MEMBAGUN GENERASI MILINEAL BERJIWA AT-THARIQ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kita dengan menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan larangan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW begitu juga keluarganya para sahabatnya serta kita selaku umatnya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Memahami Makna At-Thariq, Thariqah
Ada hal yang menarik dari kata at-Thariq, terutama bagi saudaraku yang pernah pergi ke dua Tanah Suci (haramain) dalam rangka menunaikan ibadah haji atau umrah. Yaitu saat para petugas kebersihan kedua Tanah Suci tersebut ingin menerobos kerumunan jamaah, maka mereka bilang thariq, thariq, thariq, artinya kurang lebih kasih jalan.
Begitu juga para pengajar yang mendapatkan kesulitan untuk memberikan suatu pemahaman terhadap siswanya maka dia berupaya untuk mencari terobosan atau pola menuju kemudahan dengan waktu yang efektif, maka hal ini disebut metode atau thariqah.
Dalam dunia tasawuf upaya seorang salik menembus jalan untuk merasakan nikmatnya rohani saat berkomunikasi dengan Rabb-nya melalui praktik ibadah berdzikir serta ibadah-ibadah yang lainnya, maka hal ini disebut thariqah atau dalam bahasa Indonesia tarekat.
Surat At-Thariq salah satu surat yang ada di dalam Al-Quran dan dari golongan surat Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah. Surat At-Thariq merupakan surat yang ke-86, yang terdiri dari 17 ayat yang menjelaskan mengenai beberapa hal tentang kehidupan manusia. Surat At Thariq memiliki pokok-pokok kandungan yang harus dipahami umat Muslim. Ust Ahsani (2020: 102), kandungan Surat At Thariq antara lain:
- Tiap-tiap jiwa selalu dipelihara dan diawasi Allah SWT.
- Manusia hendaknya merenungkan asal kejadian diri sendiri, yaitu dari air mani yang akan menghilangkan sifat sombong dan takabur.
- Allah SWT berkuasa menghidupkan manusia kembali pada Hari Kiamat. Pada waktu itu tidak ada kekuatan yang dapat menolong selain Allah SWT.
- Al Quran adalah pemisah antara yang hak dan yang batil.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Mari kita perhatikan firman Allah Taala yang ada dalam Surat at-Thariq ayat 1-3;
وَٱلسَّمَآءِ وَٱلطَّارِقِ، وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلطَّارِقُ، ٱلنَّجۡمُ ٱلثَّاقِبُ
Artinya: “Demi langit dan demi at thariq, dan apa yang engkau ketahui tentang at-thariq itu, yaitu bintang yang tajam cahayanya menembus kegelapan malam.(QS.at-Thariq [86]:1-3).
Lafadz at-Thariq merupakan isim fa’il yang berarti mengetuk atau memukul dengan palu. Maka hal inilah yang membikin decak kagum astronot dari Cina pada saat berada di luar angkasa. Dia mendengar ada benda di luar angkasa sana mengeluarkan bunyi sebagaimana orang mengetuk atau memukul dengan palu.
Melalui penelitian oleh Jocelyn Bell Burnell, mahasiswa doktoral bersama pembimbingnya Antony Hewish di Universitas Cambridge pada tahun 1967, ditemukan adanya sinyal radio yang terpancar secara teratur dari luar angkasa. Namun demikian, pada saat itu belum diketahui benda langit mana yang menjadi sumber getaran tersebut. Jocelyn Bell (ketika itu belum menyandang nama Burnell, suaminya) menandai rekaman yang diperolehnya dengan LGM, kependekan dari Little Green Men, sebab sinyal tersebut seperti sebuah pesan datang dari sebuah pemancar yang disampaikan oleh makhluk cerdas (intellegent life). Tidak lama kemudian, pulsar ini diinterpretasikan berasal dari bintang neutron yang berotasi dan terisolasi. Massa bintang yang sedang menuju ‘kematiannya ini sangat padat dimana digambarkan materi pulsar seukuran satu sendok teh memiliki berat 1 miliar ton, dan memiliki gravitasi yang demikian besar. Bintang-bintang ini, yang berubah menjadi pulsar melalui ledakan supernova, termasuk benda-benda langit yang paling terang dan bergerak paling cepat di ruang angkasa. Sejumlah pulsar berputar 600 kali per detik. Bila bintang ini terus menuju keruntuhannya, maka lahirlah apa yang dikenal sebagai black hole (lubang hitam). Apabila teleskop radio ini dihubungkan dengan ‘loud speaker maka akan terdengar seperti suara orang mengetuk pintu (ath-thariq), yang berasal dari bintang sedang membuat lubang, untuk kemudian menjadi lubang hitam. Lantas kekagumannya atas peristiwa yang dialaminya dia ungkapkan pada saat dia mendarat di bumi. Betapa terkejutnya dia ternyata peristiwa yang dia alami itu sudah diberitakan oleh Allah Ta’ala dalam al-Quran, mengingatkan bahwa setiap jiwa ada penjaganya. Bahwa apa yang difirmankan Allah sebelumnya, tentang bintang-bintang, adalah haqq, maka firman Allah bahwa setiap jiwa ada penjaganya adalah haqq. Ayat ini merupakan peringatan bagi manusia untuk selalu sadar bahwa Allah senantiasa mengamati.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Proses Kehidupan Manusia
Pada ayat yang kelima Allah Taala mengajak kita untuk memperhatikan dari apa manusia diciptakan.
فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ – ٥
Artinya: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan.”(QS.at-Thariq [86]:5).
Dan Allah memberikan penjelasan, manusia diciptakan dari air (sperma) yang memancar kuat yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada. Kuatnya rangsangan yang dialami seorang laki-laki menjadikan spermanya mamancar kuat dan menjumpai sel telur sehingga memiliki daya lesat menembus ke dalam rahim perempuan sebagaimana kuatnya cahaya bintang menembus kegelapan malam. Setelah melalui proses embriologi dari satu fase ke fase berikutnya yang sangat mengagumkan itu lalu terlahirlah manusia ke dunia sebagai bayi yang masih fithrah.
Seiring dengan perjalanan waktu bayi mulai tengkurap, merangkak, belajar berdiri hingga akhirnya bisa berdiri tegak dan bahkan berlari dengan kencang yang dari waktu ke waktu umur mulai beranjak remaja dan tanpa terasa sudah usia senja.
Yang tadinya berdiri tegak perlahan mulai berubah agak merunduk, gigi yang tadinya kuat mulai goyah dan tanggal, pandangan mata pun mulai buram, suara kian gemetar dan terkadang pendengaran mulai terganggu. Saatnya ajal yang telah Allah Taala tentukan pun tiba.
Maka tahap berikutnya Allah menunjukkan kekuasaan-Nya untuk menghidupkan kembali manusia dari alam kuburnya sebagaimana at-Thariq yang cahaya menembus kegelapan malam.
Setelah itu manusia digiring ke sebuah padang mahsyar untuk kemudian diungkaplah segala hal yang dulu mereka rahasiakan, disingkapkan semua aibaibnya sehingga semuanya bisa menyaksikannya.
Dan terungkapnya rahasia-rahasia itu bagaikan cahaya bintang at-Thariq yang menembus kegelapan malam. Sehingga tidak ada satupun makhluk yang memiki kekuatan untuk menutupinya dan tak ada satupun makhluk yang mampu untuk menolongnya. Itulah maksud firman Allah Ta’ala;
يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ، فَمَا لَهُ مِنْ قُوَّةٍ وَلَا نَاصِرٍ
Artinya:“Pada hari dinampakkan segala rahasia. Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong” (QS. at-Thariq [86]: 9-10).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Rahmat Hujan
Berikutnya Allah Ta’ala di dalam menurunkan hujan itu dengan cara memendarkan cahaya matahari ke bumi sehingga terjadi proses penguapan air-air yang ada di bumi menuju langit, berupa gelembung-gelembung yang tak bisa dilihat oleh mata biasa.
Lalu Allah kirimkan angin untuk menerbangkan butiran debu yang halus untuk dikawinkan dengan gelembung-gelembug uap air, hingga terjadilah letusan-letusan pada masing-masing gelembung-gelembung itu dan jadilah letusan-letusan itu menjadi bakal awan yang tipis.
Kemudian Allah mengirimkan angin untuk menghalau awan tipis itu hingga bertumpuk tumpuk menjadi awan yang tebal kemudian dari celah-celah awan yang tebal itu turunlah butiran-butiran air hujan kembali ke bumi bagai awan yang diperas hingga hujan terjadi deras.
Turunnya hujan membasahi bumi sehingga menjadikan bumi yang sekalipun kering kerontang pun berubah menjadi subur dan tumbuhlah aneka ragam pepohonan, tetanaman serta bunga bunga yang indah mempesona. Kemampuan uap air naik ke langit hingga kembali ke bumi berupa hujan serta kemampuan tunas-tunas tanaman yang masih lunak mampu menerobos lapisan tanah itu bagai cahaya bintang yang menembus kegelapan malam.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Allah Ta’ala berfirman:
اِنَّهٗ لَقَوْلٌ فَصْلٌۙ – ١٣
Aritnya: “Sesungguhnya al-Quran itu benar-benar firman pemisah antara yang hak dan yang bathil.” (QS.At-Tariq [86]:13)
Al-Quran yang diturunkan Allah dari Lauhul Mahfudh menembus kegelapan malam serta kegelapan zaman sehingga dengan cahaya al-Quran yang terang dan mulia menjadikan malam itu menjadi malam yang diberkahi dan memiliki nilai lebih baik daripada seribu bulan.
Dengan al-Quran yang diajarkan oleh Rasulullah kepada kaum jahiliah dengan penuh kesabaran yang pada akhirnya menerima al-Quran sebagai lentera kehidupan. Kemampuan al-Quran menembus menerangi hati sanubari yang gelap atau jahiliah sehingga menjadi jiwa-jiwa yang berperadaban yang penuh dengan kedamaian, hal itu seperti cahaya bintang menembus kegelapan malam.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Negeri ini sangat Butuh Generasi Milineal ber Jiwa At-Thariq
Pada dasarnya negeri Indonesia yang kita cintai ini membutuhkan banyak jiwa-jiwa bagai at-thariq yang kehadirannya diharapkan mampu menerobos serta membongkar tembok tembok tirani, keculasan, kebohongan yang begitu masif. Ketidakadilan serta kebodohan yang akut yang justru mereka mendapatkan panggung kekuasaan dengan begitu mudahnya walau dengan dipenuhi bau anyir ketidakjujuran dan kemunafikan: Maka dari itu, dalam kesempatan ini paling tidak sedikitnya dibutuhkan 4 tipe Generasi-generasi yang memeiliki jiwa at-thariq, antara lain:
Pertama: Pemilik jiwa at-thariq tidak akan merasa takut ancaman, teror serta apapun yang menghalangi tertembusnya cahaya kebenaran, yang nantinya negeri yang kelam menjadi tercerahkan dengan cahaya kebenaran dan iman. Bukankah? saat kebenaran itu datang dengan teroganisir atau berjamaah maka ia akan menjadi air bah yang akan melenyapkan segala bentuk kebathilan, insyaallah. Karena ia yakin bahawa firman Allah SWT., dalam surah At-Tariq ayat 4, berbunyi;
اِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌۗ – ٤
Artinya: “Setiap orang pasti ada penjaganya”. (QS.At-Tariq [86]: 4).
Demi itu semua, setiap orang pasti ada malaikat yang ditugasi oleh Allah sebagai penjaganya. Malaikat itu mencatat apa saja yang dilakukan oleh setiap individu, baik itu kebaikan maupun keburukan. Catatan itu akan menjadi bukti pada hari perhitungan kelak.
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa setiap orang ada penjaga dan pengatur keperluannya dalam seluruh perjalanan hidupnya hingga ajalnya tiba. Mengenai penjaga manusia ini, terdapat dua pengertian, yaitu: malaikat memperhatikan dan menghitung perbuatan manusia, dan malikat selalu mendampingi setiap saat dan memelihara kehidupan sehari-hari,
Kedua: Pemilik jiwa-jiwa at-thariq bukanlah jiwa yang haus kekuasaan serta materi yang menyilaukan. Karena ia yakin bahawa firman Allah SWT., dalam surah At-Tariq ayat 13, berbunyi:
اِنَّهٗ لَقَوْلٌ فَصْلٌۙ – ١٣
Artinya”…..”sungguh, (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan yang batil)” (QS.At-Tariq [86]:13).
Ketiga: Pemilik jiwa at-thariq bukanlah jiwa yang ciut nyali yang dengan sekali bentakan penguasa saja sudah ketakutan. Ia yakin bahwa setiap orang pasti ada penjaganya. Terlebih dalam melakukan kebenaran Firman Allah SWT., dalam surah At-Tariq: 4, berbunyi:
اِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌۗ –
Artinya”…..”setiap orang pasti ada penjaganya” (QS.At-Tariq [86]: 4).
Penjaga dari malaikat yang selalu mendampingi setiap saat dan memelihara kehidupan sehari-hari, sebagaimana firman Allah:
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ
Artinya: ”Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah”. (QS. ar-Ra’d [13]: 11).
Keempat: Jiwa at-thariq itu jiwa yang tak akan berhenti menyuarakan kebenaran walau di hadapan penguasa yang jahat. Bukankah Nabi kita Muhammad SAW telah bersabda:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ
Artinya: “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang dhalim, atau pemimpin yang dhalim” (HR Abu Dawud No. 3781).
Jiwa At-Thariq: Para Pendiri Negeri/sebagai The Founding Fathers
Alhamdulillah, sejarah Indonesia telah mencatat bahwa…”Bapak-bapak bangsa Indonesia sering disebut sebagai The Founding Fathers adalah julukan bagi 68 orang tokoh Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing dan berperan dalam perumusan bentuk atau format negara yang akan dikelola setelah kemerdekaan. Mereka berasal dari berbagai macam latar belakang pendidikan, agama, daerah, dan suku/etnis yang ada di Indonesia”. Mereka dianggap sebagai manusia-manusia yang unggul dalam pemikiran, visi, dan intelektualisme. Mereka telah membuktikan sebagai jiwa-jiwa at-thariq.
Jiwa At-Thariq: sesungguhnya Jiwa yang membawa sebuah perubahan yang mencerahkan, mewujudkan persyarikatan menjadi organisasi/Negara besar di dunia ini. Pastilah mereka menghadapi rintangan-rintangan, namun mereka terus bergerak dan menerobos untuk mewujudkan “sebuah negeri yang baik”
ۗبَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ
Artinya: “……negeri yang baik” (QS. as-Saba’[34]: 15). “sebuah negeri yang baik” dimaknai sebagai negara yang “gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja” (yang dicontohkan Allah, SWT., dalam Surat as-Saba).
Dalam kesempatan ini khotib berdo’a “Semoga para pemimpin negeri ini terus menerus tanpa kenal lelah seperti yang telah ditanamkan dan dicontohkan para The Founding Fathers negeri ini, senantiasa menyuarakan serta memperjuangkan kebenaran sebagaimana telah diamanatkan para pendahulunya, “dengan tidak pernah menjual eceran persyarikatan ini dengan harga duniawi”. Negeri ini semakin dewasa, matang dan cerdas serta semakin tangguh dalam membangun peradaban negeri ini. Amin.
أَقُوْلَ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هَوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ