EFEKTIVITAS MENULIS ASSIGNMENTS:
PADA LEMBAR CATATAN KULIAH BERBASIS GOOGLE CLASSROOM DAN LMS E-KNOWS
“Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Kesadaran Metakognitif”
PERMISI
alah satu keterampilan yang diperlukan saat seorang mahasiswa sedang kuliah adalah menulis karya ilmiah, tidak terkecuali menulis assiment/catatan kuliah (CK). Sebagai keterampilan produktif, menulis menuntut penguasaan skill dan elemen bahasa yang lainnya seperti kosa kata dan struktur kalimat. Untuk itu, keterampilan menulis ini sering dianggap keterampilan berbahasa tingkat lanjut karena tuntutan di tingkat gramatis, semantis, dan wacana. Menulis sebenarnya mentransformasi kemampuan kognitif, menciptakan dan memanipulasi kata dan kalimat yang sesuai dengan fungsi-fungsi gerak tubuh dan syaraf. (Menary, 2007). Senada dengan ini, Oatley dan Djikic (2008), memaknai kegiatan menulis sebagai pemikiran yang menggunakan kertas dan media lain untuk mengeluarkan dan memanipulasi ungkapan-ungkapan simbolis. Dengan demikian, menulis tidak semata kegiatan motorik tangan dan jari tetapi juga melibatkan kemampuan dan keterampilan kognitif dalam mengungkapkan dan memanipulasi atau mentransformasi perasaan, gagasan, dan imajinasi menjadi simbol tulis. Hal in, bukan tugas yang mudah karena melibatkan integrasi aspek-aspek motorik, kognitif, dan kadang afektif. Untuk mendukung sikap itu diperlukan strategi dan teknik menulis yang harus mereka kuasai supaya mereka terhindar dari sikap tidak jujur dan tidak adil.
KETERAMPILAN MENULIS
Salah satu indikator keterampilan menulis mahasiswa juga dosen dituntut untuk bisa berpikir kritis dalam menganalisis suatu gagasan dan memecahkan suatu permasalahan akademik (Dong&Yue, 2015). Masuknya keterampilan ‘menulis’ menjadi vital dalam perkembangan studi mahasiswa di perguruan tinggi. Lebih jauh lagi dalam kebijakan terakhir seorang sarjana S1 dalam menyelesaikan studinya dituntut untuk menyelasaikan sebuah jurnal Nasional terakreditasi.
Sehubung dengan itu, oleh Gravees (Masnur. 2009.), menulis memiliki beberapa manfaat diantaranya: (1) menulis dapat mengembangkan kecerdasan dan mengharmoniskan beberapa aspek seperti keluwesan pengkungkapan, kemampuan mengendalikan emosi serta menata daya nalar, (2) dapat mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, (3) menulis mendorong seseorang untuk memiliki keberanian dalam menyampaikan idenya, pemikiran serta gaya tulisannya kepada publik, (4) menulis mendorong kemampuan seseorang untuk mengumpulkan informasi. Dapat difahami dari beberapa pendapat tersebut, bahwa menulis adalah suatu proses menggunakan lambang-lambang huruf yang berisi pesan, gagasan atau ide yang ingin disalurkan kepada orang lain, memindahkan hasil pengamatan dan perasaanya, dan disajikan kepada para pembaca. itulah kemudian disebut “Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Kesadaran Metakognitif”
Baca juga: Model Pembelajaran Daring yang Mencerahkan
Namun dalam kenyataannya mahasiswa belum banyak yang memanfaatkannya. Apalagi dalam perkuliahanan, kebanyakan mereka enggan, lebih senang mendodlod dari fasilitas internet. Memang betul apa yang di unkapkan dari Firasat Einstein, tentang kemajuan ilmiah tanpa nilai-nilai kemanusiaan akan muncul untuk memberikan kepercayaan pada refleksi lain-atau mungkin lebih merupakan ramalan – yang biasanya diutarakan sekitar seperti ini: “I fear the day that technology will surpass our human interaction. The world will have a generation of idiots.” (David Emery, 2017).
Quote di atas adalah salah satu ungkapan Albert Einsten. Apa yang dikhawatirkan beliau sudah mulai tiba. Mendengar ungkapan itu aku sempat berfikir memang benar apa yang dikatakannya. “Aku telah menemui dan merupakan bagian dari fenomena tersebut”. Lebih dari satu pernyataan peringatan tentang bahaya yang dapat ditimbulkan teknologi terhadap manusia telah secara keliru dikaitkan dengan fisikawan terkenal Albert Einstein. Karena alasan yang jelas, kutipan ini telah menjadi sangat populer di Internet, di mana sering disertai dengan gambar yang menunjukkan orang muda terpaku oleh smartphone atau perangkat elektronik lainnya. Situs web Daily Mail membuat seluruh fitur di sekitarnya pada tahun 2015, misalnya; Pesannya tidak halus: Einstein benar, “hari itu di sini lihatlah generasi idiot”!.
Tidak hanya itu, permasalahan yang sering dihadapi oleh para pendidik yaitu masih rendahnya penalaran dan konsep peserta didik, Nana (2018), menyatakan bahwa “….dalam proses belajar mengajar, akan terjadi interaksi antara guru dan siswa, dimana guru menyampaikan informasi untuk dibeirikan kepada siswa berupa transfer konsep melalui ceramah. Sehingga siswa hanya menerima informasi yang diberikan, sedangkan pada zaman sekarang teknologi sudah berkembang pesat sehingga memuntut para pendidik dapat memanfaatkan ternologi terbaru kan. Hal ini dikarenakan dalam praktek pembelajaran yang selama ini mereka lakukan bersifatteacher centered. Untuk hal itu para pendidik perlu mengubah paradigma pembelajaran dari pembelajaran teacher centered menuju ke pembelajaran berbasis student centered, baik segi metode, materi, maupun media pembelajaran, yang sejalan dengan model pembelajan era industi.4.0.
Menurut Aris (dalam Husamah, 2016) pembelajaran perlu menerapkan tugas menulis jurnal belajar untuk dapat menilai seberapa dalam pemahaman peserta didik terhadap materi yang baru dipelajari, sekaligus mengoreksi kelemahan dan kesalahan peserta didik. Pengetahuan tentang proses berpikir siswa ini dapat dijadikan sarana bagi pendidik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara memotivasinya melalui komentar yang membangun pada jurnal belajar.
Program pengajaran menulis di perguruan tinggi sudah banyak dijalankan di lembaga-lembaga pendidikan tinggi dan universitas. Merupahan sustu cirri transisi dari sekolah menengah atas ke perguruan tinggi mensyaratkan pengetahuan akan konvensi, aturan, dan etika dalam menulis di dunia akademik (Hjortshoj, 2009). Hal ini tentunya tidak mudah bagi para mahasiswa karena ada sikap, strategi, dan teknik yang harus dikuasai untuk menunjang keberhasilan mereka dalam tugas menulis di perguruan tinggi. Sebagai seorang akademisi, mahasiswa dituntut untuk bersikap jujur, terbuka, dan adil dalam setiap karya-karyanya.
Salah satu peluang untuk itu, mereka perlu dilatih, dibina, dikembangkan secara terus menerus. Tidak ada jalan lain paket program menulis dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran seharai-hari, yang sangat memungkin untuk itu pada saat meraka harus menulis untuk tugas akademik, dikatakan (Assignments) dalam istilah Google Classroom dan e-Knows Pada Lembar Catatan Kuliah Daring.
MENULIS ASSIGMENT
Komponen dan tahapan Menulis pada Lembar Catatan Kuliah (CK)
Istilah Lembar Catatan Kuliah selanjutnya disebut (LCK), sebagai pengembangan dari Lembar kerja peserta didik. Dalam istilah dikbud. Lembar kerja peserta didik adalah lembaran berisi pertanyaan yang mengarahkan peserta didik untuk memahami konsep yang ada dalam materi, sehingga peserta didik lebih mudah untuk menulis konsep-konsep penting dalam pemetaan pikiran (Arliyah & Ismono, 2015).
Lembar kerja siswa memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa, dengan tujuan untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Alfianika & Marni, 2019). Bahan ajar yang valid mengandung pengertian bahwa bahan ajar tersebut memenuhi standar kriteria yang telah ditentukan dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran (Leksono, Syachroji & Marianingsih, 2015).
Sesuai dengan tujuannya LKPD dapat digunakan oleh peserta didik dengan atau tanpa adanya bimbingan dari guru pada kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan fungsi LKPD menurut Soetopo (dalam Rahma Diani, dkk., (2019), yaitu sebagai panduan bagi peserta didik untuk melakukan rangkaian kegiatan dalam proses belajar mengajar. LKPD diharapkan dapat menciptakan suasana belajar aktif. Salah satu teknologi informasi dalam proses pembelajaran yang sedang berkembang pesat penggunaannya adalah android. Pembelajaran berbasis android dapat mengatasi kesulitan belajar yang dikarenakan adanya hambatan jarak, letak geografis, dan waktu. Keuntungan penggunaan e-learning menurut Mioduser, Nachmias, Lahav, dan Oren (dalam Thowfeek & Salam, 2014); e-learning memperkuat manipulasi informasi, e-learning berfungsi sebagai fasilitator komunikasi, dan e-learning berfungsi sebagai media pembelajaran digital.
Istilah lain dari Catatan Kuliah, Budimansyah; Priyanto, (dalam Husamah, 2016) adalah “Jurnal belajar” merupakan dokumen yang secara terus-menerus bertambah dan berkembang. Biasanya ditulis oleh mahasiswa (pembelajar), sebagai rekaman terhadap perkembangan materi yang sedang dipelajari. Jurnal belajar merupakan wadah untuk menuliskan hasil refleksi mahasiswa tentang pembelajaran yang telah diikuti. Bagaimana tanggapan mahasiswa dituliskan dalam jurnal belajar, misalnya materi sudah dipahami, materi pembelajaran belum dipahami dengan menuliskan alasan mengapa belum dipahami, penjelasan yang berbeda dengan yang disampaikan pendidiknya yang didapat dari sumber belajar yang lain. Jurnal belajar sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan kebiasaan menulis, menyusun suatu alur pikir secara tertulis, yang bagi dosen dapat menjadi acuan dalam menilai berhasil tidaknya mahasiswa mempelajari materi yang disampaikan
Respon yang tepat dan cepat dari dosen terhadap apa yang disampaikan mahasiswa dalam jurnal belajar yang mereka tulis akan merangsang mahasiswa untuk menentukan pola dan strategi atau cara belajar yang tepat. Hal ini mengingat bahwa menurut Mappeasse (2009), cara belajar merupakan suatu cara bagaimana seseorang melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti elajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengerjakan atau menyelesaikan tugas, dan bahkan cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar.
Dalam konteks ini, Seiring dengan kebijakan pembelajaran dalam menangkal penyebaran copid-19 “belajar dirumah saja” Work from Home/WfH dan sejenisnya, meuntut pembebelajaran berbasis Daring. Salah satu peluang untuk itu, mereka perlu dilatih, dibina, dikembangkan secara terus menerus. Tidak ada jalan lain paket itu dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran seharai-hari, yang sangat memungkin untuk itu pada saat meraka harus Menulis untuk tugas akademik, dikatakan (Assignments) dalam istilah Google Classroom dan e-Knows. Pada Lembar Catatan Kuliah Daring. Lembar ini ditentukan bersama sebelum perkuliahan dimulai juga sala hsatu dari bagian kontrak perkuliahan yang ditandatangani bersama. Ada tiga komponen penting yang perlu ditulis oleh mahasiswa dalam lembar LCK, anta lain:
1. Menulis Identitas
Identitas adalah sebuah pemikiran mengenai gambaran diri individu yang dilakukan secara yakin dan sadar. (Astri Yani Calsum, 2019). Bila sesorang telah memperoleh identitas, maka ia akan menyadari ciri-ciri khas kepribadiannya, seperti kesukaan atau ketidaksukaannya, aspirasi, tujuan masa depan yang diantisipasi, perasaan bahwa ia dapat dan harus mengatur orientasi hidupnya. Identitas diri diartikan pula sebagai suatu persatuan yang terbentuk dari asas-asas atau cara hidup, pandangan-pandangan yang menentukan cara hidup selanjutnya (Desmita, 2005).
Salahsatu prasayat bagi siswa/mahasiswa untuk dapat megikuti perkuliahan berbasis dari dengan google classroom, setelah dipastikan para siswa/mahasiswa memiliki akun pribadi, (syarat identitas), dosen dapat memberi instruksi dan lainnya berkaitan materi pembelajaran sesuai dengan waktu dan urutan pertemuannya. Mahasiswa dapat mengerjakan apa yang diintruksikan guru/dosen.(Subiyantoro. Et.,al. 2017).
Dalam kontek ini, mahasiswa, mengisi identitas diri secara lengkap menjadi suatu keharusan dalam lembar CK berbasis Daring dengan Google Classroom, berguna untuk memudahkan dalam memberikan informasi kepada siswa baik itu informasi terkait insruksi,informasi komentar maupun informasi yang lainnya. Adapun identitas dalam CK, sekitar manulis; nama, NIM, Kelas; dan Pertemuan dalam mata kuliah yang bersakutan sesuai jadwal/waktu yang telah ditentukan.
2. Menulis Deskripsi
Deskripsi berasal dari kata ’’descrebe’’yang berarti menulis atau membeberkan hal. Teks deskripsi atau paragraf deskripsi adalah sebuah teks atau paragraf yang berisi tentang suatu gambaran sifat dari benda yang akan dideskripsikan atau diceritakan (Permanasari, 2017). Deskripsi menggambarkan bahwa seolah-olah orang yang sedang membaca teks tersebut dapat merasakan, mendengar ataupun melihat secara langsung dengan benda yang sedang dibahas dalam suatu tulisan yang berupa paragrap atau teks. Deskripsi juga disebut sebagai lukisan dari suatu benda yang akan diceritakan dalam bentuk paragraph (Aljatila, 2015).
Kemampuan menulis deskripsi sangat penting bagi para siswa untuk sebagai bekal dalam memahami pelajaran lain atau pun bekal di masa depan. Cara penulisan ini menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakan, melihat, mendengar, atau mengalami) sebagaimana dipersepsi oleh panca indra. Banyak manfaat yang dapat dipetik dari menulis, diantaranya peningkatan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberanian, pendorong kemauan, serta kemampuan mengumpulkan informasi (Wardiani dan Mulyaningsih, 2015). Menulis disusun dengan menggunakan kalimat-kalimat sebagai gambaran kesatuan-kesatuan bahasa dengan memanfaatkan stuktur bahasa dan kosa kata.
Oleh karena itu, menulis dikategorikan sebagai kegiatan produktif dan ekspresif. Untuk mencapai kompetensi tersebut, pembelajaran harus dilakukan dengan metode yang tepat. Salah satu model yang dapat dipilih adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) karena menekankan keaktifan siswa. PBM merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBM adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahapan ilmiah (Rubiah, 2016).
Melalui PBM, siswa dapat mempelajari pengetahuan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. PBM berfokus pada penyajian suatu permasalahan. Siswa diminta memecahan masalah melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, serta prinsip yang dipelajari dari berbagai bidang ilmu (multiple perspective). Dalam hal ini, permasalahan menjadi fokus, stimulus, dan pemandu proses belajar, sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing (Wynn, Mosholder, Larsen, 2014).
Pada penerapan metode problem based learning, masalah tidak hanya dilihat sebagai sumber belajar, tetapi masalah dapat menjadi strategi untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dalam metode pembelajaran berbasis masalah, guru berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah dan pemberi fasilitas penelitian (Masek dan Yamin, dalam Muliawatia, dkk. 2018). Selain itu, guru menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Pembelajaran berbasis masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan. Pembelajaran berbasis masalah juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan akivitas siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Pada metode pembelajaran berbasis masalah, guru berperan sebagai pemberi rangsangan, pembimbing kegiatan siswa dan penentu arah belajar siswa.
3. Menulis Summary/Ringkasan
Meringkas atau (summarizing) dipahami sebagai tantangan bagi pelajar/mahasiswa, khususnya, karena mereka tidak tahu harus memasukkan apa dan wtopi untuk pergi dalam ringkasan mereka, Teman dalam Naseri & Assadi (2013:74), mengaskan peringkasan adalah suatu strategi membaca yang efektif yang bias membantu siswa/mahasiswa membuat summary/ringkasan proposisi penting dari teks dan bantuan peringkasan siswa/mahasiswa untuk memahami pengetahuan edge, mentransfernya menjadi panjang-memori jangka karena itu mengarah siswa membaca untuk memahami, mengenali penting ide dan untuk mengekspresikan informasi dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Senemoglu (dalam Naseri & Assadi 2013: 74). Summary/ringkasan dipersingkat dari versi teks asli, dan hanya berisi poin paling penting, ide-ide utama, detail penting dan secara struktural mirip dengan aslinya teks.
Menulis summary, dapat dikatakan bahwa membuat ringkasan atau summarizing adalah suatu kegiatan yang biasa kita lakukan. Dalam kehidupan sehari-hari misalnya, Anda akan menceritakan kegiatan Anda satu hari itu kepada orang lain secara singkat. Anda memilih kejadian-kejadian tertentu yang Anda anggap penting atau menarik untuk diceritakan. Tidak setiap detail kejadian Anda ceritakan sehingga Anda tidak memerlukan waktu lama untuk menceritakan kejadian yang Anda alami hari itu. Di samping itu, orang lain pun tidak bosan mendengarkan cerita Anda.(Suratinah,2015).
Siswa/mahasiswa yang mahir memahami meringkas, mengidentifikasi apa yang paling penting dan menyatakan kembali teks dengan kata-kata Anda sendiri, adalah alat penting untuk keberhasilan perguruan tinggi. Lagi pula, jika Anda benar-benar tahu subjek, Anda akan dapat meringkasnya. Jika Anda tidak dapat meringkas subjek, bahkan jika Anda telah menghafal semua fakta tentangnya, Anda dapat benar-benar yakin bahwa Anda belum mempelajarinya. Dan, jika Anda benar-benar mempelajari subjeknya, Anda masih dapat meringkasnya berbulan-bulan atau bertahun-tahun dari sekarang.Siswa/mahasiswa yang mahir dapat memantau pemahaman mereka tentang suatu teks dengan meringkas saat mereka membaca. Mereka mengerti bahwa jika mereka dapat menulis ringkasan satu atau dua kalimat dari setiap paragraf setelah membacanya, maka itu adalah pertanda baik bahwa mereka telah memahaminya dengan benar. Jika mereka tidak dapat meringkas ide utama paragraf, mereka tahu bahwa pemahaman telah rusak dan mereka perlu menggunakan strategi perbaikan untuk memperbaiki pemahaman. Meringkas terdiri dari dua keterampilan penting: mengidentifikasi materi penting dalam teks, dan menyatakan kembali teks dengan kata-kata Anda sendiri. Karena menulis ringkasan terdiri dari menghilangkan informasi minor, itu akan selalu lebih pendek daripada teks aslinya.
Strategi Membuat Summary
Menurut Khoshima, Hooshang & Tiyar, Forouzan Rezaeian (2014), dalam jurnal mereka yang merangkum Strategi proses peringkasan memfokuskan perhatian pada poin-poin utama dari teks dan menyediakan pembaca dengan kerangka kerja konseptual yang mempercepat keduanya memori dan pemahaman. Itu membuat siswa memungkinkan untuk fokus pada kata kunci dan frasa dari teks yang ditugaskan yang layak dan diingat. Itu untuk siswa untuk mengajar cara mengambil banyak pilihan teks dan mengurangi ke poin utama untuk pemahaman yang lebih ringkas: (1) Summary; dimulai dengan kalimat pengantar yang menyatakan judul teks, penulis dan tesis utama atau subjek. (2) Ringkasan berisi tesis utama (atau poin utama teks), disajikan kembali dengan kata-kata Anda sendiri. (3) Summary; ditulis dengan kata-kata Anda sendiri. Berisi sedikit atau tidak ada kutipan. (4) Summary; selalu lebih pendek dari teks asli, sering sekitar 1/3 selama aslinya. Ini adalah tulisan “bebas lemak” ultimat. Artikel atau makalah dapat diringkas dalam beberapa kalimat atau beberapa paragraf. Buku dapat diringkas dalam artikel atau makalah pendek. Buku yang sangat besar dapat diringkas dalam buku yang lebih kecil. (5) Summary; harus berisi semua poin utama dari teks asli, tetapi harus mengabaikan sebagian besar detail, contoh, ilustrasi, atau penjelasan. (6) Tulang punggung dari ringkasan apa pun dibentuk oleh informasi penting (nama kunci, tanggal, tempat, ide, peristiwa, kata-kata dan angka). Ringkasan tidak boleh bergantung pada generalisasi yang tidak jelas. (7) Jika mengutip sesuatu dari teks asli, bahkan kata yang tidak biasa atau frasa yang menarik, perlu memasukkan apa pun yang Anda kutip di tanda kutip (“”). (8) Summary; harusnya hanya berisi ide-ide dari teks asli. Jangan memasukkan pendapat, interpretasi, deduksi, atau komentar Anda sendiri ke dalam ringkasan. (9) Summary; seperti tulisan lain, harus memiliki audiens dan tujuan tertentu, dan Anda harus menulisnya dengan hati-hati untuk melayani audiens itu dan memenuhi tujuan spesifik itu.
PENUTUP
Lembar Catatan Kuliah berguna untuk seseorang, yaitu: (1) memberi gambaran yang sesunguhnya mengenai pertumbuhan pemahaman dari suatu materi atau pengalaman seseorang, (2) menunjukkan perkembangan belajar sesorang, (3) menjaga rekaman pikiran dan ide seseorang melalui pengalaman belajarnya, dan (4) membantu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan pilihan dalam belajar seseorang.
Menulis Lembar Catatan Kuliah dapat mengarahkan pada pembelajaran yang lebih baik karena merupakan sesuatu yang konstruktif dan melibatkan proses reflektif. Dimulai dari mendeskripsikan materi diakhiri dengan summary/ringkasan.
Saat menulis mungkin saja mahasiswa menemukan konsep yang membingungkan, ini akan memacunya untuk mengembangkan pemahamannya tentang konsep tersebut dengan menghubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya sebelumnya. Melalui jurnal belajar guru dapat menilai seberapa dalam pemahaman mahasiswa terhadap materi yang baru dipelajari, sekaligus untuk mengoreksi kelemahan dan kesalahan. Mahasiswa akan termotivasi dalam belajarnya dan memandang bahwa mata kuliah yang sedang ditempuh bukanlah pelajaran yang sulit dan membosankan.
Pengatahun tentang proses berfikir siswa ini dapat dijadikan sarana bagi dosen untuk meningkatkan semangat belajar siswa dengan cara memotivasinya melalui komentar dosen yang membangun pada Lembar Catatan Kuliah. Respon yang tepat dan cepat dari dosen terhadap pesan dalam jurnal belajar yang mereka tulis akan merangsang mahasiswa untuk menentukan pola dan strategi atau cara belajar yang tepat.
Selanjutnya disarankan agar perlu kajian dan penelitian lebih lanjut bagaimana efektivitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kesadaran metakognitif, mengingat hal ini sangat diperlukan di abad 21 ini.
Daftar Pustaka
Aljatila, L. O. R. (2015). Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif melalui Model Kooperatif Tipe Round Table Pada Siswa Kelas X-1 SMAN Kulisusu Barat. Humanika, 15(3), 1-14.
Assadi, Nader & Zoghi, Masoud. (2013) The Effect of Taeaching Systemic-Oriented Summarization Strategies on the Reading Comprehension of Advanced Iranian EFL Learners. International Journal of Language Learning and Applied Linguistics World (IJLLALW). 4(4):74-87.
Astri Yani Calsum, (2019) Identitas Diri Remaja Pengguna Media Social. (Tesis): Program Studi Psikologi. Surakarta: UMS.
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Dong, T., & Yue, L. (2015). A Study on Critical Thinking Assessment System of College English Writing. English Language Teaching, 8 (11), 176.
Hesti Muliawatia, dkk. 2018. Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi. J. Indonesian Language Education and Literature. 3 (2), 157–170. tersedia dalam: http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/jeill/.
Hjortshoj, K. (2009). The Transition to College Writing (2nd ed.). Boston: Bedford/St. Martins.
Husamah, (2016) Penerapantugas Menulis Jurnal Belajar Terhadap Nilai Akhir Mahasiswa Pada Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Di Prodi Pendidikan Biologi FKIP-UMM. Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang (Malang, 26 Maret 2016), 1175-1181.
Husamah, (2016) Penerapantugas Menulis Jurnal Belajar Terhadap Nilai Akhir Mahasiswa Pada Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Di Prodi Pendidikan Biologi FKIP-UMM. Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang (Malang, 26 Maret 2016), 1175-1181.
Khoshima, Hooshang & Tiyar, Forouzan Rezaeian (2014). The effect of summarizing strategy on readingcomprehension of Iranian upper mediate EFL learners. International Journal of Language an d Linguistics.2(3): 134-139.
Leksono, S. M., Syachruroji, A., &Marianingsih, P. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Biologi Konservasi Berbasis Etnopedagogi. Jurnal Pendidikan, 45(2),168-183.
Mappeasse, M. Y. (2009). Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK.Negeri 5 Makassar. Jurnal MEDTEK, 1(2): 1-6.
Menary, R. 2007. Writing as Thinking. Language Sciences, 29(5), 621-632.
Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta:Bumi Aksara.
Nana (2018). Penerapan Model Creative Prolem Solving Berbasis Blog Sebagai Inovasi pembelajaran di Sekolah Menengah Atas dalam Pembelajaran Fisika.-, Prosiding SNFA Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya (ISSN: E-2548-8325/P-2548-8317), 191-198.
Naseri, Hangameh, Assadi, Nader & Zoghi, Masoud. (2013). The Effect of Taeaching Systemic-Oriented Summarization Strategies on the Reading Comprehension of Advanced Iranian EFL Learners. International Journal of Language Learning and Applied Linguistics World (IJLLALW). 4(4):74-87.
Oatley, K., & Djikic, M. 2008. Writing as Thinking. Review of General Psychology, 12(1), 9.
Permanasari, D. (2017). Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat. Pesona, 3(2), 156-162. doi: 10.26638/jp.444.2080.
Rubiah, M. (2016). Implementation of Problem Based Learning Model in Concept Learning Mushroom as a Result of Student Learning Improvement Efforts Guidelines for Teachers. Journal of education and Practice, 7(22), 26-30.
Subiyantoro S. et al., (2017). The Impact Of Learning Management System (LMS) on Student’s Academic Performance. Journal of Higher Education Theory and Practicel. 2 (4), 307–314.
Thowfeek & Salam. (2014). Student’s Assesment on the Usability of E-Learning Websites. Procedia:Social and Behavioral Sciences,141, 916–922.
Wardiani, R. dan Mulyaningsih, I. (2015). Kemampuan Menulis Deskripsi (Studi Kasus di Pondok Pesantren Nuurusshiddiiq, Cirebon. Indonesian Language Education and Literature, 1(1), 1-16. doi: 10.24235/ileal.v1i1.36.
Wynn, C. T. , Mosholder, R. S. , Larsen, C. A. (2014). Measuring the Effects of Problem-Based Learning on the Development of Postformal Thinking Skills and Engagement of First-Year Learning Community Students. LearningCommunities Research and Practice, 2(2), 1-33.
Lampiran: