Kkutbah Jum’at 2 Desember 2022: Bersedekah

BERSEDEKAH: Cara terbaik untuk membuat hidup bermakna

 Saudara-saudara kaum muslimin Jamaah Jum’at yang berbahagia

Mengawali khutbah kali ini khatib akan menyampaikan sebuah hadis yang memiliki makna dalam bagi kehidupan manusia. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal:

“Setiap jiwa diwajibkan bersedekah setiap hari setiap matahari terbit. maka berbuat adil di antara dua orang adalah sedekah. Dan memilihkan seekor binatang untuk dipilih maka itu adalah sedekah. Menghiasinya adalah sedekah. Dan menyingkirkan duri dari jalan merupakan sedekah. Mengucapkan perkataan yang baik adalah sedekah. Dan setiap langkah menuju salat juga adalah sedekah. ” (HR. Ahmad).

Hadits di atas berbicara urgensi sedekah dalam kehidupan seorang muslim. Bahwa sedekah adalah bagian tak terpisahkan dari keberhasilan manusia, baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah.

Sedekah memiliki makna yang sangat luas. Setiap orang dalam keadaan apa saja dapat melakukannya. Sedekah tidak dibatasi dalam bentuk materi yang hanya orang-orang mampu yang bisa melakukannya. Orang-orang yang tak mampu pun bisa bersedekah dengan perbuatan baik kepada sesama. Hadis di atas menjelaskan bahwa ucapan yang menyejukkan hati atau memberi senyum simpatik pada orang lain juga merupakan sedekah. Tidak dipersoalkan sedekah itu banyak atau sedikit, berupa materi atau pun bukan, tapi yang penting ialah hasrat dan niat yang suci untuk mengukir jasa baik dalam hidup ini. Begitulah Islam mendidik manus1a dengan nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal.

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia

Ajaran tentang sedekah dalam Islam mengisyaratkan betapa luasnya lapangan amal kebajikan, di mana setiap orang dapat berpartisipasi di dalamnya.

Pertama: Sedekah merupakan sumber kebajikan yang berfungsi menjalin hubungan sesama manusia berlandaskan rasa empati, kasih sayang, dan persaudaraan. Memberi adalah sumber kebahagiaan, dan seorang muslim akan merasa bahagia jika dapat membahagiakan orang lain dengan apa yang ada pada dirinya. Di situlah nilai hidup yang sejati bagi seorang muslim.

Diriwayatkan oleh Thabrani, bahwa suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW:

خَيْرُ النَّاسِ أَتْقَاهُمْ وَآمِرُهُمْ بِالْمَعْرُفِ وَأَنْهَاهُمْ عَنِ المُنْكَرِ وَأَوْصِلْهُمْ لِلرَّحْمِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bertakwa dan mengajak kepada kebaikan serta melarang kepada kemungkaran dan menyambung silaturrahim. “(HR. Thabrani).

Kedua: Dalam Al-Qur’an dinyatakan, balasan kebajikan tiada lain ialah kebajikan pula. Kebajikan yang dilakukan manusia dalam hidup ini seringkali “dibayar kontan” oleh Allah SWT sesuai dengan keikhlasannya. Kalaupun tidak semuanya diperoleh balasan didunia, Allah SWT menjanjikan balasan yang sempurna di akhirat:

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

“Barang siapa yang datang dengan (membawa) satu kebajikan, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat. Barang siapa datang dengan (membawa) satu kejahatan, maka tiada ia dibalasi lebih dari kejahatan (yang sama). Dania takkan dizalimi sedikitpun”. (QS. Al An’am :160).

Ketiga: Seorang muslim yang baik adalah yang mampu dan bisa menjadi pembuka kebajikan, di manapun ia berada. Karena kebajikan adalah pintu menuju surga. Hal ini telah diingatkan Rasulullah SAW dalam haditsnya;

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى البِرِّ وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ

“Hendaklah kalian berlaku jujur karena kejujuran akan mengantarkan kepada kebajikan dan kebajikan akan mengantarkan kepada surga. “(HR. Muslim).

Saudara-saudara kaum muslimin sidang Khutbah Jumat yang berbahagia

Ada sebuah ilustrasi yang sangat indah yang digambarkan Nabi SAW terkait dengan urgensi kebajikan sebagai penjaga dari panasnya api neraka. Beliau bersabda:

اِتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فَبِكَلِمَةٍ طَيَّبَةٍ

“Takutlah kalian dengan (siksa) neraka walaupun dengan (bersedekah) sepotong kurma. Maka apabila kalian tidak menemukannya cukuplah dengan perkataan yang baik “. (H.R. Muslim).

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW mengungkapkan kelebihan “amal jariyah” di antara seluruh jenis kebajikan dalam Islam, yaitu pahalanya tetap mengalir walaupun orang yang melakukannya telah meninggal dunia. Sabda Rasulullah SAW:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

(رواه البخارى ومسلم)

Suatu hal yang penting untuk direnungkan bahwa Islam memberi prioritas terhadap amal jariyah, yaitu amal kebajikan yang memberi manfaat lebih lama dan lebih luas dalam konteks kehidupan duniawi. Semua amal jariyah memang berkaitan dengan kehidupan sosial dan kemanusiaan.

Akan tetapi kenapa sebagian besar umat Islam saat ini tertinggal dibanding umat lain dibidang kemajuan sosial, ekonomi dan teknologi? Penyebabnya antara lain karena umat Islam kurang memberi perhatian pada amal jariyah. Umat Islam diabad kejayaan masa lalu bisa tampil memimpin peradaban dunia karena ditopang oleh akidah yang kokoh dan amal jariyah yang luas.

Bagi seorang muslim, setiap saat dari hidupnya merupakan kesempatan untuk beribadah dan berbuat baik. Hidup yang bermakna adalah hidup yang memberi manfaat kepada orang lain. Setiap muslim harus sadar bahwa seluruh perbuatan dan kerja kita didunia ini, tidak akan hilang begitu saja ditelan masa, tapi semuanya ditulis dalam buku catatan amal yang akan diterima secara terbuka ketika seluruh manusia dikumpulkan di padang masyhar. “Seorang mukmin harus dapat mengelola dunia untuk kepentingan akhirat”. Kata Imam AI-Qurtubi.

Sungguh tepat kita renungkan ungkapan Ali Syariati, pemikir muslim asal Iran dalam bukunya Humanisme, Antara Islam dan Mazhab Barat. “Seorang yang saleh tak akan dibiarkan sendiri oleh kehidupan. Kehidupan akan menggerakkannya dan zaman akan mencatat amal baiknya”.

Berbicara tentang satu amalan penting bagi setiap muslim yang bisa dikerjakan agar hidup yang kita jalani lebih bermakna. Hidup yang bermakna tiada lain lahir dari kehidupan yang dijalani dan memberikan manfaat kepada orang lain, bukan hanya kepada diri sendiri. Cara terbaik untuk membuat hidup bermakna adalah dengan bersedekah di jalan Allah kepada siapa pun yang membutuhkan.

Khutbah Ke 2

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *