Khutbah Jum’at 15 Juli 2022: Refleksi Hari Raya Idul Adha Belajar dari Rahasia kesuksesan Nabi Ibrahim AS

BELAJAR DARI RAHASIA KESUKSESAN NABI IBRAHIM AS

 Khutbah I

 

Hadirin Ahli Jum’ah Rahimakumullah

Pertama marilah kita bertakwa kepada Allah, yaitu menjauhi segala larangan dan melaksanakan segala perintah-Nya. Hal tersebut kita lakukan karena takwa merupakan nilai esensial dalam hidup sebagai muslim. Takwa bagi generasi modern juga bisa dimaknai dengan meningkatkan belajar, meraih prestasi, disiplin, unggul, rajin shalat lima waktu dan beribadah kepada Allah. Sebaliknya menjauhi larangan Allah, seperti menjauhi narkoba, menghindari hoaks dan ujarna kebencian, menjauhi radikalisme dan terorisme, menjauhi permusuhan demi membangun dan membela NKRI yang bermartabat.

Hadirin Ahli Jum’ah Rahimakumullah

Alhamdulillah, siang hari ini kita semua berbahagia, karena dapat melaksanakan shalat Jumat bersama usai merayakan ‘Îdul Adhâ dengan selamat dan sejahtera. Karena itu, mari kita bersama merenungi makna dan hakikat yang terdalam dari Idul Adha. Minggu kemarin kita sudah melaksanakan Idul Adha.

Secara bahasa, ‘îd memiliki makna hari raya, adhâ bermakna hewan sembelihan, artinya pada hari itu kita diperintahkan Allah untuk berkurban dengan menyembelih binatang untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hari istimewa itu juga dapat dinamakan dengan hari raya haji, karena sehari sebelumnya umat Muslim yang berhaji melaksanakan wukuf di Arafah. Hari raya Idul Adha juga dinamakan dengan hari raya besar, idul kabir, karena mengingat peristiwa penting sejarah nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Kendati telah berlalu, mari kita bersama belajar dari kesuksesan Nabi Ibrahim AS.

Hadirin Ahli Jum’ah Rahimakumullah

Imam Nawawi bin Umar al-Bantani al-Jawi dalam kitab Nashaihul Ibad, halaman 10 mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ketika ditanya, apa alasan utama Allah SWT mengangkat Nabi Ibrahim menjadi khalilullah (kekasih Allah)? Nabi Ibrahim menjawab dengan tiga alasan. (1) Nabi Ibrahim selalu mendahulukan perintah Allah. (2) Nabi Ibrahim selalu tawakkal kepada Allah. (3)  Nabi Ibrahim adalah pribadi yang peduli terhadap orang lain.

Rahasia pertama Nabi Ibrahim menjadi khalilullah atau kekasih Allah adalah mendahulukan perintah-Nya. Hal tersebut mengingatkan kita tentang kisah Nabi Ibrahim AS ketika diperintahkan Allah untuk menyembelih Nabi Ismail AS. Sebagaimana Firman Allah dalam surat as-Shaffat 102-111.

Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’. (QS. as-Shaffat 102-111).

Dari perjalanannya yang panjang, dengan rentetan perjuangan dan ujian demi ujian, pada akhirnya Nabi Ibrâhim mendapatkan kemenangan, kelulusan, dan kesuksesan yang gemilang. Lulus dari ujian yang berat dari Allah SWT. Hingga kini peristiwa tersebut dikenang oleh Muslim sedunia agar ajaran Nabi Ibrahim menjadi teladan dan diamalkan oleh generasi masa depan.

Rahasia kedua kesuksesan Nabi Ibrahim adalah selalu bertawakkal kepada Allah SWT. Maksudnya, ia adalah nabi yang selalu berusaha keras, cerdas, ikhlas, dan selalu mengerjakan perintah Allah dengan tuntas. Nabi Ibrahim selalu berikhtiar dan berusaha dalam melaksanakan perintah, berdoa kepada Allah, dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat Ar Ra’d, ayat 11:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Dalam ajaran Islam, kita diperintahkan untuk selalu berusaha, berdoa, dan tawakkal kepada Allah SWT. Dalam konteks hari Idul Adha kemarin, Nabi Ibrahim selalu bekerja keras untuk melaksanakan perintah. Ia bekerja cerdas dengan mengklarifikasi mimpi hingga tiga kali, juga mendiskusikannya dengan Nabi Ismali AS.

Dengan demikian, Nabi Ibrahim menerima perintah Allah tersebut dan mengerjakannya dengan ikhlas, tujuannya hanya kepada Allah SWT dan akhirnya perintah dilaksanakan dengan sukses dan tuntas. Nabi Ibrahim adalah pribadi yang arif bijaksana, nabi yang cerdas dan pintar. Ketika berdakwah pada masyarakat, dia menguasai berbagai bahasa, paham ajaran, mengerti sosiologi, dialektika dan adat istiadat mereka. Sehingga masyarakat yang didakwahi Nabi Ibrahim tidak dapat membantah hujjah dan dalil Nabi Ibrahim. Barang siapa tekun, ia akan akan dapat, barang siapa bersabar, ia akan dapat, siapa menanam, pasti menuai, di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan. Pemuda harus bangkit dan bergerak demi meneladani perjuangan Nabi Ibrahim AS.

Hadirin yang Berbahagia

Rahasia kesuksesan Nabi Ibrahim yang ketiga adalah sosok yang dermawan dan peduli sosial. Nabi Ibrahim tidak pernah makan pagi dan makan sore, kecuali disertai oleh kawan, walaupun harus berjalan jauh untuk mencari kawan yang mau makan bersama.

Dalam konteks refleksi hari raya Idul Adha, kita diperintahkan untuk meneladani Nabi Ibrahim AS. Bahwa jangankan harta, tenaga, maupun pikiran, bahkan putra yang shalih pun akan dikorbankan demi menjalankan perintah Allah SWT. Kita tidak diperintahkan menyembelih putra kita, namun hanya diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, kita juga diperintahkan untuk menjadi seorang yang peduli sosial, membantu sesama yang membutuhkan.

Keteladanan Nabi Ibrahim di atas penting untuk diamalkan generasi bangsa dengan selalu rajin dan giat belajar dalam menguasai ilmu pengetahuan. Setiap Muslim wajib untuk mempelajari berbagai ilmu yang menjadi kebutuhan hidupnya, seperti ilmu agama, ilmu kedirgantaraan, militer, sosial, kedokteran, maupun ilmu yang menjadi kebutuhan masyarakat, agar tercipta masyarakat yang sejahtera, maju, dan bermartabat.

Terutama bagi saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Mari, dalam semangat hari raya Idul Adha ini, kita menyisihkan sebagian harta untuk membantu saudara yang sedang membutuhkan. Semoga mereka diberi ketabahan, kesabaran, dan kemudahan dalam menghadapi penderitaan. Aamiin. Ya Allah ya rahman, ampunilah umat Nabi-Mu, Nabi Muhammad SAW, kasihanilah mereka, bimbinglah mereka, sayangilah mereka, sebagaimana Nabi Muhammad menyayangi mereka. Amin ya rabbal alamin.

Khutbah II

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *