Wawancara Eksklusif dengan: Prof. Dr. H. A. Rusdiana, MM. Kelahiran Ciamis, 21 April 1961: Guru besar Manajemen Pendidikan UIN Bandung. Peraih Nominator Penulis Opini terproduktitf di Koran Harian Umum Kabar Priangan (15/5/2025). Dewan Pembina PERMAPEDIS Jawa Barat; Dewan Pakar Perkumpulan Wagi Galuh Puseur. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah Cipadung Bandung dan Yayasan Pengembangan Swadaya Mayarakat Tresna Bhakti Cinyasag Panawangan Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. (Kamis 12 Juni 2025),
“Tatar Galuh menjawab tantangan masa depan: dari pinggiran menuju pusat inspirasi Indonesia Emas 2045 dengan semangat Maju, Mandiri, Berkelanjutan.”
Setiap 12 Juni, masyarakat Tatar Galuh memperingati Hari Jadi Kabupaten Ciamis sebagai momen historis sekaligus refleksi pembangunan. Pada usia ke-383 tahun, Ciamis mengusung tema “Maju, Mandiri, Berkelanjutan” tema yang bukan hanya simbol semangat, tapi juga strategi pembangunan masa depan. Secara teoritis, konsep ini berpijak pada teori pembangunan berkelanjutan dan inklusif. “Maju” mencerminkan inovasi dan daya saing daerah; “Mandiri” menekankan pada kekuatan ekonomi lokal; dan “Berkelanjutan” menjadi komitmen menjaga lingkungan hidup serta kesejahteraan lintas generasi. Namun, di tengah pencapaian tersebut, Ciamis juga menghadapi tantangan berat: keterbatasan fiskal, kerawanan bencana alam, dan tuntutan digitalisasi di era Society 5.0. Justru dari tantangan inilah, muncul inspirasi nasional. Tulisan ini bertujuan menjawab tiga pertanyaan media seputar makna strategis dan moral dari Hari Jadi Ciamis: potensi apa yang bisa digali, strategi apa yang perlu disiapkan, dan pesan moral apa yang bisa dipetik menuju Indonesia Emas 2045. Berikut Jawaban Atas Tiga Pertanyaan Media:
Pertama: Potensi Apa yang Bisa Digali Kabupaten Ciamis dalam Menghadapi Indonesia Emas 2045? Ciamis memiliki potensi unggul yang layak dikembangkan untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Dari sisi sumber daya manusia, Ciamis dikenal memiliki tingkat partisipasi pendidikan yang baik serta kearifan lokal yang kuat. Potensi geografisnya juga mendukung sektor pertanian, ekowisata, dan industri kreatif yang bisa dikembangkan secara digital. Keberhasilan Ciamis mempertahankan predikat Opini WTP selama 12 tahun mencerminkan tata kelola yang akuntabelmodal penting dalam mengundang investasi dan kepercayaan publik. Hal ini diperkuat oleh kemajuan infrastruktur jalan yang membuka konektivitas antarwilayah. Ciamis juga punya potensi budaya dari warisan Tatar Galuh yang dapat dikembangkan sebagai kekuatan soft power, baik dalam sektor pariwisata, pendidikan karakter, maupun diplomasi budaya lokal. Potensi ini harus diarusutamakan dalam pembangunan.
Kedua: Langkah Strategis Apa yang Bisa Disiapkan Menghadapi Indonesia Emas 2045? Untuk menjawab tantangan 2045, Ciamis perlu menempuh tiga langkah strategis utama. 1), penguatan talenta muda lokal melalui pendidikan vokasi berbasis teknologi dan kearifan lokal. 2), digitalisasi layanan publik untuk meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, dan daya saing. 3), pengembangan ekonomi hijau yang menyeimbangkan produktivitas dan keberlanjutan. Pencapaian Ciamis dalam penghargaan Pelayanan Publik Terbaik oleh Ombudsman RI, serta Piala Adipura Kencana, menjadi bukti bahwa daerah ini siap menjadi model nasional dalam integrasi pelayanan dan pelestarian lingkungan.
Langkah kolaboratif dengan perguruan tinggi, sektor swasta, dan komunitas masyarakat sipil juga menjadi kunci. Strategi ini sejalan dengan agenda nasional pembangunan berbasis desa, transformasi digital, dan ekonomi hijau.
Ketiga: Pesan Moral Apa yang Bisa Disampaikan dari Hari Lahir Kabupaten Ciamis? Hari Jadi ke-383 Ciamis menyampaikan pesan moral penting: bahwa kemajuan tidak selalu harus lahir dari pusat. Keteladanan lokal yang solutif dan partisipatif bisa menjadi cahaya pembangunan nasional. Di tengah keterbatasan anggaran dan ancaman bencana, Ciamis justru menunjukkan bahwa ketangguhan, integritas, dan gotong royong mampu melahirkan terobosan nyata. Perayaan ini juga mengingatkan bahwa mandiri itu bukan hadiah, tetapi hasil perjuangan. Ciamis tidak menunggu perubahan, tapi memulai dari akar dari desa, dari komunitas, dari kerja nyata.
Sebagai refleksi, masyarakat Indonesia terutama generasi muda perlu meneladani semangat Ciamis: berpikir global, bertindak lokal, dan menjaga keberlanjutan. Momentum ini memperkuat identitas bahwa masa depan bangsa bisa dibangun dari pinggiran, asal dikelola dengan visi dan integritas. Ciamis telah membuktikan bahwa tema “Maju, Mandiri, Berkelanjutan” bukan sekadar slogan, melainkan strategi pembangunan yang membumi. Tiga nilai utama semangat inovasi dari pinggiran, kemandirian yang diperjuangkan, dan keberlanjutan sebagai arah masa depan menjadi pelajaran berharga dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Sebagai Warga Kelahiran Ciamis, merekomendasikan bahwa: 1) Penguatan pendidikan karakter dan vokasi berbasis potensi lokal; 2) Replikasi model pelayanan publik Ciamis ke daerah lain; 3) Penguatan posisi Ciamis sebagai pusat pembelajaran pembangunan daerah berbasis kinerja.
Dari tanah Tatar Galuh, lahir inspirasi besar untuk Indonesia. Perayaan Hari Jadi Ciamis ke-383 menjadi pengingat bahwa kemajuan bisa dimulai dari keberanian menjaga nilai dan membangun dengan visi. Ciamis bukan hanya warisan sejarah, tapi juga harapan masa depan bangsa. Wallahu A’lam.