PENULISAN TESIS
Oleh: Prof. Dr. H. A. Rusdiana, MM
Disampaikan pada Materi kegiatan PBAK prodi MPI S2 Tahun Akademik 2023/2024. Kamis 24 Agustus 2023
Pa Dian pergi ke sawah mau mengabil pakan ikan
Mengerjakan tesis itu susah dan tidak menyenangkan
Tidak ada yang mengerjakan, tesis secara cepat dan tuntas
Tesis bisa diselesaikan oleh mahasiswa yang cerdas
Tesis adalah suatu pernyataan atau teori yang kemudian didukung oleh argumen dan dikemukakan dalam suatu karya tulis ilmiah serta untuk dapat mendapatkan gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi. Selain itu, tesis juga dapat berarti sebuah karya tulis ilmiah resmi akhir bagi seorang mahasiswa. Tesis sebagai bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian serta pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam ilmu pendidikan sesuai dengan ilmu yang telah dipelajari.Baca: Perbedaan Skripsi Tesis Disertasi. Pada prinsipnya Tesis merupakan laporan hasil penelitian. Berfungsi sebagai tugas akhir dalam memperoleh gelar akademik program Magister (S2). Secara umum prosedur dan teknik penulisannya diatur pada Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi Pascasarjana UIN SGD Bandung. Sistematika penulisan pada tesis dapat digunakan sebagai pedoman oleh para mahasiswa dan dosen pembimbing di lingkungan Pascasarjana UIN SGD Bandung. Substansi penting dalam penulisan tesis terletak pada bagian isi yang diwujudkan dalam bentuk Bab 1-2-3-4 dan 5; dikupas pada postingan ini.
Bab. I. Pendahuluan
Pendahuluan
Pendahuluan berisi Term of Referens (TOR) dan Desain Operasional (DO) yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian (rancangan penelitian yang sudah dilaksanakan). Secara garis besar isi sub bab pada Bab Pendahuluan terdiri atas: Latar belakang penelitian, setidanya memuat: (1) Fenomena yang terjadi dalam kehidupan; Global-Nasionaldan Lokal (local terjadi di lokasi yang akan di teliti. (2) Teori, asumsi atau pendapat para Ahli; (3) Kesenjangan/atau masalah yang diiden tifikasi dari teori/asumsi terhadap penomenna; (4) Argumen logis dan (5) pada bagian akhir dilengkapi dengan penegasan dari penulis, bahwa penelian dilakukan memang pelru, mengingat beberapa alasan yang telah dikemukakan (Panduan Tesis Disertasi PPs. UIN SGD, (2021: 6).
Bagian ini bisa diperkuat dengan fakta-fakta yang diperoleh dari studi pendahuluan atau dari sumber data sekunder untuk menjustifikasi atas adanya masalah. Penulis juga wajib mendiskusikan literatur yang relevan, khususnya riset empiris sebelumnya, sehingga ada perbedaan yang jelas antara tesis yang ditulis dan riset-riset sebelumnya.
Perumusan masalah Penelitian
Bagian rumusan masalah menjelaskan apa yang menjadi masalah dalam penelitian. Rumusan masalah merupakan intisari permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian yang akan dilakukan. Hasil rumusan masalah mengarah pada pertanyaan penelitian. Rumusan masalah tidak dinyatakan dengan kalimat tanya, tetapi berupa kalimat pernyataan yang menunjukkan masalah penelitian. Dalam Panduan Tesis Disertasi PPs. UIN SGD, (2021: 6), ditegaskan bahwa “masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sesuai dengan rujukan teori yang dipergunakan’.
Tujuan dan kegunaan penelitian; kerangka pemikiran (jika diperlukan, yang berisi logika, postulat), hipotesis (khusus untuk penelitian kuantitatif), langkah-langkah penelitian, serta kajian hasil penelitian terdahulu yang relevan.
Definisi operasional (berlaku pada penelitian kuantitatif), berisi penjelasan tentang kata kunci yang termaktub dalam judul penelitian. Berfungsi untuk membatasi pengertian, fokus kajian penelitian, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek penelitian atau pernyataan yang menerangkan tentang definisi, cara ukur, alat ukur, hasil ukur, dan skala ukur dari variabel- variabel yang akan diteliti.
Bab . II. Kajian Pustaka
Bagian ini menyajikan diskusi akademik tentang sejumlah teori, konsep, dalil dan peraturan yang relevan dan berkaitan dengan objek/subjek penelitian yang dilakukan. Kerangka teoretik dalam bagian ini menampilkan kajian teoritik tentang asumsi, konsep, hukum, dalil, atau proposisi-proposisi yang dibutuhkan untuk memandu sistematika atau menjelaskan hasil temuan untuk bahan analisis pada bab berikutnya. Sehingga pilihan diskusi akan mengarahkan untuk kemudahan dalam melihat dan menganalisis hasil-hasil temuannya.
Bab III. Metode Penelitian
Pada tesis/disertasi, bagian metodologi penulisannya dapat dimuat pada bab tersendiri, lazimnya pada bab ini. Pada bab ini, sekurang-kurangnya memuat; Pendekatan dan metode penelitian, berikut alasnnya; Jenis dan sumber data; Tehnik pengumpulan data; Tehnik analisi data; dan Tempat dan waktu penelitian.
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian dan pembahasan merupakan bagian inti dari kegiatan penelitian yang menguraikan, mendeskripsikan, mengkonstruksikan sejumlah data-data, fakta-fakta dari hasil penelitian yang dilakukan.
Hasil penelitian: Pada bagian ini disajikan pilihan-pilihan data dan fakta yang ditemukan dalam penelitian. Uraian data-data dan fakta-fakta yang telah dikumpulkan disajikan setelah diolah dan dianalisis baik secara deskriptif maupun analisis yang memunculkan dan menggunakan teori-teori subtantif atau formal (grand theory atau middle range theori). Format penyajian dalam bagian inti dari penelitian dan pembahasannya ini, boleh disusun dalam bentuk beberapa sub-sub bab, sesuai dengan keperluan dari hasil penelitian. Konstruksinya dapat dilakukan dengan berbagai kemungkinan secara luwes.
Dalam bab ini juga produk penelitian harus bisa ditampilkan seperti beberapa temuan, misalnya bisa berupa model atau gagasan, penjelasan dan kategorisasi, atau temuan-temuan lainnya yang harus diutarakan sebagai produk dari penelitian yang dilengkapi dengan sejumlah alat penguatannya. (disebut temuan penelitian).
Pembahasan/diskusi
Pembahasan hasil penelitian adalah sub-bab yang paling orisinal dalam laporan penelitian, termasuk skripsi, Tesis, Disertasi. Pada sub-bab ini, Peneliti wajib mengulas hasil penelitian yang diperolehnya secara panjang lebar dengan menggunakan pandangan orisinalnya dalam kerangka teori dan kajian empirik yang terdahulu. Jogiyanto (2004:196) menyatakan bahwa hasil pengujian (analisis) dalam suatu penelitian yang tidak dibahas menunjukkan bahwa si periset tidak mempunyai konteks ceritera dari hasil penelitiannya itu. Lalu, bagaimana bisa menyusun pembahasan hasil (penelitian)? Untuk hal itu, Jogiyanto, (2004:196), menjelaskan bahwa dalam kerangka metode ilmiah, ada tiga aspek yang mungkin digunakan untuk menyusun dan mengembangan pembahasan penelitian, yaitu aspek kajian teoretis, aspek kajian empiris, dan aspek implikasi hasil.
Aspek Kajian Teoretis
Salah satu tujuan untuk meneliti adalah untuk memverifikasi teori. Artinya, Peneliti ingin membuktikan apakah suatu teori tertentu berlaku atau dapat diamati pada obyek penelitian tertentu. Pada penelitian seperti ini, hipotesis penelitian perlu diformulasi dan diuji. Ada dua kemungkinan hasil pengujian hipotesis yang bisa diperoleh Peneliti, yakni: (a) hipotesis penelitian (atau teori yang diverifikasi) terbukti atau (b) hipotesis penelitian tidak terbukti. Apa pun hasil yang diperoleh, Peneliti harus memberikan diskusi (pembahasan) terhadap hasil tersebut dalam konteks teori yang mendasari penelitiannya. Kompleksitas dari diskusi pada aspek ini bergantung pada hasil penelitian. Jika kemungkinan pertama hasil penelitian diperoleh, konteks diskusi dapat dilakukan secara lebih mudah. Peneliti dapat merujuk kembali teori-teori yang telah disajikan pada kajian teoretis yang telah dituangkan pada bab tentang kajian pustaka. Dengan kata lain, teori-teori yang relevan dan dapat dijadikan argumentasi untuk mendukung hasil yang diperoleh dapat dikemukakan sebagai bahan diskusi.
Jika kemungkinan kedua dari hasil penelitian diperoleh, diskusi (pembahasan) menjadi lebih kompleks. Peneliti tidak bisa mendasarkan diskusi tersebut pada teori yang mendukung. Ia harus mendiskusikan atau berargumentasi tentang mengapa hasil penelitiannya tidak dapat membuktikan teori tertentu. Argumentasi ini bisa saja diarahkan pada asumsi yang mendasari berlakunya suatu teori. Misalnya, seorang peneliti menemukan bahwa tidak ada keterkaitan terbalik (negatif) antara harga barang dan permintaan barang tersebut (padahal, teorinya mengatakan ada keterkaitan terbalik ini). Peneliti bisa mencermati asumsi apa yang mendasari teori tersebut yang tidak terdapat pada obyek penelitian. Salah satu asumsi, sebagai contoh, bahwa preferensi (selera) konsumen tidak berubah ternyata tidak berlaku dalam obyek penelitian dapat dijadikan sebagai argumentasi. Untuk menguatkan argumentasi semacam ini, tentunya, Peneliti membutuhkan dukungan data atau informasi.
Aspek Kajian Empiris
Pembahasan hasil penelitian perlu juga dilakukan dengan cara merujuk pada kajian empiris yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Jika hasil penelitian konsisten dengan teori yang ada (atau hipotesis penelitian terbukti), pembahasan dapat diarahkan untuk memberikan rujukan penelitian terdahulu yang sesuai dengan hasil penelitian. Pada konteks ini, Peneliti dapat merecall hasil kajian empirik yang telah terkompilasi pada Bab 2 (tentang kajian pustaka). Biasanya, Peneliti menekankan bahwa hasil penelitiannya telah sesuai (atau mendukung) hasil-hasil penelitian terdahulu.
Dalam konteks dimana hasil penelitian tidak konsisten dengan teori (atau hipotesis tidak terbukti), diskusi pada bagian ini dapat diarahkan untuk menemukan kajian empirik yang bisa menjadi argumentasi yang mendukung hasil penelitian tersebut. Misalnya, seorang peneliti mengkaji suatu struktur pasar dari suatu industri. Berdasarkan teori, Ia mempunyai hipotesis penelitian bahwa struktur pasar industri tersebut adalah persaingan sempurna karena dalam industri tersebut banyak penjual dan pembeli. Namun, hasil penelitiannya menemukan bahwa struktur pasar industri tersebut bukan persaingan sempurna melainkan struktur pasar persaingan monopolistik. Untuk mendiskusikan hal ini,
Peneliti tersebut harus (bahkan wajib) mencari kajian empirik yang mendukung hal tersebut untuk dijadikan sebagai bahan diskusi. Dengan kata lain, Ia harus menemukan (a) kajian empirik yang menyatakan bahwa meskipun ada banyak penjual dan pembeli dalam suatu industri, belum tentu industri itu dikatakan sebagai industri yang berstruktur pasar persaingan sempurna dan (b) kajian empirik yang menyatakan bahwa struktur pasar ditentukan tidak saja oleh banyaknya penjual dan pembeli tetapi juga oleh tingkat konsentrasi dari penjual dan pembeli. Dalam konteks dimana hasil penelitian tidak konsisten dengan teori, Peneliti harus bekerja keras untuk menemukan kajian empirik yang sesuai. Ia tidak bisa merecall kajian empirik yang telah terkompilasi dalam Bab 2. Ia harus mencari rujukan baru. Dewasa ini, upaya pencarian ini dapat dilakukan dengan mudah mengingat teknologi internet bisa sangat membantu untuk menemukan referensi atau rujukan baru tersebut.
Aspek Implikasi Hasil
Hasil penelitian, baik yang mampu membuktikan hipotesis maupun yang tidak, pada dasarnya mempunyai implikasi (dampak/konsekuensi) bagi obyek penelitian. Peneliti harus mendiskusikan hasil penelitian ini dalam konteks implikasi tersebut. Dalam hal ini, Peneliti harus menginterpretasikan hasil penelitian dalam konteks implikasi atau konsekuensi praktikal dari hasil penelitian bagi obyek penelitian. Alasan yang mendukung mengapa aspek implikasi ini perlu dikemukakan adalah bahwa penelitian dilakukan berdasarkan suatu basis data historis (yang sudah terjadi). Dengan demikian, jika Peneliti tidak mendiskusikan implikasi dari hasil penelitiannya maka ia hanya berhenti pada konteks cerita historis (yang sudah terjadi). Pembahasan mengenai implikasi hasil penelitian akan membawa konteks penelitian ke arah masa depan, bukan pada masa lalu (historis).
Untuk dapat mendiskusikan hasil penelitian dari sudut pandang implikasi praktikal ini, Peneliti dapat menggali apa saja yang bisa dipelajari/dilakukan oleh stakeholders penelitian dalam kaitannya dengan hasil penelitian. Stakeholders penelitian adalah pihak-pihak yang mungkin mendapatkan manfaat dari penelitian. Tentunya, stakeholders utama adalah obyek yang diteliti. Fokus utama peneliti sebaiknya diarahkan pada pemaknaan (interpretasi) hasil penelitian yang bersifat praktis yang bisa dipelajari/dilakukan oleh stakeholders.
Pada bagian Akhir bab IV: dilengkapi dengan Analisis dan Temuan Baru dari Penelitian: Analisis dan Temuan Baru adalah gagasan baru yang ditemukan dari hasil penelitian yang menunjukan kebaruan dari suatu penelitain untuk pengembangan disiplin cabang ilmu tertentu. Temuan kebaruan tersebut bisa berisi penolakan atau penguatan terhadap temuan lama, yang berupa kontruksi baru yang di gagas dari pengalaman dan penelitian yang bersangkutan, atau kontruksi keilmuan yang belum pernah di gagasan sebelumnya. (Penawaran Gagasan).
Bab. . V. Simpulan
Simpulan merupakan natijah atau konklusi hasil pembahasan, pengolahan, dan penafsiran data-data yang diperoleh dalam penelitian. Simpulan ditarik dari pembuktian atau dari uraian yang ditulis dalam rumusan masalah. Simpulan ini sekaligus menjadi jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah. Simpulan bukan ikhtisar atau rangkuman dari bab sebelumnya, melainkan hasil pemikiran reflektif yang mewakili muatan utama dalam tesis/disertasi sesuai rumusan masalah. Karena itu, simpulan mencerminkan perolehan informasi baru, mengetahui posisi penelitian, dan implikasi dari penelitian. Informasi baru bisa berupa pendapat baru, pengukuhan pendapat lama, atau koreksi terhadap pendapat lama.
CATATAN:
*)Tidak menutup kemungkinan Disertasi juga bisa digunakan untuk Penulisan Disertasi (lihat Panduan Tesis Disertasi 2021)
Untuk Perbandingan dan Impropisai Baca Model Tesis ini silahkan ambil:
http://digilib.uinsgd.ac.id/32486/1/01-%20Buku%20Bimbingan%20Penyusunan%20Skip%20Tesis%20Disertasi%20202-3.pdf
Kekurangan kelebihah coment diwah (add comen).