Khutbah Jum’at 24 Oktober 2025: Santri Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا. من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.أما بعد،
فيا أيها الناس، أوصيكم ونفسي بتقوى الله، فقد فاز المتقون.

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa; takwa yang melahirkan kejujuran dalam bekerja, kesungguhan dalam belajar, dan amanah dalam menulis serta mengajar.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Hari ini, 24 Oktober 2025, kita berada dalam suasana peringatan Hari Santri Nasional, dengan tema yang sangat bermakna: “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”Tema ini mengingatkan kita bahwa kemerdekaan bukan hanya hasil perjuangan fisik para pahlawan, tetapi juga hasil perjuangan spiritual, intelektual, dan moral para ulama dan santri. Santri bukan sekadar mereka yang mondok di pesantren, tetapi siapa saja yang hidup dengan nilai-nilai keislaman, keilmuan, dan keindonesiaan.

Makna Santri dalam Pandangan KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), santri adalah murid yang dididik dengan kasih sayang untuk menjadi mukmin yang kuat, yang tidak goyah imannya oleh perbedaan dan kepentingan. Santri juga adalah pecinta ilmu, penjaga akhlak, pengasih terhadap sesama, dan pencinta tanah air. Definisi ini tidak hanya terbatas pada orang yang saat ini berada di pesantren, tetapi juga siapa saja yang perilakunya sesuai dengan definisi tersebut. Sejatinya Santri adalah simbol keseimbangan antara iman, ilmu, dan amal. Mereka bukan hanya berzikir di masjid, tetapi juga berpikir di kampus, disekolah dan beraksi di masyarakat. Pandangan Gus Mus Relevan dengan Hadis Rasulullah :

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim, No. 2664).

Semangat Belajar Sepanjang Hayat Ayat Al-Qur’an:

قُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

“Wahai Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Ṭāhā [20]: 114).

Ayat ini adalah doa langsung dari Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ manusia paling mulia agar terus menambah ilmu. Ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu tidak memiliki batas usia atau waktu; ia adalah perjalanan sepanjang hayat (lifelong learning). Gus Mus menekankan bahwa santri sejati adalah pembelajar tanpa akhir selaras dengan ayat ini, bahwa belajar adalah perintah ilahi dan bukti kerendahan hati seorang mukmin. 1) Belajar adalah ibadah yang terus berlanjut. 2) Semakin berilmu, semakin sadar akan keterbatasan diri. 3) Santri sejati tidak berhenti belajar karena setiap ilmu adalah cahaya Allah.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Untuk itulah, izinkan kali ini khotib utuk mengeksplorasi, sedikitnya ada Tiga Nilai Edukasi dari Tema Hari Santri 2025: “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” yang pertama Nilai Edukasi: Ilmu sebagai Jalan Pengabdian, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

 “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah).

Makna Kandungan: Hadis ini menegaskan bahwa menuntut ilmu bukan sekadar aktivitas akademik, tetapi merupakan ibadah dan kewajiban spiritual. Santri dan mahasiswa harus memandang belajar sebagai wujud pengabdian kepada Allah dan kontribusi kepada masyarakat. Dalam konteks Hari Santri, ilmu menjadi senjata utama untuk mengawal kemerdekaan bukan dengan senjata, melainkan dengan pengetahuan, moral, dan kompetensi. Kemerdekaan sejati adalah ketika bangsa ini merdeka dari kebodohan, kemiskinan, dan ketergantungan.

Pesan Edukatif: 1) Ilmu harus dipelajari dengan niat ibadah; 2) Mahasiswa dan santri adalah pewaris para nabi dalam menyebarkan kebenaran; 30 Pendidikan tinggi menjadi sarana membangun bangsa beradab dan beriman.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Nilai Edukasi, yang kedua; Akhlak dan Nasionalisme sebagai Penjaga Kemerdekaan, sebagaiman ditegaskan dalam  Al-Qur’an:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Āli ‘Imrān [3]: 103).

Ayat ini mengandung pesan kuat tentang persatuan dan tanggung jawab sosial. Santri bukan hanya pelajar agama, tetapi juga penjaga harmoni bangsa. Dengan akhlak mulia dan nasionalisme spiritual, santri menjaga agar kemerdekaan Indonesia tidak ternodai oleh perpecahan, kebencian, dan korupsi moral. Cinta tanah air (hubbul wathan minal iman) adalah bagian dari keimanan, karena menjaga negara berarti menjaga amanah Allah di bumi. Pesan Edukatif: 1) Akhlak menjadi benteng moral bangsa; 2) Santri harus menampilkan wajah Islam yang damai dan moderat; 3) Nasionalisme harus tumbuh dari iman, bukan fanatisme sempit, dan 4) Kemerdekaan sejati hanya dapat dijaga oleh umat yang bermoral tinggi.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Nilai Edukasi, yang Ketiga: Membangun Peradaban Dunia dengan Ilmu dan Amal, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(HR. Muslim.

Makna Kandungan dalam Hadis ini menunjukkan bahwa jalan ilmu adalah jalan menuju peradaban dan kemuliaan. Santri masa kini tidak hanya harus alim dalam agama, tetapi juga kompeten dalam teknologi, ekonomi, dan kepemimpinan global. “Menuju Peradaban Dunia” berarti menjadikan Indonesia melalui nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin sebagai contoh negara yang berilmu, berakhlak, dan berkeadaban.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Relevansi dengan Indonesia Masa Kini; Indonesia membutuhkan santri intelektual, bukan hanya santri ritual. Kita membutuhkan mahasiswa yang belajar dengan hati santri yang jujur, sabar, dan bermanfaat. Santri modern adalah mereka yang menguasai ilmu teknologi sekaligus menjaga moral dan spiritualitas. Dengan cara itu, santri dapat benar-benar mengawal Indonesia menuju peradaban dunia.

Peringatan Hari Santri 2025 bukan sekadar seremoni, tetapi seruan moral bagi umat Islam untuk menjaga ilmu, iman, dan kemerdekaan bangsa. Santri sejati adalah yang berilmu luas, berakhlak luhur, dan berperan aktif membangun negeri.
Kita semua baik di pesantren, kampus, maupun masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama: Menjadikan ilmu sebagai cahaya, amal sebagai bukti, dan akhlak sebagai fondasi peradaban.

Oleh karena itu, marilah kita: 1) Menjadikan ilmu sebagai ibadah; 2) Menjaga kemerdekaan dengan akhlak dan tanggung jawab; 3) Mewujudkan peradaban dengan amal dan ilmu yang bermanfaat. Semoga Allah menjadikan kita santri yang sejati mukmin yang kuat, pencinta ilmu, penjaga kemerdekaan, dan pelayan umat.

أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم.

Khutbah Ke 2:

الحمد لله رب العالمين، حمداً كثيراً طيباً مباركاً فيه، كما يحب ربنا ويرضى.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات.
اللهم اجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه.
اللهم وفق علماءنا، واحفظ بلادنا، وبارك في قادتنا، واجعل هذا البلد آمناً مطمئناً، سخاءً رخاءً وسائر بلاد المسلمين.
اللهم اجعلنا من الذين ينشرون العلم، ويعملون به، ويورثونه للأجيال القادمة.
ربنا آتنا في الدنيا حسنة، وفي الآخرة حسنة، وقنا عذاب النار.
وصلى الله على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.
والحمد لله رب العالمين.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *