Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November merupakan refleksi penting bagi bangsa Indonesia, mengingat perjuangan rakyat mempertahankan kemerdekaan pada Pertempuran Surabaya tahun 1945. Tema tahun ini, “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu”, mengajak generasi muda, khususnya Generasi Z, untuk menanamkan Nilai Dasar Perjuangan (NDP) dalam kehidupan sehari-hari. Di era 5.0 yang didominasi teknologi dan globalisasi, tantangan besar muncul: bagaimana nilai-nilai patriotisme ini tetap relevan dan mampu memotivasi generasi muda untuk berkontribusi menuju visi Indonesia Emas 2045? Tantangan ini juga dirasakan oleh para pendidik, terutama peserta Pendidikan Profesi Keguruan (PPG) Batch II 2024, yang menghadapi transisi dari pembelajaran konvensional menuju pendekatan modern berbasis siswa dan e-learning. Semiloka Bedah Modul Pedagogi, yang diadakan di SDN Haurpanggung 2 Tarogong Kabupaten Garut, menjadi upaya strategis untuk menjawab tantangan ini. Kegiatan ini tidak hanya mendukung transformasi pembelajaran, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai perjuangan Hari Pahlawan ke dalam pendidikan modern, sehingga mampu menginspirasi dan meningkatkan kualitas talenta muda Indonesia. Beikut ini penjelasan atas 3 pertanyaan dari Humas UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yakni:
Pertama: Apa yang melatarbelakangi acara pahlawan di Sekolah Dasar (SD)? Acara diadakan sebagai bentuk respons terhadap kebutuhan menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan para pahlawan dalam konteks pendidikan. SD sebagai fondasi pembentukan karakter generasi muda menjadi tempat yang tepat untuk mengenalkan Nilai Dasar Perjuangan (NDP). Melalui Semiloka Bedah Modul Pedagogi, para peserta PPG dan guru berupaya mengintegrasikan tema Hari Pahlawan ke dalam pembelajaran abad 21. Kegiatan ini menunjukkan bagaimana nilai patriotisme dapat diadaptasi dalam model pembelajaran modern yang menekankan kolaborasi, pemecahan masalah, dan penggunaan teknologi. Langkah ini bertujuan untuk menjadikan generasi muda tidak hanya mengenang jasa pahlawan, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan dan pembelajaran.
Kedua: Bagaimana tanggapan mereka (Guru dan Peserta PPG)? Guru dan peserta PPG merespons kegiatan ini dengan antusiasme tinggi. Guru di SDN Haurpanggung 2 melihat acara ini sebagai peluang memperkaya metode pengajaran dengan pendekatan pedagogi abad 21, yang mendukung peralihan dari pembelajaran berpusat pada guru ke pembelajaran berpusat pada siswa. Sementara itu, peserta PPG menganggap kegiatan ini sebagai pendalaman yang sangat relevan dengan tantangan pembelajaran yang mereka hadapi selama mengikuti program PPG. Mereka merasa bahwa kolaborasi dengan SD memberikan pengalaman praktis untuk mengimplementasikan materi modul pedagogi, terutama dalam mengadopsi elemen e-learning yang lebih efektif dan terstruktur.
Ketiga: Apa hikmah pembelajaran dari kegiatan semiloka dikaitkan dengan peringatan Hari Pahlawan untuk generasi muda? 1) Peningkatan Kesadaran Nilai Perjuangan: Semiloka ini mengajarkan pentingnya meneladani pahlawan dengan mengadaptasi semangat juang ke tantangan masa kini. Generasi muda diajak untuk melihat bagaimana perjuangan di medan perang kini diterjemahkan ke dalam kontribusi untuk pendidikan dan inovasi. 2) Relevansi Patriotisme di Era 5.0: Dengan mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan, kegiatan ini menunjukkan bahwa nilai patriotisme bukan hanya soal mengenang masa lalu, tetapi juga membangun masa depan. Generasi muda diajak untuk berkontribusi secara nyata melalui pemanfaatan teknologi dalam mendukung kemajuan bangsa. 3) Pendidikan sebagai Wadah Penguatan Karakter: Guru dan peserta PPG belajar bahwa pendidikan tidak hanya soal transfer ilmu, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Kegiatan ini menginspirasi pendekatan pedagogi yang mengedepankan nilai-nilai kebangsaan di tengah arus globalisasi.
Singkatnya: Semiloka Bedah Modul Pedagogi, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, memberikan kontribusi besar bagi peningkatan kualitas pendidikan sekaligus penguatan nilai-nilai perjuangan. Acara ini membuktikan bahwa nilai patriotisme dapat diselaraskan dengan pembelajaran modern abad 21 untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan era 5.0 menuju Indonesia Emas 2045. Untuk hal itu, merkomendasikan bahwa: 1) Kegiatan serupa perlu diperluas ke berbagai sekolah dasar untuk memperkuat nilai perjuangan dalam pendidikan; 2) Modul pedagogi perlu terus diperbarui agar selaras dengan kebutuhan era digital dan relevansi lokal; 3) Dukungan teknologi dan kolaborasi lintas sektor perlu ditingkatkan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang inspiratif dan inovatif.
Teaser:
Menyatukan semangat Hari Pahlawan dengan pembelajaran modern abad 21, semiloka ini menjadi inspirasi bagi generasi muda menghadapi tantangan era 5.0 menuju Indonesia Emas 2045. Wallahu A’lam.