Strategi Menulis Latar Belakang Masalah: Refleksi II UP 15 Februari 2022

STRATEGI MENULIS/MEBUAT LATAR BELAKANG PENELITIAN

Penguatan Materi Bimbingan: Refleksi II Sidang UP S3 15 Feb 2022

 

Medekat Dengan Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah penelitian (research background) adalah bagian pertama yang sangat penting dalam menyusun tulisan ilmiah (skripsi-Tesis-Disertasi). Latar belakang masalah sendiri adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematika yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan ideal akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Pada Latar belakang menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.

Menurut Suryabrata masalah; merupakan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what should  be) dengan yang ada (what it is) (Suryabrata, 1994). Dengan demikian, latar belakang masalah dengan argumentasi yang kuat akan diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, latar belakang masalah harus disusun secara cermat sehingga permasalahan penelitian dapat diuraikan  dengan runtut dan jelas.

Permasalahan termasuk bagian terpenting dalam sebuah penelitian. Permasalahan akan menentukan apa tujuan dari penelitian. Permasalahan juga mengarahkan pada suatu teknik pemecahannya. Jika permasalahan tidak dapat ditentukan dengan sangat baik, maka hasil penelitian boleh dikata memberikan informasi yang kurang bermanfaat.

Dalam struktur kerangka penelitian permasalahan diletakan setelah fenomena, itu artinya permasalahan lahir dari sebuah fenomena yang real. Permasalahan akan mempengaruhi seluruh bagian dalam penelitian kita. Jika permasalahan yang dimaksud semisal menyangkut dampak covid-19 terhadap kehidupan ekonomi masyarakat maka landasan teori yang dibangun serta paradigma penelitian juga akan mengikuti permasalahan dan tujuan penelitian.

Tujuan paling mendasar dari bagian Latar Belakang (research background) dalam sebuah tulisan ilmiah (manuscript) adalah menarik perhatian pembaca sekaligus menyediakan informasi dasar yang terkait dan relevan dengan studi atau riset yang sedang dikerjakan. Membuat pernyataan dari pertanyaan pemandu riset (research question) merupakan bagian terpenting dalam Latar Belakang, sedangkan tinjauan pustaka (reviewofthe literature) diusahakan singkat dan padat. Saya sebut Pondasi Riset dalam bahasa manajemen Peracanaan yang akurat/kuat akan mehasilkan ahasil yang opimal.

Pada khakekatnya latar belakang merupakan suatu titik tolak dari apa yang akan disampaikan secara lebih luas. Lebih luas disini bukan berarti tanpa ada batasan. Batas-batas telah ditentukan sesuai permasalahan dan juga tujuan sehingga sifatnya mengikat terhadap isi latar belakang. Latar belakang atau suatu beground dari penelitian mengisyaratkan bahwa secara garis besar hal tersebut menjadi sasaran penelitian. Olehnya itu latar belakang merupakan suatu keadaan yang mendasari permasalahan penelitian. Latar belakang semacam kotak tertutup kemudian di sisi kanan, kiri, muka, belakang kotak tersebut tertera penjelasan yang membuat penasaran sehingga orang ingin  membukanya.

Ada ruh dari suatu penelitian. Kalau boleh dikatakan bahwa ruh sebuah penelitian adalah permasalahan. Latar belakang ini merupakan jembatan yang mengantarkan ruh tadi sehingga benar-benar penelitian tersebut lahir dari suatu fenomena dan membutuhkan analisis lebih lanjut. Menyangkut jenis penelitian kualitatif dimana, jenis penelitian ini memang dibangun dari permasalahan faktual yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan membaca literatur. Hubungan antar manusia, lingkungan dan berbagai hal yang membentuk fenomena membutuhkan ketajaman analisis. Membawa suatu kondisi tertentu kedalam sebuah penjelasan latar belakang, tentu membutuhkan alur yang sistimatis, sehingga apa yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian akan muncul seiring mengalirnya penjelasan tersebut. Itulah sebabnya penelitian kualitatif memiliki cakupan yang lebih luas tergantung apa permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Permasalahan merupakan nyawa dari sebuah penelitian. Jika masalah dipahami secara samar-samar, tentu akan menyulitkan upaya pemecahannya. Boleh dikata permasalahan yang sudah di rumuskan dengan tepat, dan dipersepsikan sama oleh semua orang, menunjukkan proses riset telah rampung 50%. Justru penelitian itu dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Jika tujuan penelitian menyimpang dari masalah tersebut, maka itu berarti permasalahan yang diangkat dalam penelitian masih menimbulkan persepsi yang berbeda. Atau mungkin tujuan penelitian belum di fokuskan pada permasalahan yang ada. “When we decide that what is seen in the distance is a rabbit, other people who see it must also know that it is a rabbit. Only then can we begin to study the life of rabbits (Ketika kita memutuskan bahwa yang terlihat di kejauhan adalah kelinci, orang lain yang melihatnya juga harus tahu bahwa itu adalah kelinci. Hanya dengan begitu kita dapat mulai mempelajari kehidupan kelinci)”

Definisi Masalah/Pengertian masalah berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai sesuatu yang harus di selesaikan. Contohnya masalah penurunan produktivitas, kesenjangan ekonomi, turunnya prestasi karyawan dan masih banyak lagi. Suatu penjelasan menarik yang diberikan oleh Nobert M. Seel dari Department of Education University of Freiburg Freiburg Germany, “In understanding the problem we can see an approach between the task and the problem. We can interpret that the task is a job that is often given by other parties to us. We sometimes feel that task burdens us. Then the problem itself can be considered as a task, certain conditions, or handling certain parties who need it. In our lives problems are reflected or manifested in questions to be proven or verified. That question leads to a solution. The nature of the problem is often shown in characteristics that are difficult to solve, can cause doubts or things that are difficult to control.” Masalah yang baik dan dapat diteliti jika memiliki pola pemecahannya. Kita bukan diperhadapkan pada kondisi yang gelap gulita dan kemudian meraba-raba tanpa pegangan. Masalah harus memiliki unsur mengarahkan. Bukan tanpa arah kemudian membuat jalan sendiri untuk memecahkannya. Bagi sebagian orang mungkin saja memilih sebuah masalah pada tataran yang baru meraba-raba.

Menemukan Masalah

Pada suatu kondisi mungkin kita melihat masalah, tetapi orang lain bukan menganggapnya hal itu sebagai masalah. Masalah itu bukan lahir dari sesuatu yang kita sendiri bertanya-tanya apakah ada atau tidak ada?. Masalah yang diangkat dalam sebuah riset lahir dari sebuah konsep realita yang mendesak untuk di pecahkan. Kekuatan sebuah permasalahan berada pada inti manfaatnya. Bukan merupakan angan-angan apakah masalah itu memang wujud atau tidak wujud. Terkadang sebuah permasalahan yang diteliti terkesan dipaksakan untuk menjadi sebuah masalah riset. Ataukah dipaksakan walaupun tidak ada pola disana yang bisa mengarahkan kita pada suatu metode pemecahan. Ketika seseorang terjatuh akibat tidak berpegangan pada sesuatu, mungkin kita tidak menganggap bahwa itu masalah. Karena kita tahu bahwa ada sebuah pegangan disana yang tidak digunakan orang tersebut. Bahwa kita sudah menemukan jawabannya.

Bagi orang lain mungkin dianggapnya itu sebuah masalah. Ketika orang tersebut sudah berpegangan tetapi jatuh juga, mungkin keseimbangannya yang kurang baik, mungkin pegangan yang kurang kokoh, mungkin pijakan yang kurang kuat, mungkin, mungkin dan mungkin…., Disinilah seharusnya masalah itu ada.

Menemukan masalah di atas, mengingatkan kita bahwa perlu ada unsur kebaruan dalam riset kita. pentingnya permasalahan membuat penulis berusaha mengkajinya sedikit mendalam untuk menekankan pada kita perlunya persepsi yang sama dalam memandang sebuah masalah dalam riset kita.

Bagaimana Membuat Latar Belakang Masalah?

Kunci mebuat latar belakang masalah penelitian yang baik yaitu seberapa komprehensif kita merangkumkan penelitian kita. Tulisan yang baik adalah bahwa dengan hanya membaca latar belakang masalah, orang langsung bisa memahami, apa yang kita lakukan pada penelitian kita. Secara umum, latar belakang harus memuat setidak-tidaknya 3 aspek, yaitu aspek

  1. Aspek normatif adalah kondisi yang seharusnya atau yang ingin dicapai secara ideal.
  2. Aspek Empiris adalah kondisi yang sebenarnya terjadi dilapangan dan menjadi sebuah pertanyaan, karena berbeda dengan kondisi ideal (sesuai aspek normatif). Dengan demikian, pada aspek empiris akan tergambar gap atau ketimpangan antara normatif dan empiris. Sehingga, permasalahan yang diangkat dan dijadikan topik masalah penelitian tertera di bagian ini.
  3. Aspek teoritis atau yuridis yaitu bagian yang mengungkapkan sebuah metode yang dapat menyelesaikan permasalahan atau yang kita sebut gap (ketidak sesuaian antara normatif dan empiris). (Saifuddin 2019).

Dalam pelaksaannya aspek empisis selalu ada di ada di awal dikenal dengan fenomena. Aspek normatif adalah kondisi yang seharusnya atau yang ingin dicapai secara ideal, disebut teori Aspek normatif sering dijadikan sebuah indikator dalam melakukan analisa data atau batasan penelitian yang dilakukan. Aspek teoritis atau yuridis yaitu bagian yang mengungkapkan sebuah metode yang dapat menyelesaikan permasalahan atau yang kita sebut gap (ketidak sesuaian antara normatif dan empiris).

Kekhasan PPs UIN Bandung tetuang dalam Panduan Penulisan Disertasi (2021:6). Pemaknaan subtsansi Latar belakang masalah juga mengungkap gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar berpikir untuk memunculkan masalah.  Suatu  kesenjangan  yang  disinyalir  dapat muncul dari kehidupan keseharian atau dari pergulatan kajian ilmiah. Masalah atau kesenjangan juga bisa terjadi karena pendapat orang atau beberapa orang yang dipandang memiliki otoritas. Secara garis besar latar belakang masalah penelitian berisi:

  1. Fenomena yang  terjadi pada  kehidupan  baik yang  sedang  atau sudah terjadi. Berdasarkan hasil pengamatan sehari-hari maupun hasil studi eksploratif di lapangan atau pada objek atau lokasi penelitian yang direncanakan untuk di dalami;
  2. Teori, asumsi  atau  pendapat ahli  yang  disusun  secara  deduktif sesuai  dengan  bidang  studi  peneliti  yang  dijadikan  perspektif dalam meninjau fenomena yang terjadi;
  3. Kesenjangan atau   masalah-masalah   yang   dapat   diidentifikasi sebagai  hasil  tinjauan  teori,  asumsi  atau  pendapat  terhadap fenemona yang terjadi;
  4. Argumen logis dan objektif, bahwa pilihan masalah yang dijadikan judul penelitian sangat menarik. Biasanya diakhiri oleh beberapa masalah yang dipertajam dan rumusan judulnya;
  5. Pada alinea  akhir  perlu  ada  penegasan  dari  penulis  bahwa penelitian yang   akan   dilakukan   memang   perlu   dilakukan berdasarkan beberapa alasan yang telah dikemukakan;

Teknik penulisan unsur fenomena dan teori, asumsi atau pendapat dapat dibuat fleksibel. Misalnya, dimulai dari   teori secara garis besar lalu semakin tajam dan spesifik sesuai dengan topik yang akan diteliti, lalu dimunculkan fenomena atau sebaliknya. Yang jelas para ahli menyarankan dengan piramida terbalik. Pernyataan dari pertanyaan pemandu riset terkait Pada alinea  akhir  perlu  ada  penegasan  dari  penulis

Saifuddin (2019). Menjelaskan, ada sejumlah cara yang dapat digunakan untuk menandai pertanyaan pemandu riset, seperti:

  1. “Untuk menentukan apakah…”
  2. “Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk .”
  3. “Kajian ini akan menguji hipotesis yang mengatakan bahwa…”
  4. “Penelitian ini dilakukan untuk …”
  5. “Penelitian ini berikhtiar untuk menjawab/menggugat/ memodifikasi hipotesis yang menyatakan bahwa …”

Pendekatan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan pemandu riset

  1. Apakah riset ini menggunakan pendekatan kualitatif
  2. Apakah riset ini menggunakan pendekatan kuantitatif
  3. Apakah riset ini menggunakan pendekatan campuran (kuali- kuanti)

Secara khusus, Latar belakang penelitian berisi:

  1. Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta, data, referensi dan temuan penelitian sebelumnya.
  2. Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian mengisi ketimpangan yang ada berkaitan dengan topik yang diteliti.
  3. Kompleksitas masalah jika masalah itu dibiarkan dan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam.
  4. Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis
  5. Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni peneliti.

 Daftar rujukan (references) hampir selalu digunakan (dan ditemukan) pada bagian Latar Belakang dan pembahasan

Referensi yang dikutip dalam bagian Latar Belakang sebaiknya yang valid, tersedia (available) dan bisa diakses baik oleh pembaca maupun Mitra Bestari (pakar yang menelaah tulisan). Biasanya, artikel-artikel yang dipublikasikan dalam jurnal-jurnal yang melibatkan mitra bestari, atau jurnal-jurnal yang sudah terakreditasi, amat memerhatikan validitas serta ketersediaan referensi yang digunakan si penulis. Artikel-artikel yang sudah dikirimkan ke jurnal (submit) namun belum dinyatakan “diterima” oleh redaksi jurnal, bukan sumber yang valid untuk dijadikan rujukan, karena belum tersedia untuk diakses. Idealnya Jurnal Terakreditasi Nasional Internasional dalam lima tahun Terakhir.

Meskipun buku-buku ajar atau buku teks, tesis program magister maupun disertasi program doktoral, prosiding seminar atau konferensi yang juga telah melewati proses telaah ahli, merupakan sumber yang juga valid; namun biasanya sumber-sumber ini lebih sulit diakses, atau memerlukan waktu yang lebih lama untuk bisa diakses, karena pelbagai jenis restriksi dari institusi. Bagian ‘Latar belakang’ bukan tempat yang tepat untuk mengevaluasi secara kritis berbagai pandangan atau karya yang dijadikan referensi.

Hindari mengambil bahan rujukan dari komunikasi informal seperti chatting di media sosial, atau hasil pengamatan dan laporan penelitian yang belum dipublikasikan. Sifat temuan-temuan di situ belum kuat sebagai bukti dikarenakan belum dievaluasi (oleh mitra bestari atau reviewer internal) dan belum bisa diakses.

Jumlah referensi yang digunakan harus dibatasi, tidak berlebihan atau sekadar “pamer” dengan cara memilih referensi yang paling penting, paling valid, paling relevan, dan,sejauh memungkinkan, paling baru. Godaan terbesar ketika menuliskan bagian ini adalah “berlebih- lebihan.” Perlu diingat bahwa bagian Latar Belakang memang dimaksudkan untuk memperkenalkan pembaca pada penelitian yang Anda kerjakan, bukan untuk meringkas dan mengevaluasi tinjauan pustaka menyangkut topik yang didiskusikan. Akan lebih baik jika tinjauan- tinjauan lain yang membahas topik penelitian disimpan dan ditampilkan pada bagian “hasil dan pembahasan”, karena mereka bisa menjadi alat bantu pembanding dan penafsir yang berguna untuk hasil-hasil temuan Anda.

Ketika menuliskan bagian Latar Belakang, cukupilah memberikan informasi yang membuat calon pembaca tulisan Anda memahami mengapa Anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemandu riset seperti itu, dan mengapa hipotesis yang Anda ajukan bisa dibilang cukup “masuk akal” serta “menantang untuk dibuktikan.”

Sistem piramida terbalik dalam penyusunan latar belakang masalah

Saifuddin (2019), menjelaslan bahwa, apabila kita menganut sistem piramida terbalik dalam penyusunan latar belakang, maka rangkaiannya sebagai berikut:

  • Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai dari hal global sampai mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan di teliti.
  • Pada bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung juga teori dan penelitian terdahulu.
  • Bagian akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan praktis) dan akhirnya munculah judul.
  • Sistem piramida terbalik dalam penyusunan latar belakang tersebut sangat populer dan dianggap relatif paling mudah untuk diterapkan.

Biasanya, sistem penyusunan latar belakang piramida terbalik digunakan oleh orang-orang yang akan melakukan penelitian berjenis kualitatif karena pemikiran dari umum ke khusus. Kerangka Cerita Dalam Latar Belakang. Ibaratnya ketika bercerita, penting ada urutan yang harus dikemukakan terlebih dahulu, kemudian tahapan berikutnya dan seterusnya. Begitupun dalam alur latar belakang penting dibuat bertahap sehingga, memiliki tekanan setiap paragrafnya. Lebih baik dibuat dalam tiga tahapan yaitu bagian pertama, pertengahan dan akhir. Untuk pendekatan tersebut penulis sajikan dalam bentuk piramida terbalik. Dikenal  juga di dunia komunikasi Masduki, (2001), Piramida terbalik atau gaya Wortel, pada gambar berikut:

Gambar 1. Piramida terbalik atau gaya Wortel

Sumber: diadopsi dari Masduki, (2001), dikembangkan oleh penulis

 Khotimah

Penjelasan diatas dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun latar belakang penelitian khususnya penelitian kualitatif. Untuk latar belakang penelitian kuantitatif tidak jauh berbeda. Silahkan kembangkan sesuai permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Inprofisasi dengan model penelitian yang Lebih baik Jangan sampai Proposal tesis atau disertasi bau skripsi Junjung tinggi marwah penulisan Karya tulis Ilmiah.

Sumber:

  1. Akhmad (2020) Referensi, Tutorial, Cerita Kampus, Wisata, Tips&Trik, Bisnis, Iptek dan lain-lain. Tag Referenc/Thursday, July 02, 2020 Dalam: https://www.marisscience.com/2020/07/
  2. Masduki. (2001) Jurnalistik radio: menata profesionalisme reporter dan penyiar. Yogyakarta: LkiS
  3. Istanto Wahyu Djatmiko (2018) Strategi Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi Bidang Pendidikan (Edisi Pertama), Yogyakarta: UNY Press
  4. Suryabrata, S. (1994). Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.
  5. __________________________

Tunggu Ed, selajunjutnya “STRATEGI PENULISAN” Skipsi, Tesis, dan Disertasi

Baca Selajunta: https://play.google.com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *