MENGKHIDMATI MILAD HMI KE 76 UNTUK MASA DEPAN: Menyiapkan Kader yang Unggul dan Kopetitif*)
Oleh: Ahmad Rusdiana
Peradaban dunia terus bergerak cepat seperti diutarakan Samuel Huntington. Peradaban seumpama patahan lempeng tektonik yang terus bergeser dan pada waktunya berbenturan satu sama lain sehingga menimbulkan guncangan hebat. Saat ini kita berada di era disrupsi 5.0 yang syarat hiperkompetisi dengan perubahan yang sangat cepat. Dalam manajemen strategis, hypercompetition adalah suatu kondisi ketika kompetisi sangat ketat, menciptakan ketidakstabilan. Kondisi ini mengharuskan semua komponen terkait untuk mengubah strategi secara terus menerus apabila ingin surive meraih kemenangan/ keunggulan kompetitif. Dikerenakan setiap kemenangan dalam sebuah pertempuran pasti ada syarat-syarat menang yang terpenuhi. Begitu juga ketika mengalami kekalahan, pasti ada penyebabnya. Sebabnya adalah tidak memenuhi syarat-syarat untuk menang. Begitulah siklus hidup yang berlaku bagi individu maupun komunitas.
Dalam usianya ke 76 HMI merupakan organisasi yang banyak melahirkan tokoh umat dan para pemimpin bangsa yang berkontribusi pada ladang pengabdian yang luas dan beragam. Banyak sekali kader-kader HMI yang kini telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam Pembangunan Bangsa. Tetapi tantangan ke depan semakin besar. Kita tahu saat ini kita berada di era disrupsi yang syarat hiperkompetisi dengan perubahan yang sangat cepat. Kita tidak boleh terpaku hanya pada kebesaran-kebesaran masa lalu,”.
Gerakan sosial di masyarakat merupakan warisan terbaik dari Lafran Pane adalah harapan. Dari harapan itulah yang mendorongnya mendeklarasikan sebuah organisasi yang merepresentasikan mahasiswa-mahasiswi Islam meskipun mendapatkan penolakan dimana-mana. Ada lima kualitas insan cita yang harus dimiliki setiap kader HMI adalah pertama Kualitas Insan Akademis, kedua Kualitas Insan Pencipta, ketiga Kualitas Insan Pengabdi, keempat Kualitas Insan yang bernafaskan Islam, dan kelima Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Sebagai kader, harus bertanggungjawab dalam merawat harapan para pendiri HMI.
Gerakan sosial di masyarakat adalah gerak untuk memperoleh pengakuan akan identitasnya. Sebab, pengakuan adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia, kata Axel Honneth seorang filsuf Jerman. Pernyataan Honneth ini cukup kompatibel dengan semangat HMI dalam mengajarkan kader-kadernya untuk mengabdikan diri di semua sektor dan lapisan. Meskipun, terdapat beberapa kejadian yang mendistorsi semangat awal lahirnya HMI. Tapi secara umum, gerak HMI adalah gerak agar diakui kontribusi konkritnya untuk ke-Islaman dan ke-Indonesian.
Di tengah gempuran kemajuan dan perubahan zaman, serta mengingat potensi yang dimiliki segenap kader HMI, yang Independen. Masyarakat mengharapkan agar HMI mampu meneruskan dan mewujudkan cita-cita besar para pendiri untuk menyelaraskan keislaman dan keindonesiaan, memperkokoh persatuan bangsa di tengah keberagaman, dan menjadi pilar penyokong integrasi bangsa. Tentunya upaya-upaya tersebut harus sesuai dengan semangat pembaruan, adaptif dan lincah terhadap perubahan, serta cepat dan cerdas dalam bertindak. Karena itu agar HMI tumbuh bersama zaman.
Pertama: HMI Harus adaptif dengan kebaruan, tanggap menghadapi realitas-realitas baru, dan menyesuaikan diri dengan derasnya arus disrupsi dan perubahan.
Kedua: HMI juga harus berkolaborasi dalam berbagai agenda penting pembangunan bangsa, termasuk dalam upaya prioritas saat ini untuk membantu masyarakat yang sedang berada dalam kesulitan, serta membangkitkan optimisme dan harapan agar bangsa dapat segera pulih dan bangkit dari segala keterpurukan.
Keiga: HMI harus bisa menjadi lokomotif kemajuan bangsa dan lebih aktif menyiapkan, melahirkan, sumberdaya manusia unggul dan kompetitif untuk pemimpin masa depan yang akan mengantarkan bangsa ini siap berkompetisi dalam era hiperkompetisi.
Rosulullah dengan tepat mendiagnosa kekalahan dan akibat-akibat kekalahan di perang Uhud itulah pasukan Islam selalu menang di peperangan-peperangan setelahnya. Masa depan HMI, kemenagan hanya akan kita raih jika kita betul-betul memenuhi sebab-sebab agar menang. Momentum Milad HMI Ke 76 ini adalah waktu yang tepat untuk merancang agenda besar dalam satuan waktu yang panjang. Dinamika internal mesti mendewasakan setiap kader. Riak-riak internal haruslah dimaknai sebagai bumbu penyedap dari suatu masakan yang hendak matang. Agar agenda besar jangka panjang bisa dirancang secara bersama-sama.
Wallahu A’alam Bishowab.
_________
*) Artikel ini didedikasana untuk dipublis di Koran PR Priangan
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan; Penulis buku: Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen. Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/store/books/author?id.