Wawancara: Eksekutif dengan Prof. Dr. H. A. Rusdiana, MM: Pakar Manajemen Pendidikan UIN SGD Bandung. Penulis/peneliti, Pediari dan Pembina Yayasan Pendidikan Al-Mishbah Cipadung Kota Bandung & Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan Kab. Ciamis Jawa Barat.
Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari menjadi momentum refleksi terhadap peran pers dalam membangun bangsa. Tema HPN 2025, “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa,” menegaskan peran strategis media dalam mendukung kebijakan pangan yang berkelanjutan. Di era digital dan menuju Indonesia Emas 2045, pers tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi tetapi juga sebagai sarana edukasi dan kontrol sosial yang memperkuat kapasitas intelektual masyarakat. Ketahanan pangan merupakan isu krusial dalam menyongsong bonus demografi, di mana pers diharapkan mampu menjadi jembatan antara pemangku kebijakan, akademisi, dan masyarakat dalam memahami urgensi kebijakan pangan berkelanjutan. Dengan demikian, penting untuk mengeksplorasi nilai edukasi yang dapat diambil dari HPN 2025, peluang akademisi dalam memanfaatkan peran pers, serta harapan terhadap perkembangan pers ke depan. Berikut ekplorasi dari tiga pertanyaan pers, sebagai berikut:
Pertama: Nilai Edukasi dari HPN 2025 dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045; HPN 2025 memberikan beberapa nilai edukasi yang dapat dimanfaatkan dalam membangun generasi emas yang siap menghadapi tantangan global, di antaranya: 1) Literasi Media dan Ketahanan Informasi Masyarakat perlu semakin sadar akan pentingnya memilah informasi di era digital. Pers harus memainkan peran dalam meningkatkan literasi media agar masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa, mampu memahami isu ketahanan pangan dengan pendekatan berbasis data; 2) 2. Pendidikan Berbasis Riset dan Data Media harus menjadi sumber edukasi yang mendorong masyarakat untuk berpikir kritis terhadap isu pangan, kebijakan agraria, dan tantangan ketahanan pangan nasional. Dengan demikian, pers berkontribusi dalam membentuk wawasan berbasis riset; 3) Etika dan Integritas dalam Berinformasi Edukasi tentang bagaimana informasi harus disampaikan dengan benar, tidak tendensius, serta berimbang menjadi poin utama dalam membangun generasi yang tidak mudah terprovokasi oleh berita palsu (hoaks).
Kedua: Peluang yang Bisa Digali oleh Akademisi dari HPN 2025; Kaum akademisi memiliki peluang besar dalam memanfaatkan momentum HPN 2025 untuk meningkatkan kontribusinya dalam pembangunan nasional, khususnya melalui: 1)Kolaborasi dengan Media untuk Diseminasi Penelitian Hasil riset akademisi tentang ketahanan pangan, teknologi pertanian, dan inovasi pangan dapat dipublikasikan lebih luas melalui media, menjadikan penelitian lebih aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat; 2)Peningkatan Peran Edukasi dalam Jurnalistik Akademisi dapat bekerja sama dengan media dalam mengembangkan program literasi informasi, seperti pelatihan bagi wartawan dalam memahami riset akademik, serta program jurnalisme berbasis riset di perguruan tinggi; 3)Keterlibatan dalam Pembuatan Kebijakan Publik Hasil penelitian yang dipublikasikan media dapat dijadikan referensi bagi pengambil kebijakan dalam merumuskan regulasi yang lebih berbasis data dan kebutuhan masyarakat.
Ketiga: Harapan Pengembangan Pers dalam Menyongsong Bonus Demografi dan Indonesia Emas 2045; Pers memiliki peran strategis dalam membangun bangsa yang maju dan siap menghadapi tantangan di era 5.0. Beberapa harapan terhadap pengembangan pers ke depan antara lain: 1)Transformasi Digital dan Inovasi Jurnalistik Digitalisasi media harus semakin diperkuat dengan pendekatan berbasis teknologi AI dan big data untuk menyajikan berita yang lebih akurat, cepat, dan interaktif; 2)Jurnalisme Berbasis Solusi (Solution Journalism) Pers tidak hanya menyajikan berita, tetapi juga menawarkan solusi terhadap permasalahan nasional, termasuk ketahanan pangan, dengan menghadirkan perspektif dari akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat; 3)Penguatan Etika dan Keberlanjutan Media Dalam menghadapi persaingan global, media perlu tetap menjunjung tinggi etika jurnalistik, menjaga independensi, dan mencari model bisnis yang berkelanjutan agar tetap relevan di tengah perubahan zaman.
HPN 2025 bukan sekadar peringatan tahunan, tetapi momentum bagi pers untuk terus berperan dalam mencerdaskan bangsa. Nilai edukasi yang terkandung dalam HPN harus dimanfaatkan oleh akademisi dan masyarakat untuk meningkatkan literasi media, memperkuat basis riset, serta membangun kesadaran kritis terhadap isu ketahanan pangan. Bagi pemangku kepentingan pendidikan, berikut beberapa rekomendasi: 1) Bagi Kepala/Pimpinan Institusi Pendidikan: a) Mendorong kerja sama dengan media dalam penyebaran hasil riset dan informasi akademik; b) Mengintegrasikan literasi media ke dalam kurikulum pendidikan; 2) Bagi Guru/Dosen: a) Mengajarkan pentingnya literasi informasi dan etika jurnalistik kepada peserta didik; b) Mengembangkan metode pembelajaran berbasis riset dan data. 3) Bagi Tenaga Kependidikan: a) Memastikan infrastruktur teknologi informasi yang mendukung akses ke media berkualitas. b) Mendukung kolaborasi antara akademisi dan media dalam penyebaran pengetahuan.
Dengan kerja sama antara pers, akademisi, dan pemangku kepentingan pendidikan, kita dapat memanfaatkan momentum bonus demografi untuk menciptakan generasi emas yang siap menghadapi tantangan global, menuju Indonesia Emas 2045. Hari Pers Nasional 2025 mengusung tema “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa.” Bagaimana peran pers dalam mendukung pendidikan dan akademisi dalam menyongsong Indonesia Emas 2045? Wallhu A’lam