompilasi pada Bab 2 (tentang kajian pustaka).Biasanya, Peneliti menekankan bahwa hasil penelitiannya telah sesuai (atau mendukung) hasil-hasil penelitian terdahulu.

Dalam konteks dimana hasil penelitian tidak konsisten dengan teori (atau hipotesis tidak terbukti), diskusi pada bagian ini dapat diarahkan untuk menemukan kajian empirik yang bisa menjadi argumentasi yang mendukung hasil penelitian tersebut. Misalnya, seorang peneliti mengkaji suatu struktur pasar dari suatu industri. Berdasarkan teori, Ia mempunyai hipotesis penelitian bahwa struktur pasar industri tersebut adalah persaingan sempurna karena dalam industri tersebut banyak penjual dan pembeli. Namun, hasil penelitiannya menemukan bahwa struktur pasar industri tersebut bukan persaingan sempurna melainkan struktur pasar persaingan monopolistik.

Untuk mendiskusikan hal ini, Peneliti tersebut harus (bahkan wajib) mencari kajian empirik yang mendukung hal tersebut untuk dijadikan sebagai bahan diskusi. Dengan kata lain, Ia harus menemukan: (1) kajian empirik yang menyatakan bahwa meskipun ada banyak penjual dan pembeli dalam suatu industri, belum tentu industri itu dikatakan sebagai industri yang berstruktur pasar persaingan sempurna dan (2)kajian empirik yang menyatakan bahwa struktur pasar ditentukan tidak saja oleh banyaknya penjual dan pembeli tetapi juga oleh tingkat konsentrasi dari penjual dan pembeli. Dalam konteks dimana hasil penelitian tidak konsisten dengan teori, Peneliti harus bekerja keras untuk menemukan kajian empirik yang sesuai.Ia tidak bisa merecall kajian empirik yang telah terkompilasi dalam Bab 2. Ia harus mencari rujukan baru. Dewasa ini, upaya pencarian ini dapat dilakukan dengan mudah mengingat teknologi internet bisa sangat membantu untuk menemukan referensi atau rujukan baru tersebut.

3. Aspek Implikasi Hasil

Hasil penelitian, baik yang mampu membuktikan hipotesis maupun yang tidak, pada dasarnya mempunyai implikasi (dampak/konsekuensi) bagi obyek penelitian. Peneliti harus mendiskusikan hasil penelitian ini dalam konteks implikasi tersebut. Dalam hal ini, Peneliti harus menginterpretasikan hasil penelitian dalam konteks implikasi atau konsekuensi praktikal dari hasil penelitian bagi obyek penelitian. Alasan yang mendukung mengapa aspek implikasi ini perlu dikemukakan adalah bahwa penelitian dilakukan berdasarkan suatu basis data historis (yang sudah terjadi). Dengan demikian, jika Peneliti tidak mendiskusikan implikasi dari hasil penelitiannya maka ia hanya berhenti pada konteks cerita historis (yang sudah terjadi). Pembahasan mengenai implikasi hasil penelitian akan membawa konteks penelitian ke arah masa depan, bukan pada masa lalu (historis).

Untuk dapat mendiskusikan hasil penelitian dari sudut pandang implikasi praktikal ini, Peneliti dapat menggali apa saja yang bisa dipelajari/dilakukan oleh stakeholders penelitian dalam kaitannya dengan hasil penelitian. Stakeholders penelitian adalah pihak-pihak yang mungkin mendapatkan manfaat dari penelitian. Tentunya, stakeholders utama adalah obyek yang diteliti. Fokus utama peneliti sebaiknya diarahkan pada pemaknaan (interpretasi) hasil penelitian yang bersifat praktis yang bisa dipelajari/dilakukan oleh stakeholders. Berikut ini adalah beberapa contoh illustrasi yang mungkin bisa memperjelas uraian di atas:

a. Seorang peneliti menyimpulkan petani kopi biji bersifat risk neutral

Seorang peneliti menyimpulkan bahwa petani kopi biji bersifat risk neutral. Artinya, petani bersifat netral terhadap peristiwa-peristiwa aktual (terjadi sekarang). Implikasi hasil ini adalah (1) petani kopi seharusnya tidak mereaksi peristiwa sekarang secara instan (misalnya, jika harga kopi sekarang turun, petani tidak melakukan penebangan pohon kopinya) dan (2) petani kopi seharusnya lebih memfokuskan usaha taninya untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (karena tanaman kopi ini mempunyai gestation period sepeneliti r 3 tahun).

b. Seorang peneliti menyimpulkan hasil analisis net present value suatu proyek

Seorang peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis net present value suatu proyek pengembangan usaha tidak layak dilakukan. Diskusi implikasi dari hasil ini dapat diarahkan untuk mengelaborasi tindakan apa yang bisa disarankan agar proyek pengembangan usaha tersebut dapat menjadi layak untuk dilakukan. Dengan berorientasi pada komponen analisis, peneliti dapat mengarahkan elaborasinya pada (1) kemungkinan untuk meningkatkan net cash flow, (2) kemungkinan untuk memperpanjang atau memperpendek umur ekonomis dari proyek, dan (3) kemungkinan untuk menurunkan tingkat diskonto proyek yang dalam hal ini berkaitan dengan penurunan biaya modal dari investasi pada proyek tersebut.

c. Seorang peneliti menemukan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah

Seorang peneliti menemukan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah tidak berpengaruh terhadap kinerja guru. Implikasi dari temuan ini adalah (1) integritas guru dalam menjalankan tugasnya tidaklah bergantung pada gaya kepemimpinan seorang kepala sekolah (sederhananya, guru menjalankan tugas bukan karena siapa kepala sekolahnya), (2) peningkatan kinerja guru seharusnya diupayakan dari faktor selain gaya kepemimpinan ini, dan (3) relasi antara kepala sekolah dan guru pada suatu sekolah relatif bersifat kolegial, bukan relasi atasan-bawahan.

d. Seorang peneliti menemukan dua kelompok usaha pada agroindutri perikanan di suatu wilayah

Seorang peneliti menemukan bahwa ada dua kluster (kelompok) usaha pada agroindutri perikanan di suatu wilayah, yaitu (1) kluster usaha yang tradisional/konvensional dan (2) kluster usaha yang modern. Implikasi dari temuan tersebut bisa diarahkan bahwa upaya pengembangan dan pemberian bantuan teknis oleh para stakeholders bagi berbagai bisnis agroindutri perikanan seharusnya tidak digeneralisasi (atau satu program untuk semua) melainkan disesuaikan dengan klusternya (misalnya, program pengembangan untuk kluster pertama difokuskan pada pembenahan manajerial sedangkan program pengembangan untuk kluster kedua diarahkan untuk pengembangan jaringan pemasaran dengan menggunakan sarana prasaran modern).

e. Seorang peneliti mengidentifikasi moda transportasi Kereta Api Kelas Eksekutif

Seorang peneliti mengidentifikasi bahwa moda transportasi kereta api kelas eksekutif didominasi oleh penumpang berpendapatan lebih dari Rp 3 juta per bulan, berlatarbelakang pendidikan minimal sarjana, dan berusia antara 30-45 tahun. Implikasi hasil ini adalah upaya marketing dari moda transportasi ini harus diorientasikan pada pemuasan kebutuhan konsumen/penumpang dengan karakteristik tersebut. Operator moda transportasi perlu mempelajari perilaku konsumen dengan karakteristik dan mengembangkan beberapa program marketing yang sesuai dengan mereka. Misalnya, operator KA memfasilitasi gerbong dengan sarana untuk memenuhi kebutuhan aplikasi multi media konsumen yang produktif, mengedepankan kenyamanan dalam gerbong, dan memberikan konten informasi (seperti surat kabar dan televisi) dalam gerbong.

Dalam praktiknya uraian tentang implikasi praktikal dari hasil penelitian tidak perlu disusun dalam bentuk pointers. Penyajian diskusi dalam bentuk narasi-narasi dalam paragraf-paragraf akan lebih bersifat komunikatif. (sumber: http://www.bukukerja.com/2013/04/tips-dan-panduan-menyusun-pembahasan.html)

Hasil penelitian lazim disatukan dalam satu bab yaitu Hasil dan Pembahasan, tetapi ini bukan merupakan suatu keharusan. Hasil penelitian tidak harus dimuat dalam satu bab saja, tetapi dapat dibagi menjadi beberapa bab sesuai dengan kebutuhan, dengan demikian bentuk penyajian  terdapat dua versi, yaitu: (1) Hasil dan pembahasan yang diuraikankan dalam satu bab yang tidak dipisah, tetapi hasil dan pembahasan sebagai sub bab serta masing-masing sub judul dibagi dalam beberapa sub judul (model 1), dan (2) Hasil dan pembahasan yang diuraikan dalam beberapa bab (model 2)

Penyajian hasil penelitian atau pengamatan dapat berupa teks, tabel, gambar, grafik dan foto. Hasil penelitian atau pengamatan bisa memuat data utama, data penunjang dan  pelengkap yang diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian atau pengamatan, apabila diperlukan dapat menggunakan hasil uji statistik . Narasi di dalam hasil penelitian atau pengamatan memuat ulasan makna apa yang terdapat di dalam tabel, gambar dan lain-lain. Hasil penelitian atau pengamatan dalam bentuk tabel atau gambar atau grafik bukan untuk dibahas tetapi dibunyikan maknanya saja.

Pembahasan adalah pemberian makna dan alasan mengapa data yang diperoleh sedemikian rupa dan harus dikemukakan uraian bahasan baik dari peneliti yang bersangkutan, yang dapat  diperkuat, berlawanan  atau sesuai dengan hasil penelitian orang lain. Ulasan alasan tersebut dapat berupa penjelasan teoritis, baik secara  kualitatif,  kuantitatif atau secara statistik. Dalam hal ini yang penting adalah ulasannya mengapa hal tersebut terjadi, bahkan bisa jadi temuannya benar-benar baru (belum pernah ditemukan). Di dalam pembahasan seringkali juga diulas mengapa suatu hipotesa ditolak atau diterima. Suatu hal yang penting untuk diperhatikan di dalam memberikan ulasan adalah komprehensifitas dan  tidak keluar dari konteks yang dicanangkan di dalam  tujuan penelitian sehingga alur bahasan terasa konsistensinya dengan judul.

Kesimpulan

Pembahasan hasil penelitian adalah sub-bab yang paling orisinal dalam laporan penelitian, termasuk skripsi, Tesis, Disertasi. Pada sub-bab ini, Peneliti wajib mengulas hasil penelitian yang diperolehnya secara panjang lebar dengan menggunakan pandangan orisinalnya dalam kerangka teori dan kajian empirik yang terdahulu.

Hasil penelitian lazim disatukan dalam satu bab yaitu Hasil dan Pembahasan, tetapi ini bukan merupakan suatu keharusan. Hasil penelitian tidak harus dimuat dalam satu bab saja, tetapi dapat dibagi menjadi beberapa bab sesuai dengan kebutuhan, dengan demikian bentuk penyajian  terdapat dua versi, yaitu: Hasil dan pembahasan yang diuraikankan dalam satu bab yang tidak dipisah, tetapi hasil dan pembahasan sebagai sub bab serta masing-masing sub judul dibagi dalam beberapa sub judul (model 1). Hasil dan pembahasan yang diuraikan dalam beberapa bab (model 2).

Apaun bentuk penyajian pembahasan hasil penelitian, namun yang perlu diperhatikan oleh penelitia adalah konsistensi pembahasan hasil penelitian dengan apa yang telah dirumuskan pada bab 1 pendahuluan, disebut juga pertanyaan penelitian.

Daftar Pustaka

Evans, D. and P. Gruba. (2002). How to write a better thesis . 2 nd Edition. Melbourne University Press, Australia.

Fatchan, Achmad, (2006), Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi. Universitas Muhammadiyah : Malang

Hartono. 2002. Bagaimana Menulis Tesis. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Suandi I. N. & Sutama I. I Made. 2007. Penulisan Karya Ilmiah (Materi Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru). Singaraja: Undiksha.

Sukardi, (2006), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta

Sukarnyana, (2000), Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP: Malang

Suryana, 2010. Metodologi Penelitian; Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sutama. I. Made..2003. Pendahuluan Artikel Ilmiah dalam Jurnal Media Komunikasi FPIPS IKIP Negeri Singaraja (Laporan penelitian tidak diterbitkan).

Sutama, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha.

Supardi, (2005) Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan: Jakarta

Wayan Wendra, dkk. (2014).  Pembahasan Hasil Penelitian Dalam Skripsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Undiksha.  Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol. 3, No. 2, (Oktober 2014); 411-424.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *