Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H

MENYINGKAP HARI KEMENANGAN

Hari Kemenangan atau yang lebih dikenal dengan Idul Fitri dalam agama Islam.  Idul Fitri adalah hari raya yang diperingati setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Idul Fitri juga menjadi hari di mana umat muslim merayakan kemenangan mereka atas diri mereka sendiri, kemenangan atas godaan syaitan, dan kemenangan dalam menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah SWT.

Bagi umat muslim idul fitri merupakan hari yang yang termat istimewa. Pada hari itu semua umat muslim merayakan kemenangan setelah melakukan pertarungan melawan hawa nafsu selama selama satu bulan penuh. Idul fitri sebagai hari kemenangan telah dijelaskan dalam al-Qur’an “pada hari (kemenangan) itu bergembiralah kaum mukmin karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”(QS.Ar-Rum:4-5). Kaum muslimin yang telah sukses melaksanakan ibadah selama bulan Ramadhan dengan penuh iman dan keikhlasan dianggap sebagai orang yang berhasil meraih kemenangan.

Jika puasa memiliki nilai spiritual seperti telah dijelaskan di atas tentu idul fitri juga mengandung makna yang sarat dengan nilai spiritual. Idul fitri sering dipahami sebagai Kembali pada fitrah atau kesucian,, setelah jiwa manusia selama sering terkontaminasi oleh dosa baik yang disengaja maupun tidak selama hidupnya. Fitrah adalah adalah potensi bawaah Ketika manusia dilahrikan di muka bumi ini. Jadi idul fitri mengembalikan manusia pada naluri pembawaan yang asli.|Makna Hari Kemenangan ini dapat kita temukan dalam firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah:185, “Bulan Ramadan ialah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Ada beberapa hikmah pelajaran dalam ayat ini, diantaranya:

Pertama: Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa bulan Ramadan adalah bulan di mana Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia. Sehingga, ketika kita berhasil melewati bulan Ramadan dengan baik dan benar, maka itu berarti kita telah menang dalam mematuhi petunjuk Allah SWT.

Kedua: Selain itu, Idul Fitri juga menjadi hari di mana umat muslim berdamai dengan sesama manusia, baik itu keluarga, teman, maupun tetangga. Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah SAW yang mengatakan, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim).

Ketiga: Dengan selasainya berpuasa di bulan Ramadan dan melanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, Puasa Tathawu’ disebutkan bahwa Puasa Syawal sebagai sabda Rasulullah: Dari Abi Ayyub al-Anshari r.a. (diriwayatkan) “…bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa.” [HR Jama’ah ahli hadis selain dan  an-Nasa’i].

Dari itu pula, kita diharapkan bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi, dan tentunya kemenangan atas diri sendiri. Oleh karena itu, mari kita rayakan Idul Fitri dengan penuh syukur dan kebahagiaan, serta menjaga semangat kemenangan yang telah kita dapatkan di bulan Ramadan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan, hidayah, dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.

Wallahu A’alam Bishowab.

_______________

*) Tulisan ini, merupakan pengembangan dari Naskah Materi Kuliah Tujuh Menit (KULTUM) Ramadhan Tahun 1445.H/2024.M. Bila memungkinkan dapat di publis di MO-beritadisdik.

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Penulis Buku Manajemen Human Capital; Semester Genap 2023/2024 mengasuh mata kuliah Eduprenership-Manaj Pendidikan Internasional dan Evaluasi Pengwasan Program Pendidikan pada Pascasajana & FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Salah seorang Guru besar Bidang Manaj Pendidikan UIN Bandung Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode 2023-2027. Pemerhati Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi Keguruan, Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi Pendidikan, Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan Nilai, Manajemen Pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepemimpinan Pendidikan; Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/ store/ books/author?id.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *