Pendidikan Manajemen Ramadlan: Pilar Pembelajaran Mandiri Menuju Indonesia Emas 2045: Jawban Eklusip 2 Pertanyaan dari Bedanews.com

BULAN RAMADAN bukan sekadar ibadah puasa, tetapi juga momentum pembelajaran yang sangat kaya akan nilai-nilai manajemen pendidikan. Dalam praktiknya, puasa melatih disiplin, pengendalian diri, serta peningkatan kualitas diri yang sejalan dengan tujuan pendidikan karakter. Sayangnya, banyak institusi pendidikan masih menganggap pembelajaran selama Ramadan sebagai masa libur biasa, tanpa integrasi nilai-nilai pembelajaran mandiri. Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berbasis proyek, diferensiasi, dan eksplorasi mandiri. Salah satu metode inovatif adalah penggunaan podcast edukatif yang dapat membantu siswa belajar kapan saja dan di mana saja. Pendekatan ini dapat dimanfaatkan selama Ramadan untuk mengoptimalkan pembelajaran meskipun dalam kondisi puasa. Salah satu tantangan dalam pendidikan selama Ramadan adalah adanya persepsi bahwa puasa mengurangi efektivitas belajar. GAP yang terjadi adalah belum adanya strategi konkret untuk memanfaatkan momentum Ramadan dalam pembelajaran mandiri dan karakter. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi pertanyaan nilai-nilai manajemen pendidikan yang dapat digali dari puasa Ramadan serta pesan moral bagi generasi Z, guna meningkatkan kualitas pembelajaran dalam Era 5.0 dan Kurikulum Merdeka. Mari kita eksporasi pertannya satu persatu:

Pertama: Nilai Manajemen Pendidikan dari Puasa Ramadan ?; 1) Manajemen Waktu dan Disiplin;Puasa mengajarkan individu untuk mengatur waktu dengan baik, mulai dari sahur, berbuka, hingga ibadah malam. Dalam pendidikan, manajemen waktu ini dapat diterapkan dalam pengelolaan jadwal belajar yang efektif; 2) Pengendalian Diri dan Ketekunan;Ramadan melatih kesabaran dan pengendalian diri, yang merupakan keterampilan penting dalam dunia akademik dan profesional; 3)Kemandirian dan Tanggung Jawab;Dengan berpuasa, siswa belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, tanpa perlu pengawasan ketat dari orang tua atau guru; 3) Kolaborasi dan Kepedulian Sosial;Kegiatan berbagi seperti zakat dan sedekah menumbuhkan empati serta mendorong budaya gotong royong dalam lingkungan pendidikan; dan 4)Refleksi Diri dan Evaluasi;Ramadan menjadi momen untuk introspeksi dan peningkatan diri, sejalan dengan konsep evaluasi dalam manajemen pendidikan yang menekankan perbaikan berkelanjutan.

Kedua: Pesan Moral bagi Generasi Z dari Nilai Manajemen Pendidikan Ramadan ?; 1) Pentingnya Konsistensi dan Komitmen;Generasi Z harus belajar bahwa kesuksesan akademik dan profesional membutuhkan konsistensi dan komitmen yang kuat, sebagaimana dalam menjalankan ibadah puasa; 2) Belajar dari Proses, Bukan Hanya Hasil;Ramadan mengajarkan bahwa keberhasilan bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi juga bagaimana proses dijalani dengan penuh kesabaran dan usaha; 3) Menghargai Waktu dan Peluang;Sebagaimana waktu berbuka yang ditunggu-tunggu, generasi muda harus mampu mengelola waktu mereka dengan baik untuk mencapai tujuan akademik dan profesional. 4) Memprioritaskan Nilai-Nilai Spiritual dan Moral;Kesuksesan tidak hanya diukur dari pencapaian akademik, tetapi juga dari integritas dan akhlak yang baik; dan 5) Kolaborasi dan Kepedulian terhadap Sesama;Sebagaimana semangat berbagi dalam Ramadan, generasi Z harus mengembangkan jiwa sosial dan kolaboratif untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Singkat kata, “Puasa Ramadan menawarkan berbagai nilai manajemen pendidikan yang dapat menjadi bagian integral dari Kurikulum Merdeka dan pembelajaran di Era 5.0.” Dengan menerapkan manajemen waktu, disiplin, kemandirian, serta kepedulian sosial, generasi Z dapat dipersiapkan lebih baik untuk menghadapi tantangan global menuju Indonesia Emas 2045. Atas dasar itu, melalui tulisan ini, merekomendasikan bagi Guru dan Pemangku Kepentingan Pendidikan, bahwa: 1) Integrasi Nilai Ramadan dalam Kurikulum; Sekolah dan madrasah harus mengembangkan modul pembelajaran berbasis nilai Ramadan dalam kurikulum mereka; 2) Pemanfaatan Teknologi Digital: Podcast dan media digital dapat digunakan sebagai metode pembelajaran selama Ramadan agar siswa tetap produktif; 3) Mendorong Program Refleksi dan Evaluasi Diri: Sekolah/Madrasah dapat mengadakan program refleksi Ramadan untuk meningkatkan kesadaran diri dan pengembangan karakter siswa; 4) Melibatkan Orang Tua dalam Pendidikan Ramadan;Orang tua harus didorong untuk menerapkan pendidikan berbasis nilai Ramadan dalam keluarga agar anak-anak dapat menginternalisasi nilai-nilai tersebut secara mendalam.

Dengan langkah-langkah ini, nilai-nilai Ramadan tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan beragama, tetapi juga menjadi pilar dalam membangun sistem pendidikan yang lebih baik, mendukung visi Indonesia Emas 2045.  Sejatinya nilai-nilai manajemen pendidikan dalam puasa Ramadan dapat membentuk karakter generasi Z agar lebih disiplin, mandiri, dan berakhlak mulia dalam menghadapi era Kurikulum Merdeka dan Indonesia Emas 2045. Wallahu A’lam.

_____________________

Penulis/Nara Sumber:

Prof.Dr.H. Ahmad Rusdiana, MM. Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dewan Pembina PERMAPENDIS Jawa Barat. Penulis, Peneliti dan Pengabdi; Pendidiri/Pembina Yayasan Pnedidikan Al-Mishbah Cipadung Kota Bandung dan Yayasan Pendidikan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan Kab. Ciamis Jawa Barat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *