BAHASA IBU UNTUK MECERDASKAN BANGSA
A.Rusdiana
Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN SGD Bandung
Tidak dapat disangkal lagi, saat ini, sedang berkembangnya globalisasi abad 21 yang bertumpu pada kompetisi ekonomi berbasis ilmu, teknologi dan komunikasi. Menuntut Negara berkembang seperti Indonesia agar bisa bersaing di dunia global. Hal ini memberikan dampak terhadap dunia pendidikan, mendorong para ahli pendidikan untuk menganjurkan agar pendidikan melakukan adaptasi dengan perubahan global yang sesuai dengan tujuan konsep pendidikan untuk ”mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan selamanya terus melaju menembus peradaban. Kemajuan global yang terus menuntut habis-habisan kecerdasan intelektual dan kecanggihan dalam menuangkan ide- ide, haruslah diimbangi dengan pembenahan-pembenahan dalam pendidikan termasuk diantaranya memiliki keunggulan kompetitif (Sanyoto, 2000: 23).
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional untuk“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasiomal bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”(USPN,20/2003). Selamjutnya; “pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya” (BSNP, 2010:39).
Komferensi International pertama tentang pendidikan islam di Mekkah tahun 1977, merumuskan tujuan Pendidikan Islam, betujuan mencapai pertumbuhan keperibadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, dari manusia yang rasional; perasaan dan indera. Karena itu pendidikan harus mencakup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya: spiritual, intlektual, imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa, baik secara individual maupun secara kolektif, dan mendorong semua aspek ini kearah kebaikan dan mencapai kesempurnaan“ (Azra,1999:57).
Suatu kebudayaan ataupun peradaban yang hidup tidak hanya cukup dengan berdiri tegak saja, ia perlu tumbuh, bercambah, berubah, bergerak, dan dinamik. Relevan dengan tema peringantan Hari Bahasa Ibu Internasional tahun 20022; “Jadikan Bahasa Ibu sebagai Identitas dan Kekayaan nilai Kehidupan”. Oleh sebab itu, di samping bahasa ibu sebuah bahasa asing yang lebih luas dan lebih kaya diperlukan, yang dapat menghubungkan kita dengan negara luar, yang menjadi satu rukun untuk membawa kita kepada kemajuan dan kecerdasan (Natsir, 1973 dalam Jarudin, 2016:125). Untuk itulah dalam konsep Pendidikan Moh Nastsir, meletakan posisi bahasa ibu sebelum institusi pendidikan, tampak pada gambar berikut:
Gambar 1: Konsep Pemikiran Muhammad Natsir tentang Pendidikan
Sumber: diadaftasi dari Moh. Natsir (dalam Jarudin, 2016)
Bahasa yang menjadi sorotan Muhammad adalah “bahasa yang mampu dan biasa mencerdaskan bangsa. Dalam hal ini, Muhammad Natsir menyimpulkan bahwa bahasa yang bisa mencerdaskan tersebut adalah bahasa ibunya. Bahasa yang dimaksud adalah bahasa bangsa. Bangsa Indonesia adalah harus berbahasa Indonesia Dengan menyenangi bahasa bangsanya secara tidak langsung dia telah mempraktekkan cinta terhadap tanah airnya”. Namun, walau demikian (Natsir (1973) dalam (Durhan, 2018). Maksud Natsir “bukan lantas membelenggu anak bangsa hanya menguasai bahasa dirinya, tetapi belajar bahasa asing juga dianjurkan. Namun, belajar bahasa asing harus diukur dengan kemampuan dan kebutuhannya” (Ajib Rosyidi,1990: 211).
Selanjutnya Natsir dalam (Jarudin, 2016), menjelaskan tentang kedudukan bahasa: Pertama; Bahasa Ibu sebagai bahasa Kebangsaan; Seorang terpelajar mestilah menguasai bahasa ibu dengan baik dan benar. Bahasa ibu adalah dasar untuk mencerdaskan suatu bangsa yang sangat erat hubungannya dengan aliran berfikir, selain itu bahasa ibu juga merupakan tonggak dari kebudayaan. Jatuh-bangunnya suatu bangsa bergantung pada jatuh-bangunnya bahasa bangsa itu sendiri. Karena itu masalah bahasa adalah salah satu persoalan yang terpenting. Bahasa ibu adalah bahasa kita sendiri yang akan menjadi syarat tertegaknya kebudayaan. Suatu kebudayaan yang hidup tidak hanya cukup dengan berdiri tegak saja, ia perlu tumbuh, bercambah, berubah, bergerak, dan dinamik.
Kedua; Bahasa Asing sebagai bahasa Penghubung; Di samping bahasa ibu sebuah bahasa asing yang lebih luas dan lebih kaya diperlukan, yang dapat menghubungkan kita dengan negara luar, yang menjadi satu rukun untuk membawa kita kepada kemajuan dan kecerdasan. Biasanya, apabila disebut bahasa asing, maka kita akan teringat kepada bahasa Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, tetapi tidak dengan bahasa Arab. Bahasa Arab bagi kita di Asia Tenggara bukanlah satu bahasa yang dianggap sebagai bahasa asing, sebagaimana bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Prancis dan lain-lain. Hal ini karena bahasa Arab sudah terjalin erat dengan bahasa Indonesia, Melayu dan bahasa daerah.
Ketiga; Bahasa Arab Sebagai Bahasa Ilmu; Sebelum bahasa Belanda menjadi penghubung dengan dunia luar dan bahasa Inggris mulai dipelajari dan diajarkan di kalangan bangsa Melayu, berabad-abad yang lalu kita telah mempunyai satu bahasa perhubungan, yang menghubungkan kita dengan sumber kebudayaan luar, yaitu bahasa Arab. Banyak kitab-kitab agama ditulis dalam bahasa Melayu atau bahasa daerah dengan mengunakan huruf Arab (tulisan Jawi), dan bahkan bahasa Indonesia dan Melayu banyak menggunakan kosakata yang diadaptasi dari bahasa Arab.
Bahasa Arab tidak hanya menjadi bahasa agama semata, tetapi telah menjadi bahasa dunia, bahasa kebudayaan, dan bahasa pemangkin kecerdasan. Selanjutnya, bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa penghubung dan bahasa penyatuan kaum Muslim. Bahasa Arab juga suatu bahasa pendidikan dan kebudayaan yang utama, jika dibandingkan dengan bahasa Yunani dan Sanskrit.
Bagi umat Islam sendiri, bahasa Arab mempunyai fungsi khusus karena kerena al-Qur’an dan al-Sunnah yang menjadi sumber utama ajaran Islam adalah dalam bahasa Arab. Maka menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam untuk mempelajari dan mendalami bahasa Arab. Peranan dan kedudukan bahasa Arab khususnya dalam dunia pendidikan, dapat dikatakan bahwa dalam mencapai kecerdasan dan kemerdekaan dalam berfikir, bahasa Arab merupakan satu alat pencerdasan yang terawal, lebih murah dan tidak kalah faedah dan mamfaatnya jika dibandingkan dengan bahasa asing yang lain. Di samping itu juga bahasa Arab adalah bahasa al-Qur’an dan al-Sunnah, menjadi bahasa persatuan yang tidak mungkin dicari gantinya, bahasa kunci dari pada perbendaharaan ilmu dan pengertian agama Islam. Amatlah besar kerugian dan kerusakan yang menimpa apabila bahasa Arab diabaikan dan dikesampingkan. Wallau A’lam Bishawab.
Referensi
Azyuwardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan modernisasi menuju meilenium baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, hal. 57
Natsir, Selekta. Jakarta: (Bulan Bintang 1973); 130
Jarudin. (2012). Pemikiran Sosio Politik Muhammad Natsir: Satu Kajian Relevansi. Disertasi Universiti Kebangsaan Malaysia.
Jarudin. Konsep Pendidikan Muhammad Natsir Dan Relevansi-Nya Dengan Konsep Pendidikan Abad 21. Prosiding Seminar Nasional Biologi Edukasi 2016 SEMNAS Bio-Edu-1.Pembelajaran Masa Depan Melalui Stem Education” (Padang, 30 April 2016).
Suyanto, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Melenium III (Yogyakarta: Adi Citra, 2000), 23
Durhan “Meretas Kembali Pemikiran Muhammad Natsir (Praktek Pendidikan Integral, Harmonis Dan Universal)” AL HIKMAH Jurnal Studi Keislaman, 8:1 (Maret 2018).65-78.
IDENTITAS PENULIS:
Prof. Dr. H. A. Rusdiana, M.M. : Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN SGD Bandung; Pendiri dan Pengembang Yayasan Pendidikan Al-Mishbah Cipadung Bandung (sejak tahun 1984-sekarang) dan Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan Kab. Ciamis. (sejak tahun 1994-sekarang).
Penulis Buku Manajemen Pengembangan Human Capital ditebitkan oleh Yarama Widya Bandung Tahun 2020.
Alamat:Kompleks Perguruan Islam Al-Misbah. RT. 01/RW 11. Kelurahan Cipadung Kecamatan Cibiru-Kota Bandung. Jabar. email; rusdiana@uinsgd.ac.id. Website: https://a.rusdiana.id.- http://tresnabhakti.org.
Catatan;
dikirim ke MO disdik jabar tanggal 21 Feb 2022. Fublis 22 Feb 2022