Milad Al-Mishbah 37

YAYASAN SOSIAL DANA PENDIDIKAN AL-MISBAH

37  TAHUN BERKIPRAH

Permisi

Tiada kata yang paling mulia kita ucapkan hanyalah ucapan Puji syukur yang tak terhingga kita panjatkan Pada Allah SWT, yang telah, sedang dan terus memberikan kesehatan dan Keselamatan serta Petunjuk dan Perlindungan-Nya sehingga kita dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin. Begitu Pula tak lupa kita sampaikan Salam dan Salawat kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. beserta keluraga, sahabat dan kita semua selaku umatnya yang selalu setia mengamalkan ajaran-ajaran agama islam yang dapat memanusiakan manusia yang sampai saat ini kita rasakan mafaatnya.

Tak terasa hari ini, Rabu 21 April 2021 M/9 Romadhan 1442 H. Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah telah menginjak usia ke 37 tahun, sejak berdiri tanggal 21 April tahun 1984  (d/h bernama Perguruan Islam (PERGURAIS), sebelum dikukuhkan dengan akta notaris tahun 1985, dan telah memiliki pengalaman panjang dalam membina insan berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Terlepas dari nama itu, Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah adalah organisasi yang bergerak dalam bidang Sosial, Pendidikan dan Keagamaan untuk memberikan nilai dan manfaat kepada masyarakat. Sejak didirikannya Hari Sabtu tanggal 21 April 1984.M/bertepatan dengan tanggal 19 Rojab tahun 1404 H. Dikukuhkan dengan Badan Hukum: Akta Notaris Koswara Bandung No. 38 Tgl. 11/10/1985. Para pendiri Bp. E.Y. Saefuddin, (Alm) sebagai Ketua Yayasan 1984-1998; Drs. Kamalsyah, (Alm), sebagai Wakil Ketua; (1984-1998), Ketua Yayasan (1998-2013); Ahmad Rusdiana, sebagai Sekretaris (1984-2013), Ketua Yayasan (2013-2017); H. Tayat Fatah Hidayat (Alm), sebagai Bendahara, Moh, Eyet Taryat (Alm), sebagai Komisaris (secara formal masuk di akta notaris),  Ibu Ai Sisiti Khodijah (alm) muwakif pertama. BP. Enco Jasamarta dan Yaya Radia sebagai tenaga administrasi (tidak masuk di akta notaris).

Dalam kesempatan, ini kami mengajak merunduk sejenak untuk menyampaikan ungkapan terima-kasih dan diiringi dengan do’a, atas jasa-jasa dalam merintis dan mengembangkan Yayasa ini, teutama kepada para perintis yayasan yang telah mendahului kita; BP EY. Saefuddin, Ibu Ai Siti Kodijah; Bp. Drs. Kamalsyah, Bp. H. Tayat Fatah Hidayat, dan Bp. Moh. Eyet Taryat, semoga mereka mendapat barokah:

“Ya Allah, ampunilah ia, kasihilah ia, berilah ia kekuatan, maafkanlah ia, dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran, berilah ganti rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah ganti keluarga (atau istri di surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan ia ke surga, jagalah ia dari siksa kubur dan neraka.” (HR. Muslim).

Landasan Pendirian YSD Al-Mishbah

Spirit pendirian Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah, dilandasi oleh:

Pertama; modal nawaetu dan itikad kami pada waktu itu, inggin membantu masyarakat dalam kerterpurukan ekonomi yang yang saat itu sudah meulai terasa, pegawai pabrik mulai banyak di PHK, pengangguran, kejahatan, merajalela.Biaya pendidikan sudah mulai tersa mahal. Mungkin ada benarnya apabila ditilik dari Kronologis globalisasi menunjukkan bahwa hingga saat ini sudah ada tiga tahap globalisasi. Sejarah Globalisasi pertama adalah globalisasi politik yang dimulai dengan terbentuknya Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945. Tiga puluh tahun setelah globalisasi politik, sekitar pertengahan tahun 1970an, muncul globalisasi ke dua yaitu globalisasi ekonomi yang ditandai dengan lahirnya perdagangan bebas serta terbentuknya kerjasama ekonomi level internasional dan regional seperti APEC dan AFTA. Kemudian tiga puluh tahun berikutnya lagi, sekitar pertengahan tahun 2000an, dunia ini memasuki globalisasi ke tiga, yaitu globalisasi budaya. Ciricirinya adalah bangsa-bangsa di dunia menuju kepada satu kultur besar untuk di sharing bersama-sama, serta semakin memudarnya identitas budaya lokal tertentu (Kompasedisi 14, November 2004). Dari kronologis tersebut, dapat diprediksi bahwa 30 tahun dari pertengahan tahun 2000an, yaitu tahun 2035, akan muncul era baru globalisasi, kemungkinan besar globalisasi pendidikan.

Oleh karena itu, kesiap-siagaan mutlak diperlukan dan jangan lagi terlena. Mempercepat laju pembangunan jiwa raga dan berlari ke depan mengejar cita serta meninggalkan dari ketertinggalan. Kita harus bisa mengambil spirit yang terkandung pada QS Ali Imron ayat 110 yang berbunyi :

 

 

Artinya: Kalian adalah umat terbaik yang ditampilkan untuk manusia, menyuruh kepada  ma`ruf  dan mencegah dari munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imron [3]: 110).

Kedua; Modal Keyakinan, bahwa harus ada kelompok yang memperdalam pengetahuan agama, sebagai fiman Allah dalam QS. At Taubah: 122;.

Artinya: “Tidak sepatutnya orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa kelompok yang memperdalam pengetahuan agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila telah kembali kepada mereka supaya mereka menjaga diri.” (QS. At Taubah [9]: 122).

Ketiga; Penamaan Yayasan Sosial Dana Pendidikan “Al-Mishbah” merupakan manipestasi dari spirit, niat dan keyakinan di atas, alasan diberi nama “al-Misbah” karena dilatarbelakangi oleh ayat 35 surat An-Nur berikut ini,

Artinya: “Allah yang menerangi langit dan bumi. Bandingannya Nur hidayah petunjuk Allah (Kitab Suci Al-Qur’an) adalah sebagai sebuah “misykaat” yang berisi sebuah lampu, lampu itu dalam gelok kaca (qandil), geluk kaca itu pula (jernih terang) laksana bintang yang bersinar cemerlang lampu itu dinyalakan dengan minyak dari pokok yang banyak manfaatnya, (yaitu) pokok zaitun yang bukan saja disinari matahari sewaktu naiknya dan bukan saja sewaktu turunnya (tetapi ia senantiasa tertedah kepada matahari), hampir-hampir minyaknya itu dengan sendirinya memancarkan cahaya bersinar (karena jernihnya). Walaupun ia tidak disentuh api (sinaran Nur berganda-ganda), cahaya berlapis cahaya. Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya (menurut undangundang dan peraturan-Nya) kepada Nur hidayah-Nya itu, dan Allah mengemukakan berbagai-bagai misal perbandingan untuk umat manusia, dan Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu” (QS. An-Nur [24]: 35).

Pengambilan nama “al-Misbah” tentu saja bukan tanpa alasan. Bila dilihat dari kata “al-Misbah” berarti lampu, pelita, lentera atau benda lain yang berfungsi serupa, yaitu memberikan penerangan bagi mereka yang berada dalam kegelapan. Dengan memilih nama ini, kami berharap Yasan ini, dapat memberikan penerangan dalam mencari petunjuk dan pedoman hidup terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam memahami makna kehidupan secara langsung karena kendala yang dihadapi saat ini.

Hal itu, relevan dengan analisis Hamdani Anwar (dalam Maskuri, 2019: 51), bahwa alasan pemilihan al-Misbah ini paling tidak mencakup dua hal yaitu: (1), pemilihan nama ini didasarkan pada fungsinya. Al-Misbah artinya lampu yang fungsinya untuk menerangi kegelapan. Dengan memilih nama Al-Mishbah, kami berharap agar Yayasan ini, dapat dijadikan wahana penerang, pegangan bagi mereka yang berada dalam suasana kegelapan dalam mencari petunjuk yang dapat dijadikan pegangan hidup. Seperti halnya, Al-Qur’an diturunkan menggunakan bahasa Arab sehingga banyak orang yang kesulitan dalam memahaminya. Disinilah manfaat al-Misbah diharapkan dapat membantu mereka yang kesulitan; (2) Mengapa didirikan tanggal 21 April Hari Sabtu tanggal 21 April 1984.M./bertepatan dengan tanggal 19 Rojab tahun 1404 H. Ide ini pendirian yayasan ini muncul ketika Majlis taklim Ibu-ibu di Mejid Al-Misbah menyelenggarakan peringatan Isro Miraj dan peringatan Hari Kartini. “Hikmah peringatan Isro Mi’raj; megadung 4 nilai (a) Janji Allah dengan kesulitan datang kemudahan; (b) Motivasi rekan: Rasulullah mendapat dukungan dan motivasi. Dari nabi Adam, Isa, Yusuf, Musa, dan Ibrahim (c) Perintah shalat. Shalat adalah obat dan perwujudan terakhir dari perdamaian; (d) Setia pada Imam (dilansir About Islam Selasa (9/3). Dari peringatan Hari Kartini mendapat nilai “Habis Gelap Terbitlah Terang” hal itu relevan dengan  QS. al-Baqarah [2]: 257;

Artinya: “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)…” (QS. al-Baqarah [2]: 257).

Makna  Minadz-zulumati ilan-nuur, kemudian oleh Kartini ditulis dalam bahasa belnda “Door Duisternist Tot Licht” yang diterjemahkan oleh Armijn Pane sebagai “Habis Gelap Terbitlah Terang”

Dari sinilah, alasan pengambilan nama al-Mishbah, yaitu bila dilihat dari maknanya, merupakan persamaan kata dari pelita yang arti dan fungsinya sama. Dalam bahasa Arab, lentera, pelita, atau lampu disebut Misbah. didirikan oleh masyarakat, untuk kepentingan masyarakat, tidak berlebihan jika dikatakan “al-Mishbah, penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat” Manifestasi secara lengkap dituangkan dalam (Logo YSDP Al-Misbah, akan dibahas secara Khusus).

Visi, Misi, dan Tujuan Al-Mishbah: Membina Generasi Khaeru Umah

Al-Mishbah Sebagai mana lembaga sosial, yang punya visi   Menjadi Lembaga Non Pemerintah yang Kokoh dan Mandiri dalam Membangun, Membina dan Melayani Masyarakat, maka sewajarnya  Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah dibangun atas dasar pengabdian dan pelayanan Ummat. Sehingga kepemilikannya pun menjadi milik Ummat, dengan istilah lain bahwa Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah menjadi Yayasan Wakaf Ummat. Meiliki misi utama ”Mebina Generasi Kharul Umah”Layaknya sebuah lembaga, sudah barang tentu dilengkapi dengan visi, misi dan Tujuan:

Visi; Mebina Generasi Kharul Umah”, didasari dengan keyakinan bahwa: ”dalam diri seseorang haruslah tertanam semangat akan kemenangan Islam… Beribadah senang dan tenang adalah kunci keberhasilan….. Meraih kegembiraan dengan menanamkan rasa bangga beragama islam merupakan salah satu gambaran bahwa sempurnanya iman sesorang. oleh karnanya beribadah haruslah berlandaskan ‘ilmu yang sesuai dengan sayari’at yang Rosulullah S.A.W ajarkan. ‘Ilmu adalah landasan Utama untuk menjadikan kita seorang insan yang beragama islam dan memiliki keperibadian Muslim (kepribadian yg memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai degan nilai-nilai Islam). Menurut Syaikh Hasan Al-Banna (dalam Nurhayati, 2018:56), kepribadian Islam meliputi 10 aspek, yaitu:

  1. Salim Al-Aqidah (bersihnya akidah). Setiap individu dituntut untuk memiliki kelurusan akidah yang hanya dapat mereka peroleh melalui pemahaman terhadap Al-qur’an & As-Sunnah.
  2. Shahih Al-Ibadah (lurusnya ibadah). Setiap individu dituntut untuk beribadah sesuai dengan tuntutan syariat. Pada dasarnya ibadah bukanlah hasil ijtihad seseorang karena ibadah tidak dapat diseimbangkan melalui penambahan, pengurangan, atau penyesuaian dengan kondisi dan kemajuan zaman.
  3. Mantin Al-Khuluq (kukuhnya akhlak). Setiap individu dituntut untuk memiliki ketangguhan akhlak sehingga mampu mengendalikan hawa nafsu dan syahwat.
  4. Qadir ‘ala Al-Kasb (mampu mencari penghidupan). Setiap individu dituntut untuk mampu menunjukkan potensi dan kreativitasnya dalam kebutuhan hidup.
  5. Mutsaqaf Al-Fikr (luas wawasan berpikirnya). Setiap individu dituntut untuk memiliki keluasan wawasan. Ia harus mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengembangkan wawasan.
  6. Qawiy Al-Jism (kuat fisiknya). Setiap individu dituntut untuk memiliki kekuatan fisik melalui sarana yang dipersiapkan Islam.
  7. Mujahid linafsih (pejuang diri sendiri). Setiap individu dituntut untuk memerangi hawa nafsunya dan mengukuhkan diri di atas hokum-hukum Allah melalui ibadah dan amal shaleh. Artinya, setiap pribadi dituntut untuk berjihad melawan bujuk rayu setan yang menjerumuskan manusia ke dalam kebathilan dan kejahatan.
  8. Munazham fi syu’unih (teratur urusannya). Setiap individu dituntut untuk mampu mengatur segala urusannya sesuai dengn aturan Islam. Pada dasarnya segala yang tidak teratur hanya akan berakhir pada kegagalan.
  9. Haris ‘ala Waqtih (memperhatikan waktunya). Setiap individu dituntut untuk mampu memelihara waktunya sehingga akan terhindar dari kelalaian. Setiap individu juga dituntut untuk mampu menghargai waktu orang lain sehingga tidak akan membiarkan orang lain melakukan kesia-siaan.
  10. Nafi’ li Ghairih (bermanfaat bagi orang lain). Setiap individu harus menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain. Bagi Insan yang ingin memiliki keperibadian muslim hendaknya mampu menumbuh-kembangkan berbagai sifat positif dalam kepribadian dengan mengamalkan ‘ilmu/pengetahuan yang di miliki, sehingga lahirlah pribadi membanggakan, buah dari proses tarbiyah yang ber-kesinambungan.

Oleh karnanya mulailah sedikit demi sedikit berbuat segala hal dengan ‘ilmu dan terus menerus dalam menjalankannya serta terus menerus dalam mencari ‘ilmunya.

أُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلىَ اللَّهْدِ

“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat ”Long life education

Misi; berfungsi untuk mewujudkan visi diatas perlu diwujudkan atau diciptakan beberapa layanan  agar dapat memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi tersebut dengan keempat indikatornya, dirumuskan sebagai berikut: (1) menyiapkan Insan/lulusan yang beriman, berakhlakul karimah dan bertaqwa kepada Allah SWT; (2) Mencetak Insan/lulusan yang bermutu dan berorientasi pada masa depan; (3) memberikan pelayan minat, bakat dan potensi setiap siswa; dan (4) menciptakan lingkungan budaya pendidikan yang penuh dengan keakraban dan kekeluargaan yang islami.

Tujuan: Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah, diwujudkan dalam bentuk aktivitas sosial menjadi langkah awal yang dijalankan oleh para pengelola Yayasan. Bergerak dalam pencarian dana-dana pembangunan sarana umat seperti masjid, madrasah, pengadaan air bersih dan lain lain. Dibidang Pendidikan sejak tahun 1984, mendirikan Lembaga Pendidikan Formal dan non formal, yaitu: (1) Raudhatul Atfhal (TK-Islam), didirikan tahun 1984 kepala RA Pertama dipimpin oleh Ibu Umi Kulsum; (2) Madrasah Ibtidaiyah (SD-Islam), didirikan tahun 1984 kepala MI Pertama dipimpin oleh BP A. Rusdian. BA; (3) Madrasah Tsanawiyah didirikan tahun 1987, Kepala MTs. Pertama, dipimpin oleh Bapa Drs. Khunen; (4) Lembaga Pendidikan Non Formal Madrasah Dinyah didirikan tahun 1984, Kepala MDA. Pertama, dipimpin oleh Bapa Solihin. Lembaga ini berfungsi, fungsinya sebagai pelengkap pendidikan RA-MI dan Madrasah Tsanawiyah, pelaksanaan pembelajarannya di lakukan pada sore hari.

Al-Misbah Yayasan Wakaf Ummat berarti bukan milik pribadi, tidak ada kepentingan dan kepemilikan pribadi di dalam Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah. Sehingga kerja sama yang dibangun di atas dasar kebersamaan, tidak ada yang diistimewakan, bahwa struktur jabatan itu hanyalah wasilah (sarana) untuk memudahkan kerja. Hasil keuntungan dan prestasi Yayasan dalam bentuk apapun semua kembali untuk Yayasan dan Manfa’atnya untuk  Ummat, tidak ada kepentingan pribadi, pengurus maupun donatur yang dapat mengambil keuntungan. Sejak didirikan tahun 1984 sampai sekarang tidak pernah ada donatur minta balasan atau keuntungan, bahkan sebaliknya mereka terus memberikan infaqnya untuk Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah hingga sekarang.

Seiring dengan terus bertambahnya kepercayaan para donatur memberikan dananya ke Al-Misbah, maka seluruh komponen yang ada di Al-Misbah  berupaya untuk menjaga amanah sebaik-baiknya dengan bekerja keras, ikhlas, cerdas,  berkontribusi untuk Al-Misbah  diatas bingkai dakwah dan pengabdian untuk masyarakat. Sehingga paradigma terbangun dalam beraktifitas adalah kerja-kerja ibadah, pengabdian dan kerja sosial, tidak dibatasi oleh waktu jam kerja atau besar-kecilnya kompensasi.

Setiap orang yang tahu bahwa Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah, adalah Wakaf Ummat, Milik Ummat, Manfaatnya untuk Ummat, Donaturnya Ikhlash tidak pernah minta konpensasi apapun, Pengurusnya bekerja keras dengan Ikhlas atas dasar pengabdian kepada Allah dan untuk kesejahteraan masyarakat, manfaatnya sudah terbukti sangat besar  dirasakan terutama  masyarakat sekitar, maka orang itu dipastikan akan tertarik juga untuk membantu dan berkontribusi untuk Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah.

Dengan gambaran seperti itulah, sangat wajar jika Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah akan mampu membangun kebersamaan dalam berkerja dan beraktifitas, sepanjang tidak ada kepentingan, agenda, tujuan, pribadi yang melebihi kepentingan bersama. Karena tidak ada eksploitasi, tidak ada pemerasan, tidak ada pemaksaan, apa lagi penindasan, semua sama-sama bekerja dan bekerja sama. Karena semua kerja keras kita, bukan untuk siapa siapa tetapi kembali untuk kepentingan Ummat atau Kepentingan Bersama, untuk ”Mebina Generasi Kharul Umah”

Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah: Membatu Peran keluarga dalam membentuk pribadi Muslim

Dari mana pondasi awal pribadi islam terbentuk? Jika cermati peranan keluarga memiliki andil yang besar dalam membentuk syakhsiyah islamiyah (kepribadian islam) jangan sampai orang tua mengalihkan peran mendidik anak ini sepenuhnya kepada sekolah. Orang Tua menjadi penanggung jawab bagi masa depan anak-anaknya,  maka setiap muslim dewasa (tidak hanya seorang guru) menjalankan fungsi edukasi. Wajib bagi kita semua melalui Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah, menegakkan ‘amar ma’ruf nahi munkar untuk mengubah masyarakat menuju kemandirian dan kebangkitan Islam.

Sejatinya, mengenalkan islam sebagai sebuah aturan hidup menjadi hal yang penting harus diajarkan orangtua kepada anak karena Islam sebagai sebuah mabda (ideologi), islam tidak terbatas hanya kepada hal spritual tetapi juga mencakup sistem yang mengatur urusan hidup yang disebut nizham atau syariah. Tujuan mengenalkan mabda’ Islam adalah dalam rangka membentuk pola pikir dan pola sikap yang islami (membentuk kepribadian Islam) pada diri anak. Selanjutnya dengan pembentukan ini, anak akan siap mengemban Islam sebagai kaidah berpikir dan kepemimpinan berpikirnya. Oleh karena itu, pengenalan mabda’ Islam kepada anak dilakukan dengan mengenalkan dan menanamkan akidah dan syariah Islam dalam beberapa tahap perkembangan anak yaitu pada tahap Masa mengandung dan melahirkan, Usia dini; masa pembentukan dasar-dasar kepribadian Islam, Usia pra balig; masa pemantapan dan pembiasaan dalam melaksanakan syariah. Sudah saatnya kita kembali ke dalam sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan islam akan terwujud generasi yang siap jadi pemimpin dunia dan membawa kepada keadaan yang lebih baik.

Penutup

Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah, adalah organisasi yang bergerak dalam bidang Sosial, Pendidikan dan Keagamaan untuk memberikan nilai dan manfaat kepada masyarakat. Dari dasar itu yayasan berkomitmen dalam program-program diantaranya adalah pembentukan lembaga pendidikan yaitu RA-MI-MTs, dan Diniyah, guna melahirkan generasi muda Islam yang lebih cerah dan mencerahkan. Sahabat-sahabat pengurus yayasan dan jajaran pengurus harian Yayasan Al-Mishbah ditekankan pada pengembangan kemampuan bersosialisasi untuk menumbuhkan karakter terpuji yang dilandasi pada ajaran Agama Islam, seperti memiliki rasa percaya diri, mandiri, saling menghargai, dan mempunyai jiwa sosial.

Masa lalu, masa kini dan masa mendatang kita jadikan sebagai satu tantangan yang cukup berat kalau tidak bersatu dalam mewujudkan cita-cita, visi, misi, dan program yayasan kedepan. Harapan saya Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah ini sebagai salah satu Yayasan yang dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap lingkungan yang ada di daerah Cipadung-Bandung khususnya dan bahkan Indonesia pada umumnya.

Selain itu, kerjasama dengan seluruh pihak terkait di bidang sosial, pendidikan dan keagamaan baik Pemerintah, lembaga pendidikan sejenis baik di dalam maupun di luar negeri, lembaga-lembaga professional serta seluruh pihak lainnya yang secara langsung atau tidak langsung menjadi hal yang penting untuk meningkatkan kualitas dan mutu yayasan dimasa yang akan datang.

Akhirnya kami berharap, semoga tujuan mulia dari Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah ini dapat tercapai dengan baik.

 

UCAPAN TERIMA KASIH                                                                                                                                          

Perasaan  syukur penulis sampaikan wabil khusus kepada Yth Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi, MA. (pada tahun 1984 sama-sama dengan penulis sedang menyusun Risalah Sarjana Muda Fakultas Ushuluddin), sebagian pemikirannya telah memfasilitasi penulis dalam penyusunan Proroposal Pendirian Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah. Dan ucapan terima kasih pula kami sampaikan kepada rekan-rekan Pembina, pengurus dan para anggota ex-Corps Dakwah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (CDSM-FU), tahun 1982-1984, yang sangat membantu dan mensuport penulis sehingga Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah dapat Terwujud.

Referensi

Akta Notaris Koswara Bandung No. 38 Tgl. 11/10/1985. tentang Pendirian Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah Cipadung Bandung.

Depag RI. Al-Qur’an dan Terjemahnnya. (Surabaya: Al-Hidayah 1998).

Maskuri. Nilai Pendidikan Sosial Pada Surat Al-Nas Dalam Tafsir Al-Misbah  (Kajian Semiotika De Saussure) Tesis. Manaj Pendidikan. (Pruwokerto: PPs IAIN Pruwokerto, 2019)

Moh. Wayong. Menuju Era Globalisasi Pendidikan:  Tantangan dan Harapan bagi Perguruan Tinggi di Tanah Air” Jurnal Inspiratif Pendidikan. Vol. VI, Nomor 2, (Desember 2017), 219.

Nurhati. Hasan Al-Banna Dan Konsep Kepribadian Muslimnya. Tesis MPI (Bandar Lanpung: UIN Lampun, 2018).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *