Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL) dan Case-Based Method (CBM)

LEBIH DEKAT DENGAN: Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL) dan Case-Based Method (CBM)

(Pembekalan Materi Ujian Komrehenshif, 9-11 September 2024)

Proses pembelajaran di perguruan tinggi terdiri dari beberapa metode yang mengacu pada Permendikbudristek nomor 53 Tahun 2023.  Tertuang pada pasal 8 ayat 1, bahwa penyusunan unit pengelola program studi juga harus melibatkan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).  Untuk mencapai pembelajaran yang selaras dengan DUDI, program studi dapat mengembangkan metode pembelajaran efektif seperti Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), Case-Based Method (CBM). Ketiga metode pembelajaran ini diimplementasikan untuk menyukseskan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang mengacu pada DUDI. Meski PBL, PjBL, dan CBM terkesan mirip, namun terdapat beberapa perbedaan yang mencolok. Seperti apa perbedaan ketiga metode pembelajaran ini? Berikut pembahasannya.

Apa itu PBL?

Dikutip dari laman IKIP Siliwagi, pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran dengan memahami suatu konsep melalui masalah yang disajikan pada awal pembelajaran. Dengan metode pembelajaran ini, mahasiswa didorong untuk melatih kemampuan problem solving. Metode ini berpusat pada mahasiswa (student centered). Tujuannya untuk menggali secara indepth suatu topik yang diajarkan. Mahasiswa akan diajarkan pendekatan berbasis research terhadap sebuah permasalahan. Di samping itu, mahasiswa juga ditantang untuk menjawab pertanyaan yang berbobot sesuai dengan realita di lapangan. Baca juga: Mengenal Model Pembelajaran Teaching Factory (TEFA)

Apa itu PJBL?

Berdasarkan laman resmi kampus Universitas Gadjah Mada UGMProject Based Learning (PjBL) merupakan bentuk metode pembelajaran yang dirancang khusus agar mahasiswa melakukan proses pembelajaran secara langsung. Mahasiswa akan dihadapkan dengan project real berdasarkan mata kuliah yang diikuti. Tujuannya tentu saja untuk mencapai pembelajaran secara nyata.

Apa itu CBM?

Lalu untuk Case-Based Method atau biasa disingkat CBM merupakan metode pembelajaran yang diimplementasikan untuk mendukung kurikulum Kampus Merdeka. CBM berorientasi pada peningkatan pemahaman mahasiswa dalam memahami logika industri atau logika proposional. Tujuannya adalah mempraktekkan nilai dan norma kolaborasi di dunia profesional. Untuk memfasilitasi metode pembelajaran CBM dosen perlu membentuk luaran atau output berupa rancangan produk maupun tata kelola. Melalui rancangan ini, ketika pembelajaran dosen dapat  memonitoring proses pembelajaran mahasiswa secara berkesinambungan.

Dari ketiga metode tersebut memiliki peran penting untuk mensukseskan penerapan kurikulum OBE. Melalui kurikulum ini diharapkan bisa mencetak lulusan yang bisa memenuhi kebutuhan industri. Dengan kata lain, permasalahan yang terus timbul terkait kesenjangan lulusan bisa terselesaikan dengan tepat. Perlu diketahui, bahwa penerapan pembelajaran berdasarkan outcome telah diatur dalam kebijakan berikut, yaitu:

  • Peraturan dan standar: UU No 12/2012
  • Perpres No 8/2012 (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI))
  • Permenristekdikti No 44/2015 (Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti))
  • Permenristekdikti No 62/2016 (Standar Pelayanan Minimal (SPM Dikti))
  • Permenristekdikti No 32/2016 (Akreditasi)

Lalu seperti apa agar penerapan PBL, PJBL, dan CBM dapat berjalan optimal di perguruan tinggi?

Penerapan pembelajaran PBL,PJBL, dan CBM dengan SEVIMA Platform

Pembelajaran PBL, PJBL, dan CBM merupakan metode yang menggunakan real case  untuk membebaskan mahasiswa eksplorasi suatu masalah atau pembelajaran. Dari metode pembelajaran ini, mahasiswa dituntut untuk menjadi aktif yang disesuaikan untuk mencapai kompetensi sesuai Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL). Berikut adalah penerapan pembelajaran PBL, PJBL, dan CBM:

a. Penerapan PBL

Dilansir dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Siliwangi, Penerapan PBL di pendidikan tinggi bertujuan untuk mendorong mahasiswa untuk kritis terhadap suatu permasalahan. Untuk mencapai tujuan PBL, penerapannya dilakukan dengan merancang pembelajaran sebagai berikut:

  • Memberikan orientasi permasalahan kepada mahasiswa untuk dipecahkan dan mendorong cara berpikir kritis.
  • Merancang permasalahan yang mengharuskan mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya dan terampil dan kolaborasi.
  • Dosen mendampingi dan membimbing mahasiswa

Sintak atau langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah/PBL adalah; 1) orientasi siswa pada masalah, 2) mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

b. Penerapan PJBL

PjBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan berbagai project sebagai dasar proses pembelajaran untuk mencari kompetensi. Dengan pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan dapat berpikir kreatif dalam mengembangkan sesuatu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran PjBL, dalam proses pembelajaran akan menerapkan beberapa hal berikut:

  • Mengembangkan project untuk meningkatkan dan mengembangkan cara berpikir mahasiswa yang dipusatkan pada kativitas pembelajaran sesuai dengan keterampilan.
  • Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih project yang selaras dengan minat dan bakat untuk kemudian diteliti dan dikembangkan.
  • Mendorong mahasiswa untuk menghasilkan suatu produk dalam project yang dikerjakan.
  • Dosen menjadi fasilitator untuk membimbing mahasiswa dalam mengerjakan project yang berlangsung.

Sedangkan menurut Aria Yulianto, dkk ( 2017: 2 ) sintak PjBL ada 6 langkah, meliputi (1) menentukan pertanyaan dasar; (2) membuat desain proyek; (3) menyusun penjadwalan; (4) memonitor kemajuan proyek; (5) penilaian hasil; (6) evaluasi pengalaman.

c. Penerapan CBM

Pembelajaran CMB hampir mirip dengan PBL, yang membedakannya adalah CBM fokus pada kasus yang  diterapkan untuk meningkatkan kemampuan analisis berdasarkan pengalaman. Di pendidikan tinggi, penerapan CBM dilakukan melalui beberapa hal berikut:

  • Mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis atas sebuah kasus yang disajikan dengan dihubungkan pada pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki
  • Merancang pembelajaran mandiri untuk mendorong mahasiswa memiliki kendali atas topik yang dieksplorasi
  • Pembelajaran CBM menekankan pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan diskusi untuk menyelesaikan masalah.
  • Kasus yang diberikan telah disesuaikan dengan CPL

Baca: https://ugrg.ft.ugm.ac.id/artikel/mengenal-coal-bed-methane-dan-potensinya-di-indonesia/

Ketiga pembelajaran ini selaras dengan kurikulum OBE yang menekankan proses pembelajaran inovatif dan menghasilkan pemikiran yang kreatif.  Saat ini, SEVIMA Platform telah merancang sistem informasi akademik yang mampu mendukung penerapan PBL, PJBL, hingga CBM.

SEVIMA Platform Mendukung Implementasi OBE.

Untuk mempermudah kampus menerapkan PBL, kini SEVIMA Platform telah mengakomodir implementasi metode ini. Seperti apa kemudahan menerapkan PBL dengan SEVIMA Platform?

1. Pendataan Capaian Profil Lulusan sesuai visi misi Program Studi Sesuai Kurikulum OBE; Sistem akademik mahasiswa yang menerapkan kurikulum OBE perlu melakukan rancangan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) di setiap pertemuaan. Pencatatan RPS disetiap pertemuan ini kini telah diakomodir oleh SEVIMA Platform, sehingga admin hanya menyesuaikan RPS pada setiap pertemuan.

2. Memastikan komposisi pengajaran  sudah mencakup teori, praktik, dan keaktifan; SEVIMA Platform pada modul EdLink semakin mempermudah pelaksanaan PBL di perguruan tinggi. Modul Learning Management System (LMS) EdLink merupakan platform pembelajaran yang memfasilitasi pertemuan, pengumpulan tugas, hingga eksplorasi berbagai pembelajaran dari para praktisi.

3. Memastikan komposisi penilaian pembelajaran sudah mencakup teori, praktik, dan keaktifan; Seluruh pelaksanaan akademik dengan menggunakan SEVIMA Platform dapat di monitoring secara real time melalui fitur Dashboard Pimpinan. Melalui fitur ini, perguruan tinggi dapat menjadi lebih mudah dalam memantau pelaksanaan kurikulum OBE.

4. Mengetahui kualitas pembelajaran PBL, PJBL, dan CBM yang berjalan; Modul OBE SEVIMA Platform memiliki fitur transkrip nilai yang lengkap dengan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL). Dengan fitur ini, dosen dan mahasiswa dapat mengetahui kualitas pembelajaran PBL, PJBL, dan CBM berdasarkan nilai dan ketercapaian pembelajaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *