Khutbah Jum’at 18 Maret 2022 tentang Rahasiah Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban
RAHASIAH KEUTAAN MALAM NISFU SYA’BAN
Ma’asyiral Muslimin ahli shalat Jum’ah rahimakumullah,
Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Tidak lama lagi (beberapa jam lagi) kita akan menyongsong satu malam yang penuh “keutamaan, kemuliaan dan keberkahan”. Malam nanti adalah malam pertengahan bulan Sya’ban atau biasa disebut malam nisfu Sya’ban. Tahun 1443 H ini, malam nisfu Sya’ban akan jatuh pada Jum’at (malam sabtu) tanggal 18 Maret 2022. (tertulis dalam kalender Kementerian Agam Prov. Jawa Barat).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah ta’ala berfirman:
Maknanya: “Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan, agar kalian beruntung” (QS al-Hajj [22]: 77).
Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan orang-orang beriman untuk melakukan amal yang paling utama setelah iman, yaitu shalat. Allah memerintahkan orang-orang beriman agar mendekatkan diri kepada-Nya dengan segala macam ibadah. Allah perintahkan mereka untuk melakukan kebaikan, dan dengan itu mereka akan memperoleh keberuntungan di akhirat. Yakni bangunlah di sebagian besar malam itu dan isilah dengan shalat, baca surat Yasin atau surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an, dzikir, doa dan kebaikan-kebaikan yang lain.
Doa di pertengahan malam, lebih-lebih di sepertiga malam terakhir adalah ibadah yang agung dan lebih berpotensi dikabulkan oleh Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Maknanya: “Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).
Yakni bangunlah di sebagian besar malam itu dan isilah dengan shalat, baca surat Yasin atau surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an, dzikir, doa dan kebaikan-kebaikan yang lain. Doa di pertengahan malam, lebih-lebih di sepertiga malam terakhir adalah ibadah yang agung dan lebih berpotensi dikabulkan oleh Allah.
Oleh karena itulah, Imam Syafi’i menegaskan dalam kitab al-Umm:
“Telah sampai berita kepada kami bahwa dulu pernah dikatakan: sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam jum’at, malam hari raya idul adha, malam idul fitri, malam satu Rajab dan malam nisfu Sya’ban.”
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami dalam al-Fatawa al-Kubra menyatakan:
“Kesimpulannya bahwa malam nisfu Sya’ban memiliki keutamaan, dan terjadi pengampunan dosa secara khusus serta pengabulan doa secara khusus. Dari sini-lah Imam Syafi’i mengatakan bahwa doa dikabulkan di malam nisfu Sya’ban.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita manfaatkan pertengahan Sya’ban ini dengan sebaik-baiknya. Marilah kita berpuasa di hari nisfu Sya’ban (hari kelima belas Sya’ban) dan memperbanyak shalat di malam harinya (malam 15 Sya’ban), karena telah diriwayatkan dalam hadits yang shahih:
Maknanya: “Allah merahmati para hamba-Nya di malam nisfu Sya’ban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan duniawi” (HR Ibnu Hibban, ath-Thabarani dan al-Baihaqi).
Makna hadits ini bahwa Allah mengkhususkan malam nisfu Sya’ban dengan sebuah keistimewaan, yaitu:
Pertama; Allah merahmati para hamba-Nya yang beriman dengan rahmat yang khusus.
Kedua: Allah mengampuni untuk sebagian kaum Muslimin sebagian dosa mereka dan mengampuni untuk sebagian kaum Muslimin semua dosa mereka.
Ketiga: Bagi orang kafir dan musyrik, maka Allah tidak akan mengampuninya. Demikian pula musyahin, yakni seorang Muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan dunia.
Oleh karenanya, hendaklah masing-masing kita selaku umat Islam memperbaiki hubungan dengan saudara sesama Muslim. Dan hendaklah masing-masing dari kita memaafkan, berlapang dada dan mengeluarkan serta membuang iri dan kebencian dari hati kita sebelum malam nisfu Sya’ban tiba. Dengan itu, semoga Allah merahmati kita dan mengampuni dosa-dosa kita.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita teladani para ulama salaf yang mengagungkan malam nisfu Sya’ban dan giat beribadah di malam itu. Ibnu Rajab al-Hanbali menuturkan dalam kitab Latha’if al-Ma’arif:
“Para tabi’in dari kalangan penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma’dan, Mak-hul, Luqman bin ‘Amir dan lainnya selalu mengagungkan malam nisfu Sya’ban dan giat beribadah di malam itu. Dari mereka-lah, umat Islam menyimpulkan keutamaannya dan mengagungkannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh para ahli ibadah di kota Bashrah dan lainnya.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Terakhir khotib ingin menyinggung sedikit satu permasalahan terkait akidah yang wajib kita yakini. Para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah sepakat menyatakan bahwa takdir dan kehendak Allah tidak berubah karena doanya orang yang berdoa atau sedekah yang dilakukan oleh seseorang, baik pada nisfu Sya’ban atau di waktu-waktu yang lain.
Kita selaku umat Islam diperintah untuk berdoa, tiada lain adalah untuk menampakkan penghambaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Seseorang yang doanya sesuai dengan apa yang Allah takdirkan terjadi, maka apa yang diminta hamba akan terwujud. Dan jika doa seorang hamba tidak sesuai dengan apa yang Allah takdirkan untuknya, maka apa yang diminta hamba pasti tidak terwujud. Akan tetapi hamba itu telah memperoleh pahala dari ibadah yang telah dikerjakannya, yaitu berdoa. Inilah makna firman Allah subhanahu wata’ala:
Maknanya: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku” (QS. al-Baqarah[2]:6).
Hadirin Ahli Jum’ah yang dirahmati Allah, Demikian khutbah singkat pada siang hari ini Jum’at 18 Maret 2022, yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua. Amin.
Khutbah ke 2: