Khutbah Jum’at 30 Mei 2025: Sepirit Dzulhijjah, Hardiknas dan Kebangkitan Nasional: Menguhkan Peran Umat Dalam Membangun Bangsa

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، الَّذِي جَعَلَ الْإِسْلَامَ دِينًا شَامِلًا لِجَمِيعِ نَوَاحِي الْحَيَاةِ، وَأَرْشَدَنَا إِلَى الْعَمَلِ الصَّالِحِ وَالتَّعَاوُنِ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصَى، وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَهِدَايَتِهِ.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، إِلَهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، وَرَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرَضِينَ.

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَخَلِيلُهُ، الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، وَالْهَادِي إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَقَدْ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

إِنَّ الْإِسْلَامَ دِينٌ يَحُثُّ عَلَى الْعَمَلِ وَالْإِنْتَاجِ وَالتَّنْمِيَةِ، وَيَدْعُو إِلَى التَّعَاوُنِ وَالتَّكَافُلِ بَيْنَ أَفْرَادِ الْمُجْتَمَعِ. وَقَدْ حَثَّنَا اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى الْعَمَلِ الصَّالِحِ وَالسَّعْيِ فِي الْأَرْضِ لِطَلَبِ الرِّزْقِ، فَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ: {هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ [الْمُلْك: 15.

 

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pertama-tama dan yang utama, Khatib mengajak jamaah sekalian dan diri khatib pribadi, agar kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa adalah kunci utama bagi keselamatan dunia dan akhirat, dan hanya dengan ketakwaan kita dapat memperoleh ridha Allah SWT. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang senantiasa berada di jalan yang benar.

Pada bulan Mei ini, paling tidak kita dihadapkan pada tiga moment penting; Pertama: 2 Mei 2025 Diperangati sebagai Hari pendidikan Nasional. Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca (iqra’). Kedua 20 Mei 2025. Kedua, memperingati Hari Kebangkitan Nasional, sebuah momen bersejarah yang menandai awal pergerakan nasional Indonesia. Peringatan ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah momentum penting untuk merefleksikan kembali semangat perjuangan para pendahulu kita dan mengevaluasi peran kita sebagai umat Islam dalam membangun bangsa. Kebangkitan nasional yang kita peringati hari ini dimulai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Organisasi ini menjadi tonggak awal pergerakan nasional yang terorganisir, yang kemudian diikuti oleh berbagai organisasi lain, termasuk organisasi-organisasi Islam yang turut berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. dan Ketiga: Kamis 28 Mei 2025 bertepan dengan tanggal 1 Dzulhijjah 1446 H. “Tiada hari yang paling agung di sisi Allah dan dicintai-Nya untuk beramal di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka, perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid” (HR Bukhari). Dzulhijjah termasuk bulan yang diperlakukan secara khusus oleh Allah. Dia menjadikannya sebagai bulan haram. Bulan yang di dalamnya umat Islam diharamkan melakukan perang dan pertumpahan darah. Sepuluh hari pertama Dzulhijjah merupakan waktu yang paling utama pada bulan ini. Dalam Alquran, Allah berfirman, “Demi fajar dan malam yang sepuluh” (QS Alfajar 89 ayat 1-2). Ibnu Katsir menerangkan bahwa yang dimaksud malam sepuluh adalah 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah. Sumpah Allah atas 10 hari pertama bulan ini menunjukkan kemuliaan hari-hari tersebut.

Untuk itulah, izinkan khatib dalam kesepatan ini mengepanta tema: “Sepirit Dzulhijjah dan Kebangkitan Nasional: Menguhkan Peran Umat Dalam Membangun Bangsa” Melalui tema ini diharapkan seluruh Umat/masyarakat dapat bersatu padu dalam menghadapi tantangan global. Dengan mengharap Keridhaan Allah SWT. Umat Rahmatan Lil Alamin. Baldatun warofun Ghofur. Dalam Konteks Pembangunan Pendidikan Jawa Barat disebut “Gapura Panca Waluya” Jawa Barat Istimewa.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Ketiga momen tersebut di atas, sangat sangat kainnya dengan Peran Umat Dalam Membangun Bangsa; Sebagai umat Islam, kita perlu menyadari bahwa ajaran agama kita tidak hanya terbatas pada ritual ibadah semata, tetapi juga mencakup aspek-aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Islam mengajarkan kita untuk menjadi umat yang produktif, inovatif, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat dan negara. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 143:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 143).

Ayat ini menjelaskan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab besar sebagai “ummatan wasathan” atau umat pertengahan yang harus menjadi teladan bagi umat-umat lain. Dalam konteks berbangsa dan bernegara, kita dituntut untuk menjadi warga negara yang baik, yang mampu menyeimbangkan antara kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada negara. Rasulullah SAW juga mengajarkan kita tentang pentingnya cinta tanah air dan berkontribusi untuk kemajuan masyarakat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” Hadits ini mengajarkan kita bahwa nilai seorang muslim tidak hanya diukur dari ibadah ritualnya, tetapi juga dari seberapa besar manfaat yang ia berikan kepada masyarakat dan bangsanya.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Dalam Memperingati Hai pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional dan Menyambut Bulan Dzul Hijjah, mari kita renungkan kembali peran kita sebagai umat Islam dalam membangun bangsa. Ada beberapa aspek penting yang perlu kita perhatikan:

Pertama: Pentingya Pendidikan. Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca (iqra’).

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! ” (QS. Al-Allaq [96]:1).

Surah ini menjadi wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW, menandai awal dari misi kenabiannya. Pentingnya Ilmu Pengetahuan:Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memiliki posisi yang sangat tinggi dalam Islam. Dengan membaca dan belajar, umat Islam diharapkan dapat memahami ajaran agama, mengenal ciptaan Allah, dan mengembangkan diri. Ayat “iqra'” ini, menjadi semangat dan inspirasi bagi umat Islam untuk terus belajar dan mencari ilmu pengetahuan sepanjang hidup. Makna yang lebih luas, Perintah “iqra'” tidak hanya terbatas pada membaca teks, tetapi juga mencakup membaca alam, tanda-tanda zaman, sejarah, dan bahkan diri sendiri. Dalam konteks modern, perintah “iqra'” juga menekankan pentingnya literasi dan budaya baca, karena literasi yang baik akan melahirkan generasi yang cerdas dan berpengetahuan. Sebagai umat Islam, kita harus menjadi pelopor dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita harus mendorong generasi muda untuk terus belajar dan mengembangkan diri, sehingga dapat berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.

Kedua: politik, kepemimpinan dan Kebagsaan. Islam mengajarkan kita untuk menjadi pemimpin yang adil dan amanah. Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 58:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS.An-Nisa [4] : 58).

Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya amanah dan keadilan dalam kepemimpinan. Sebagai umat Islam, kita harus berpartisipasi aktif dalam proses politik dan pemerintahan, baik sebagai pemilih yang cerdas maupun sebagai pemimpin yang amanah, untuk memastikan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan berkeadilan.

Ketiga, Mapan Ekonomi, Islam mengajarkan kita untuk bekerja keras dan mencari rezeki yang halal. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى

“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Hadits ini mengajarkan kita untuk menjadi umat yang produktif dan mandiri secara ekonomi. Dalam konteks berbangsa, kita harus aktif berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional, baik melalui kewirausahaan, inovasi, maupun pengembangan ekonomi syariah.

Bagi yang sudah mapan Ekonomi, Umat Islan diperintah berhaji bagi yang sudah mampu adalah perintah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada setiap muslim yang mampu secara finansial dan fisik. Kewajiban ini dijelaskan dalam Surat Ali Imran ayat 97 yang berbunyi:

فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran [3]:97).

Keempat: Perihal Sosial dan kemanusiaan. Islam mengajarkan kita untuk peduli terhadap sesama dan berbuat baik kepada semua makhluk Allah. Dalam konteks berbangsa, kita harus menjadi agen perdamaian dan persatuan. Di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia, umat Islam harus menjadi pelopor dalam menjaga kerukunan dan toleransi. Perintah kurban dalam Al-Qur’an, khususnya dalam surat Al-Hajj ayat 34 dan 35. Al-Hajj ayat 34:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا ۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ

Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (QS.Al-Hajj [22]: 34).

Selanjutnya pada surat Al-Hajj ayat 35, Allah SWT, menegaskan:

الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلَىٰ مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلَاةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“….(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka. (QS.Al-Hajj [22]: 35).

Kedua ayat di atas, memiliki hubungan yang kuat dengan aspek sosial dan kemanusiaan. Ibadah kurban tidak hanya merupakan bentuk ibadah kepada Allah, tetapi juga sarana untuk berbagi dan meringankan beban orang lain, terutama fakir miskin.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Peringatan, Hari Pendikan Nasional dan Kebangkitan Nasional bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga tentang membangun masa depan. Sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab besar untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Mari kita jadikan momentum ini sebagai titik awal untuk meningkatkan peran kita dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan dan Kebangkitan Nasional didalamnya syarat dengan Pengorbanan.

Kita harus menyadari bahwa kemajuan bangsa tidak bisa dipisahkan dari kemajuan umatnya. Ketika umat Islam maju, berilmu, dan berkontribusi positif, maka bangsa pun akan maju. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kualitas diri kita, baik dalam aspek spiritual maupun intelektual. Mari kita tumbuhkan semangat inovasi dan kreativitas dalam diri kita, sehingga kita dapat memberikan solusi-solusi terbaik bagi permasalahan yang dihadapi bangsa.\

Dalam memperingati Hari Pendidkan dan Kebangkitan Nasional ini, mari kita juga merefleksikan kembali nilai-nilai perjuangan dan Pengorbanan para pendahulu kita. Mereka telah menunjukkan semangat persatuan yang luar biasa, melampaui sekat-sekat primordial demi cita-cita kemerdekaan. Kini, di tengah tantangan global yang semakin kompleks, kita dituntut untuk memiliki semangat yang sama dalam membangun dan memajukan bangsa.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, Sebagai penutup, marilah kita bertekad untuk menjadi muslim yang berkualitas dan warga negara yang baik. Mari kita implementasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya dalam aspek ritual, tetapi juga dalam kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuk kepada kita dalam menjalankan peran kita sebagai umat Islam dan warga negara Indonesia. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيمٍ، فَقَالَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِينَ.

اللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُورِنَا، وَاجْعَلْ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنَا فِيمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنْهُمُ الظُّلْمَ وَالْقَهْرَ وَالْبَلَاءَ. اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلِيًّا وَنَصِيرًا.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، وَوَحِّدْ صُفُوفَهُمْ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.

عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *