PILIHAN JUDUL TESIS
Refleksi Sidang Munakosyah 4 Agustus 2022
Rasionalisasi
Tulsan ini dilatarbelangi oleh fenomena ujian munaqasyah Tesis Kamis 4 Agustus 2022 yang diketahui dari 4 peserta sidang tidak satupun pengunji yang mengiyah kan judul yang mereka tulis. Hemat saya ini perlu diberi pengetahuan tentang perbedaan Skripsi Tesis dan disertasi.
Apabila mengkaji peraturan pemerintah tentang Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dan Badan Standar Nasional Pendidikan 2013, menyebutkan penjelasan tentang tiga jenjang ialah strata satu (Sarjana), strata dua (Magister), dan strata tiga (Doktor) harus memenuhi standar kompetensi yang mencakup aspek: (a) sikap dan tata nilai; (b) penguasaan pengetahuan/keilmuan; (c) keterampilan kerja umum; dan (d). keterampilan kerja khusus.
Selanjutnya, dalam penulisan karya ilmiah setiap jenjang pendidikan S1, S2, dan S3 dituntut membuat laporan karya ilmiah dengan kriteria tertentu. Pada prinsipnya strata satu dituntut dapat melaporkan kajian ilmu pengeahuan atau teknologi. Strata dua dituntut mengembangkan ilmu pengetahuan dan atau teknologi. Strata tiga dituntut menemukan atau menciptakan ilmu pengetahuan atau teknlogi. Bacahttps://a.rusdiana.id/wp-admin/post.php?post=3369&action=edit
Program sarjana mampu: mengkaji pengetahuan dan atau teknologi di bidang keahliannya berdasarkan kaidah keilmuan, atau menghasilkan karya desain/seni beserta deskripsinya berdasarkan kaidah atau metoda rancangan baku, yang disusun dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir. Program magister mampu: mengembangkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi di bidang keahliannya melalui penelitian ilmiah, atau menghasilkan karya desain/seni beserta konsep kajian yang didasarkan pada kaidah desain/seni, yang disusun dalam bentuk tesis. Program doktor mampu: menemukan atau menciptakan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi di bidang keahliannya melalui penelitian ilmiah dengan pendekatan inter, multi atau transdisipliner, yang disusun dalam bentuk disertasi.
Suparman (2013), dalam bukunya yang berjudul Aplikasi Komputer dalam Penyusunan Karya Ilmiah membahas tentang skripsi, tesis, dan disertasi secara rinci berdasarkan berbagai sumber. “Karya ilmiah yang merupakan karya formal, dan dibimbing, serta memenuhi persyaratan dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi”[1]. Banyak di jumpai bahwa skripsi mempunyai kualitas seperti tesis, bahkan seperti disertasi. Tidak jarang pula dijumpai hal sebaliknya, disertasi seperti tesis, bahkan sama dengan skripsi.
Perbedaan yang dapat di uraikan antara skripsi, tesis, dan disertasi diuraikan sebagaimana tulisan berikut ini. Perbedaan Skripsi, Tesis dan Disertasi antara lain dapat ditemukan pada sumber di Article Perbedaan-Skripsi-Tesis- dan-Disertasi. yang di retrieved pada 6 September 2012, menunjukkan bahwa ketiga jenis karya ilmiah tersebut mempunyai cirri sebagai berikut:[2]
- Skripsi menjawab apa (kajian),
- Tesis menjawab apa dan mengapa (pengembangan),
- Disertasi itu menjawab apa, mengapa dan bagaimana (menemukan atau menciptakan).
Contoh tentang penelitian daun katuk dalam menurunkan kolesterol telur.
- Skripsi hanya menjawab pertanyaan apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur?
- Tesis itu menjawab dua pertanyaan, yaitu: (a) apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur dan; (b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol.
- Disertasi menjawab tiga pertanyaan, yaitu: (a) apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur?; (b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol telur? dan; (c) bagaimana cara (mekanisme) daun katuk menurunkan kolesterol telur?
Contoh lain tentang pemanfaatan “Sumur Wakaf Suparman” di Tempuran Gadog bagi masyarakat sekitar dan para pengunjung ritualan. Pada awalnya pembangunan sumur ini ditentang, karena dianggap sangat aneh membuat sumur di pinggir kali dan tidak jauh dari lokasi sumur ada mata air yang dapat diakses oleh masyarakat. Kemudian setelah selesai pembuatan sumur wakaf tersebut, dan ternyata sumur itu mempunyai sumber air yang bermutu sangat bagus. Bahkan dapat diminum secara langsung dan dipercayai sebagai obat.
- Skripsi hanya menjawab pertanyaan apakah “Sumur Wakaf Suparman” bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan para pengunjung ritualan?
- Tesis itu menjawab dua pertanyaan, yaitu a) apakah “Sumur Wakaf Suparman” bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan para pengunjung ritualan? dan; b) mengapa “Sumur Wakaf Suparman” bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan para pengunjung ritualan?
- Disertasi menjawab tiga pertanyaan, yaitu: a) apakah “Sumur Wakaf Suparman” bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan para pengunjung ritualan? dan; b) mengapa “Sumur Wakaf Suparman” bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan para pengunjung ritualan? dan; c) bagaimana “Sumur Wakaf Suparman” bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan para pengunjung ritualan?
Berikut dikemukakan aspek-aspek yang dapat membedakan skripsi, tesis, dan disertasi, terutama yang merupakan hasil penelitian kuantitatif. Dalam artikel bersumber dari http:// www. mediaskripsi. com/ beda-tesis-dan-disertasi. php menyebutkan bahwa secara akademik skripsi, tesis dan disertasi memiliki persamaan yaitu merupakan dokumen tertulis yang merupakan tugas akhir para mahasiswa, mengikuti kaidah penulisan yang baku dan sistematis, dan menggunakan metode ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan di depan dosen pembimbing dan penguji. Skripsi adalah Tugas akhir jenjang sarjana (S1), Tesis adalah Tugas akhir jenjang Magister (S2) sedangkan Disertasi (S3) merupakan Tugas akhir jenjang Doktor (S3, jenjang tertinggi akademik). Skripsi adalah tugas akhir calon sarjana dengan level sebagai peneliti pemula atau pembelajaran menjadi peneliti, dimana bobot penelitian dan ketajaman analisis paling rendah dibandingkan dengan Tesis atau Disertasi.
Namun demikian banyak pula mahasiswa yang belum mengerti perbedaan di antara ketiganya. Pada skripsi, kajian deskriptif atau paparan lebih dominan dibandingkan dengan kajian analitis. Disamping itu pada skripsi jumlah rumusan masalah biasanya sekitar 1 atau 2 rumusan masalah, sedangkan tesis biasanya minimal 3 rumusan masalah. Kemudian untuk doktor lebih dari 3 rumusan masalah dengan bobot ilmiah yang paling tinggi dibandingkan yang lain (Lihat Tabel.1) berikut:
Menentukan Judul
Peneliti pada saat menentukan judul, bagaikan seorang calon ayah atau calon ibu baik secara individual maupun secara bersama sama akan memberikan nama anaknya yang masih dalam kandungan. Banyak buku terbit yang berjudul memberikan nama bayi yang akan lahir, yang diwarnai islam, protestan, katolik, dll. Terkadang begitu mudahnya, atau begitu sulitnya, dan tidak pernah didapatkan. Saking sulitnya banyak pasangan yang pergi ke Kiai, pendeta, pastur, soho, bante, bahkan ke paranormal atau dukun sekalipun. Baru mendapatkan nama calon anaknya yang akan lahir. Situasi ini analog, sama halnya dengan peneliti dalam menentukan judulnya.
Peneliti dalam menentukan judul sangat berhubungan erat dengan topik dan tema nya. Topik berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat atau pokok pembicaraan sebagai landasan laporan suatu artikel. Kemudian tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan dan ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh peneliti melalui laporannya. Jadi tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi laporan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan karya ilmiah itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh peneliti.
Sebelum menentukan judul peneliti menyusun rumusan masalah secara spesifik, jelas, dan meyakinkan. Masalah sendiri merupakan gap antara apa yang seharusnya dan apa yang terjadi, teori dan praktek, aturan dan pelaksanaan, rencana dan pelaksanaan, pengalaman lampau dan sekarang. Penelitian yang baik, mempunyai pokok permasalahan yang baik dan dirumuskan dalam silogisme yang benar, tidak goyah pada permasalahan yang muncul belakangan, walaupun dirasakan sangat menarik. Judul yang baik mencerminkan rumusan masalah yang akan dicari jawabannya, subyek penelitian, wilayah penelitian, waktu penelitian, dan alat analisis/software yang digunakan. Judul merupakan miniatur isi bahasan. Judul diusahakan tidak lebih dari tiga baris, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Dalam bentuk pernyataan singkat (max. 20 kata), padat, jelas, mencerminkan variabel dan materi yang diteliti. Judul penelitian dapat merupakan hasil perumusan hipotesis yang ada dalam penelitian.
Gambar 1. Proses penentuan judul
Sumber: diadaftasi (Abdullah, dkk. 2015)
Judul penelitian merupakan gerbang bagi pembaca sebuah laporan penelitian. Judul penelitian juga dapat menggambarkan interaksi antar dua variabel atau lebih, baik membedakan (pengaruh) atau menghubungkan (keterkaitan). Judul mempunyai unsur yang terdiri dari variabel yang diteliti ialah variabel dependen dan independen, tempat dan tahun penelitian. Judul harus dapat menggambarkan “isi” dari apa yang sedang diteliti, menggambarkan hubungan variabel dependen dengan variabel independent, mempunyai daya tarik, sehingga orang mau membaca keseluruhan isinya. Contoh: Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mahasiswa Program Studi XYZ pada Perguruan Tinggi KLM, di Jakarta tahun 2013.
Selanjutnya perlu diperhatikan daftar variabel dibawah ini dalam menyusun judul penelitian.
Variabel Terikat
- Hasil Belajar
- Prestasi Belajar
- Hasil Nilai UAN
- Kemmuan membaca, menuis, mendengrkan
- Pretes
- Postes
- Nilai UTS
- Nlai UAS
- dll
Variabel Eksperimen
- Metode Pembelajaran {Diskusi, Pemecahan Masalah, Ceramah, Inquiry},
- Model Pembelajar {Jigsaw, TGT, STAD, TAI},
- Media {ICT, Pesona, Model, Gambar},
- Pendekatan {Kontekstual, Konseptual, Deduktif, Induktif, Siswa Oriented, Guru Oriented, Pemecahan masalah},
- Strategi pembeajaran
- dll
Variabel Atribute (Menempel pada diri siswa)
- Motivasi
- Minat
- Kebiasaan
- Disiplin
- Konsep diri
- Percaya diri
- Efikasi
- Gaya belajar {kognitif, visual, kenestetik}
- Gaya kognitf {dep vs indep. Ekstropet vs intropet}
- Karakter {melangkoli, sanguinis, flegmatis, dan koleris}
- IQ { ada 8 kategori}
- SQ
- EQ
- SosQ
- Persepsi atas ….
- Dll..
Sumber diadaftasi dari: Kumpulan Contoh Judul Tesis S2 Manajemen Pendidikan Islam UIN Lampung
Selengkapnya dapat di unduh dalam:https://www.nafiriz.com/2022/04/contoh-judul-tesis-s2-manajemen-pend-islam-uin-lampung.html
Sebayak apapun contoh judul di atas, untuk kepentingan itu bagi penyusunan tesis Pasca UIN Bandung mangacu pada Buku Panduan Tahun 2021. mengenai Peta Wilayah Kajian Tesis Prodi Manajemen Pendidikan Islan Jenjang S.2 (pada hal 154-157).
Ednot
[1] Suparman, Aplikasi Komputer dalam Penyusunan Karya Ilmiah membahas tentang skripsi, tesis, dan disertasi. (Jakarta: Pustaka Mandiri, 2013), 113
[2] Abdullah, dkk. “Pilihan Judul Tesis: Kajian Deskripsi Tesis Pada Universitas XYZ Di Jakarta” Jurnal Formatif. 3 (3): (Maret 2015), 185. 184-196.