السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,
Pertama-tama dan utama, ,,,Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, karena hanya dengan takwa kita memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada seluruh hadirin agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena hanya dengan takwa kita akan memperoleh kebahagiaan sejati di dunia maupun di akhirat.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kini kita memasuki bulan yang penuh kebahagiaan, bulan kasih sayang, yaitu bulan Rabi’ul Awwal. Bulan tersebut juga sering disebut bulan Maulid, yaitu bulan di mana Nabi Muhammad saw lahir ke dunia ini. Pada bulan ini, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakan kelahiran sang Rasul dengan beragam perayaan sesuai tradisi dan kebudayaannya masing-masing. Dalam perayaan maulid, shalawat serta salam dilantunkan, kisah perjalanan hidup baginda Nabi dibacakan, semua itu dilakukan tidak lain adalah untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad saw yang mulia.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Bulan Rabi’ul Awwal adalah bulan penuh cahaya, bulan penuh rahmat, bulan yang di dalamnya lahir manusia paling mulia, Nabi Muhammad saw. Kelahiran Rasulullah bukanlah peristiwa biasa, melainkan momen yang mengubah wajah dunia dari kegelapan menuju cahaya, dari kebodohan menuju ilmu, dari kesesatan menuju hidayah. Allah swt berfirman dalam surah Al-Anbiya ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Artinya: Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam (QS Al-Anbiya: 107). Ayat ini menegaskan bahwa kelahiran dan diutusnya Nabi Muhammad saw adalah rahmat terbesar yang wajib kita syukuri. Oleh karena itu, ketika datang bulan maulid, kita sebagai umat Islam wajib merasa bahagia, gembira, dan bersyukur.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Sebelum Nabi lahir, manusia berada dalam kegelapan jahiliyah, menyembah berhala, menzalimi sesama, dan hidup tanpa arah. Namun dengan lahirnya Nabi Muhammad saw, Allah menurunkan petunjuk yang mengangkat derajat manusia.
Rasulullah saw bersabda:
إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
Artinya: Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiyahkan (untuk seluruh alam) (HR al-Darimi dalam Sunan al-Darimi Juz I, halaman 166).
Maka wajar jika umat Islam bergembira menyambut hadirnya Nabi, karena dengan beliau kita mengenal Allah, mengenal iman, dan mengenal jalan menuju surga.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Orang yang benar-benar mencintai Nabi pasti gembira saat mengenang beliau. Salah satunya gembira dengan kelahirannya. Jika ulang tahun keluarga saja kita rayakan dengan bahagia, maka bagaimana mungkin kita tidak bergembira dengan hari lahirnya Nabi saw yang membawa kita pada keselamatan? Kebahagiaan kita bukan sekadar perasaan, tetapi wujud syukur kepada Allah swt yang telah mengutus Rasulullah. Dalam surah Yunus ayat 58 Allah berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan (QS Yunus: 58).
Para ulama menafsirkan, “rahmat Allah” dalam ayat ini adalah Nabi Muhammad saw. Maka berbahagia di bulan kelahirannya termasuk perintah Allah.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Sebagai umat Islam yang beriman, maka wajar jika umat Islam bergembira menyambut hadirnya Nabi, karena dengan beliau Sebagai rahmatan lili A’lamin. Untuk menyampaikan Kebahagiaan menyongsong Maulid setidaknya mencakup lima kebahagiaan besar diantaranya:
Pertama: Bahagia karena Rasul diutus sebagai rahmat bagi semesta; Kelahiran dan diutusnya Rasulullah ﷺ adalah rahmat terbesar bagi seluruh makhluk. Allah ﷻ menegaskan:
﴿وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ﴾
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107).
Rahmat ini mencakup kasih sayang, petunjuk, dan kedamaian, baik bagi manusia maupun seluruh ciptaan Allah. Rasulullah ﷺ membawa syariat yang penuh keseimbangan, tidak menzalimi, justru menegakkan keadilan. Beliau juga bersabda:
إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُّهْدَاةٌ
“Sesungguhnya aku hanyalah rahmat yang dihadiahkan (kepada manusia).” (HR. al-Hakim).
Kita patut berbahagia karena hidup kita diterangi risalah beliau. Tanpa bimbingan Nabi, manusia akan tersesat dalam kegelapan syirik, kebodohan, dan kezaliman. Rahmat Nabi mencakup seluruh aspek, dari akidah yang lurus, ibadah yang benar, hingga akhlak mulia. Karenanya, menyongsong Maulid berarti mensyukuri nikmat terbesar Allah berupa hadirnya seorang utusan yang menjadi penolong, pembimbing, sekaligus rahmat bagi semesta.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kedua: Bahagia karena mendapatkan teladan hidup yang sempurna; Kebahagiaan seorang mukmin terletak pada adanya figur teladan sempurna dalam hidupnya. Allah ﷻ berfirman:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Rasulullah ﷺ adalah teladan dalam akhlak, ibadah, rumah tangga, kepemimpinan, hingga perjuangan dakwah. Beliau dikenal jujur, amanah, sabar, pemaaf, dan penuh kasih sayang. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
“Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.” (HR. Muslim).
Inilah yang membuat umat Islam berbahagia, sebab kita memiliki figur yang dapat ditiru dalam seluruh aspek kehidupan. Tidak ada teladan yang lebih sempurna selain Rasulullah ﷺ. Menyongsong Maulid, kita diingatkan untuk memperbarui komitmen meneladani beliau dalam keseharian, sehingga hidup kita penuh keberkahan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ketiga: Bahagia karena terbimbing pada jalan kebenaran; Risalah Nabi Muhammad ﷺ membawa manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Allah ﷻ menegaskan:
الر ۚ كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
“Alif Lam Ra. (Inilah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, dengan izin Tuhan mereka, menuju jalan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1).
Kebahagiaan kita adalah karena Rasulullah ﷺ membimbing umat kepada tauhid dan kebenaran. Dari jahiliah menuju ilmu, dari kesesatan menuju hidayah, dari kezaliman menuju keadilan. Beliau bersabda:
إِنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا
“Sesungguhnya Allah mengutusku sebagai seorang guru yang memudahkan (jalan kebenaran).” (HR. Muslim).
Tanpa petunjuk Rasul, manusia akan tetap dalam gelapnya syirik dan hawa nafsu. Dengan hadirnya risalah beliau, manusia mendapat jalan lurus (ash-shirath al-mustaqim). Maka, kita berbahagia karena Allah menjadikan kita pengikut Nabi Muhammad ﷺ, yang menunjukkan jalan kebenaran menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Keempat: Bahagia karena mendapatkan syafaat Nabi; Salah satu nikmat terbesar bagi umat Muhammad ﷺ adalah janji syafaat beliau di hari kiamat. Allah ﷻ berfirman:
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَّلَمُوا أَنفُسَهُمْ جَاؤُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا
“Dan sekiranya mereka ketika menzalimi diri mereka datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 64).
Rasulullah ﷺ bersabda:
شَفَاعَتِي لِأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِي
“Syafaatku diperuntukkan bagi pelaku dosa besar dari umatku.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi).
Kebahagiaan besar bagi kita karena cinta kepada Nabi membuka pintu syafaat di hari kiamat. Syafaat inilah yang menolong umat melewati kedahsyatan hisab, sirath, dan menuju surga. Menyongsong Maulid, kita diingatkan untuk memperkuat cinta kepada beliau melalui shalawat, mengikuti sunnah, dan menjaga keimanan, agar kelak termasuk yang mendapat syafaatnya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kelima: Bahagia karena menjadi bagian dari umat terbaik; Allah ﷻ memuliakan umat Muhammad ﷺ sebagai umat terbaik:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110).
Kemuliaan ini membuat kita berbahagia, karena umat Nabi Muhammad ﷺ dipilih Allah untuk memikul amanah dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, dan menjadi saksi bagi umat lain di hari kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَنْتُمْ تُوَفُّونَ سَبْعِينَ أُمَّةً، أَنْتُمْ خَيْرُهَا وَأَكْرَمُهَا عَلَى اللَّهِ
“Kalian menyempurnakan (jumlah) tujuh puluh umat. Kalian adalah yang terbaik dan termulia di sisi Allah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Menyongsong Maulid, kita berbahagia karena mendapat kehormatan ini. Namun kebahagiaan itu harus dibuktikan dengan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan beriman dengan sebenar-benarnya iman. 1) Umat terbaik bukan sekadar predikat, tapi tanggung jawab besar untuk mewujudkan ajaran Nabi dalam kehidupan nyata. Menyongsong Maulid Nabi ﷺ menghadirkan kebahagiaan hakiki bagi umat Islam.2) Kita patut bersyukur karena Rasulullah diutus sebagai rahmat bagi semesta, membawa kasih sayang, hidayah, dan kedamaian bagi manusia. 3) Kita bahagia mendapatkan teladan hidup yang sempurna dalam akhlak, ibadah, dan kepemimpinan, sebagaimana firman Allah: “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik” 4) Kebahagiaan juga hadir karena beliau membimbing kita dari kegelapan menuju cahaya kebenaran, memberi harapan syafaat di hari kiamat bagi yang mencintainya dan menempatkan kita dalam umat terbaik, yang bertugas menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Dan 5) Maulid mengingatkan kita untuk mensyukuri kehadiran Rasul, meneladani akhlaknya, dan memperkuat iman serta amal shalih dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai pnutup: Karena itu, mari kita buktikan kebahagiaan menyambut maulid dengan mengikuti sunnah beliau, menjaga shalat berjamaah, memperbanyak shalawat, mencintai Al-Qur’an, mempererat silaturahmi, dan menebar kasih sayang kepada sesama. Jangan sampai perayaan maulid hanya berhenti pada seremonial, tetapi harus menjadi dorongan nyata untuk semakin dekat kepada Rasulullah dan semakin taat kepada Allah swt. Hadirin rahimakumullah, Demikianlah khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua, baik yang membaca maupun yang mendengarkannya. Dan semoga, kita semua istikamah menjadi umatnya Nabi Muhammad saw dan selalu mendapatkan syafaatnya di hari kiamat.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II